Tinjauan Pustaka Siklus II

4731 harus mampu mengikuti nalar siswa yaitu yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah, dan dalam hal ini kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Oleh karenanya peneliti ingin membuat pendekatan baru untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa yaitu dengan menggunakan pendekatan integratif. Tawaran ini diharapkan mampu memancing minat baca siswa yang tujuannya untuk meningkatkan kualitas membaca siswa. Penerapan pendekatan integratif ini dilakukan secara berulang-ulang, hal ini tentu berkaitan dengan ketiga keterampilan berbahasa yang lain yaitu mendengar, menulis dan berbicara. Pendekatan integratif inilah yang menjadi landasan atau upaya yang dilakukan guru kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Kemampuan membaca siswa ditentukan pula oleh pendekatan apa yang dipakai dalam pengajarannya. Pendekatan integratif ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Dengan pendekatan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya perbedaan kemampuan membaca siswa sebelum dan sesudah menggunakan pendekatan integratif. Pembelajaran membaca dengan pendekatan integratif dilaksanakan dengan cara memadukan pelajaran membaca dengan pelajaran keterampilan berbahasa yang lain yaitu menyimak, berbicara dan menulis.

1.1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Kurangnya keterampilan berbahasa siswa b. Guru kurang bervariasi dalam mengajar masih menggunakan pendekatan tradisional c. Minat membaca siswa masih rendah d. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas masih monoton

1.2. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada penerapan pendekatan integratif sebagai salah satu pendekatan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas IV SD Negeri No. 060925.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalahnya adalah: “Apakah pendekatan integratif dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas IV SD Negeri No. 060925 Kecamatan Medan Amplas?

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu: “Untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca siswa kelas IV SD Negeri No. 060925 melalui pendekatan integratif”

1.5. Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat sebagai berikut: a. Bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan kemampuan membaca siswa. b. Informasi dan sumbang saran penulis untuk semua pihak yang berkecimpung dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. c. Bahan informasi atau rujukan bagi peneliti selanjutnya d. Pendekatan integratif dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan membaca siswa.

II. Tinjauan Pustaka

4732

1. Kemampuan Membaca

Salah satu keterampilan berbahasa adalah membaca. Membaca merupakan suatu kegiatan yang kompleks yang memerlukan penguasaan sejumlah komponen-komponen dasar yang mempengaruhi berhasil tidaknya seseorang dalam membaca. Banyak para ahli memberikan defenisi atau pengertian membaca. Permen Diknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah memuat standar kompetensi lulusan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD untuk aspek kemampuan membaca yaitu menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami berbagai bentuk wacana tulis, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama, novel remaja, antologi puisi, dan novel dari berbagai angkatan. Dalam bagian ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk SD dicantumkan pula rambu-rambu bahwa pada akhir pendidikan di SD, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 15 buku sastra dan nonsastra. Mengacu kepada rambu-rambu ini berarti peserta didik di SMP dalam setahun harus telah membaca sekurang-kurangnya 5 buku, baik sastra maupun nonsastra. Membaca adalah proses aktif dari pikiran yang dilakukan melalui mata terhadap bacaan. Dalam kegiatan membaca, pembaca memroses informasi teks yang dibaca untuk memperoleh makna Vacca, 2002: 172. Membaca merupakan kegiatan yang penting dalam kehidupan sehari-hari, karena membaca tidak hanya untuk memperoleh informasi, tetapi berfungsi sebagai alat untuk memperluas pengetahuan bahasa seseorang. Dengan demikian, anak sejak kelas awal SD perlu memperoleh latihan membaca dengan baik khususnya membaca permulaan dan dilanjutkan di SD dengan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Para ahli telah mendefinisikan tentang membaca dan tidak ada kriteria tertentu untuk menentukan suatu definisi yang dianggap paling benar. Menurut Harris dan Sipay 2005: 8 membaca sebagai suatu kegiatan yang memberikan respon makna secara tepat terhadap lambang verbal yang tercetak atau tertulis. Pemahaman atau makna dalam membaca lahir dari interaksi antara persepsi terhadap simbol grafis dan keterampilan bahasa serta pengetahuan pembaca. Dalam interaksi ini, pembaca berusaha menciptakan kembali makna sebagaimana makna yang ingin disampaikan oleh penulis dan tulisannya. Dalam proses membaca itu pembaca mencoba mengkreasikan apa yang dimaksud oleh penulis. Selanjutnya Gibbon 2002: 70-71 mendefinisikan membaca sebagai proses memperoleh makna dari cetakan. Kegiatan membaca bukan sekedar aktivitas yang bersifat pasif dan reseptif saja, melainkan menghendaki pembaca untuk aktif berpikir. Untuk memperoleh makna dari teks, pembaca harus menyertakan latar belakang “bidang” pengetahuannya, topik, dan pemahaman terhadap sistem bahasa itu sendiri. Tanpa hal-hal tersebut selembar teks tidak berarti apa-apa bagi pembaca. Menurut Poerwadarminta 1990: 62, membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melaksanakan atau hanya dalam hati. Sedangkan menurut Parera dan Rahim 2007: 11, tujuan pembelajaran membaca ialah agar siswa dapat memahami isi teks tanpa harus menterjemahkan dalam bahasa ibu. Lebih jauh Budinuryanta, dkk. 2000: 112 mengemukakan beberapa tujuan pembelajaran membaca, yang salah satunya adalah tujuan penalaran, yaitu menyangkut kesanggupan berpikir dan pengungkapan nilai serta sikap sosial budaya, pendeknya identitas dan kepribadian seseorang. Sementara itu, Akhadiat 2001: 1 mengatakan bahwa membaca merupakan kemampuan yang kompleks. Membaca bukanlah memandangi lambang-lambang tertulis semata-mata. Bermacam-macam kemampuan dikerahkan oleh seorang pembaca agar dia mampu memahami materi yang dibacanya. Pembaca berupaya supaya lambang-lambang yang dilihatnya itu menjadi lambang-lambang yang bermakna baginya. Membaca dapat dijelaskan mulai dari persepsi visual kata-kata dan maknanya sampai dengan persepsi pemahaman terhadap pesan-pesan tertulis, hingga pada proses berpikir, evaluasi, memutuskan, mengimajinasi, menalar, serta memecahkan masalah. Sedangkan Burns 2001: 17 memberi batasan membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang