Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Penelitian
4656
Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan bagi siswa, guru dianggap sebagai sumber informasi, sedangkan siswa hanya sebagai subjek yang harus menerima materi pelajaran yang
diberikan oleh guru. Akibatnya siswa memiliki banyak pengetahuan tetapi tidak pernah dilatih untuk menemukan pengetahuan dan konsep sehingga siswa cenderung lebih cepat bosan dalam mengikuti pelajaran, serta cepat lupa dengan materi pelajaran
yang diajarkan. Masalah demikian dapat diatasi dengan cara menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan IBL dalam kegiatan pembelajaran, karena dengan pendekatan ini siswa dilibatkan secara aktif dalam kegiatan. Dari uraian diatas dapat
diketahui bahwa model pembelajaran IBL mempunyai banyak kelebihan dibandingkan dengan metode ceramah. Adapun kelebihan model pembelajaran dengan pendekatan IBL ini menurut Roestiyah 2001: 76-77 adalah:
a. Dapat membentuk dan mengembangkan “
self-concept
” pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru. c. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya sendiri. e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi merangsang. g. Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. i. Siswa dapat menghindari dari cara-cara belajar yang tradisional.
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. Disamping kelebihan yang telah disebutkan diatas, pendekatan IBL juga mempunyai kekurangan antara lain:
a. Diharuskan adanya kesiapan mental pada siswa. b. Perlu adanya proses penyesuaian adaptasi dari metode tradisional ke pendekatan ini.
3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Hasil Penelitian
Siswa yang telah mengikuti pembelajaran tiga kali pertemuan
postest
sesuai dengan pendekatan IBL dilakukan ujian. Berdasarkan hasil ujian tersebut diperoleh rata-rata skor
pretest
siswa kelompok eksperimen yaitu 50 dari skala 100 dan rata- rata skor
posttest
-nya yaitu 85,50. Dengan menggunakan uji perbedaan dua rata-rata uji-t diperoleh hasil skor rata-rata
pretest
dan
posttest
pada kelompok eksperimen berbeda secara signifikan pada taraf kepercayaan 99. Dengan demikian dapat disimpulkan, pembelajaran Astronomi dengan pendekatan inkuiri dan eksplorasi dalam penelitian ini dapat meningkatkan
pengetahuan siswa secara signifikan. Besarnya peningkatan yang diperoleh cukup tinggi yaitu rata-rata 47,33 poin dari skala 100 atau diperoleh
normalized gain
skor rata-rata sebesar 72. Tabel 1. Uji Perbedaan Skor rata-rata Ujian
Kelompok Uji
Kelompok perlakuan
Rata- rata
SD Selisih
t Sig.
Keterangan Kelompok
Eksperimen
Pretest
50,00 18,25
35,50 9,211
0,000 Signifikan
Posttest
85,50 19,63
Pretest
Eksperimen 33,00 18,25
0,50 -0,082
0,935 Tidak signifikan
Kontrol 33,50
19,23
Posttest
Eksperimen 85,50 20,66
25,50 4,123
0,000 Signifikan
Kontrol 60,50
14,72
N-Gain
Eksperimen 0,70
0,21 0,40
4,673 0,000
Signifikan Kontrol
0,30 0,36
4657
Kelompok kontrol adalah kelompok yang memperoleh pembelajaran secara reguler. Pada kelompok kontrol pembelajaran fisika yang dilaksanakan dengan menggunakan metode IBL. Pertemuan pertama dan kedua, guru memberikan
ceramah mengenai topik-topik tertentu. Selanjutnya siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok yang beranggotakan 8 orang diminta membuat makalah mengenai topik tertentu. Setiap kelompok diwakili oleh satu orang
mempresentasikan makalahnya di depan kelas. Berdasarkan hasil tes pada kelas kontrol, yaitu kelas yang memperoleh pembelajaran secara reguler, diperoleh rata-rata
skor
pretest
50,50 dan rata-rata skor
posttest
60,50 atau diperoleh
normalized gain
skor rata-rata sebesar 30. Dengan membandingkan hasil
pretest
pada kelompok kontrol dan eksperimen, diperoleh hasil skor rata-rata kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan pada taraf kepercayaan 95. Artinya pengetahuan awal kedua kelompok sebelum diberi perlakuan
adalah sama. Selanjutnya dilakukan uji perbedaan skor rata-rata
posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen serta uji perbedaan rata-rata
normalized gain
pada kedua kelompok tersebut dengan menggunakan uji-t. Hasilnya, skor rata-rata
posttest
kedua kelompok berbeda secara signifikan pada taraf kepercayaan 95. Demikian juga skor rata-rata
normalized gain
antara kedua kelompok, hasilnya berbeda secara signifikan taraf kepercayaan 95. Artinya, setelah mengalami pembelajaran IBL pelajaran fisika pada kelompok eksperimen menjadi berbeda secara signifikan dibandingkan dengan pada kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen memperoleh skor rata-rata yang jauh lebih tinggi dan memperoleh
normalized gain
yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan, pembelajaran fisika pendekatan IBL
lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran secara reguler.