4770
Moralitas mahasiswa merupakan unsur penting dalam proses sejauh mana mahasiswa berperan dalam pembangunan untuk menyambut kebangkitan. Moralitas dalam kajian ini tidak hanya berkaitan dengan salah satu nilai religi agama Islam-
akhlak saja, melainkan secara umum. Untuk itu dalam mengaplikasikan nilai-nilai moral muncul pertanyaan, apa sebenarnya moral itu, apa yang
menyebabkan kemerosotan moral, bagaimanakah kondisi kemerosotan moral mahasiswa di Indonesia saat ini, dan bagaimana cara memperbaiki dan menjaga moral mahasiswa?
Mahasiswa sebagai generasi dimana atap bangsa akan didirikan harus memiliki moralitas tinggi agar dapat menjadi filter bagi pengaruh buruk dari globalisasi. Oleh karena itu, mahasiswa perlu tahu pengertian tentang moral, tahu penyebab
merosotnya moral, tahu kondisi moral saat ini, dan tahu cara memperbaiki dan menjaga moral mereka. Mahasiswa yang taat betul terhadap Islam tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk belajar. Karena mereka tau bahwa
menuntut ilmu adalah suatu keutamaan dalam Islam. Ajaran Islam tersebut memacu mahasiswa untuk memiliki konsep diri yang positif yang selalu mengutamakan ilmu. Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat kajian dan petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidupan ini secara lebih bermakna dalam arti yang seluas-luasnya. Mengajarkan
kehidupan yang dinamis dan progresif. Menghargai akal pikiran manusia melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, mengutamakan waktu, persaudaraan, berakhlak mulia dan sikap-sikap positif lainnya.
1.2. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai religi terhadap perilaku mahasiswa.
1.3. Metode Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan metode library research tinjauan literatur.
2. Uraian Teoritis 2.1. Ajaran Islam
“Islam adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada RasulNya untuk disampaikan kepada segenap ummat manusia sepanjang masa dan setiap persada” Saifuddin, 1992:76. Islam adalah aturan yang berguna untuk kehidupan manusia
di segala aspek. Kehidupan dal am keluarga, kehidupan bermasyarakat, dan kehidupan bernegara. “Menurut Al-Qur‟an agama
yang dianut oleh semua nabi- nabi Alloh itu seluruhnya agama Islam” Saifuddin, 1992:63.
Islam adalah sistem menyeluruh yang menyentuh seluruh segi kehidupan. Ia adalah negara dan tanah-air, pemerintahan dan ummat, akhlak dan kekuatan, kasih-sayang dan keadilan, peradaban dan undang-undang, ilmu dan peradilan, materi dan
sumber daya alam, penghasilan dan kekayaan, jihad dan da‟wah, pasukan dan ideologi, sebagaimana ia adalah aqidah yang lurus dan ibadah yang benar, tidak kurang dan tidak lebih.
Islam adalah agama tauhid yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad saw selama 23 tahun di Mekah dan Madinah yang inti sari Islam berserah diri atau taat sepenuh hati pada kehendak Alloh SWT, demi tercapainya kepribadian yang bersih,
hubungan yang harmonis dan damai sesama manusia serta sejahtera dunia dan akhirot Abdullah, 2006:15. Jadi Islam adalah ajaran yang turun dari Allah untuk semua hambanya yang hidup didunia agar mereka semua hidup
selamat baik di dunia maupun akhirat yang ajaran tersebut diturunkan melalui Nabi Nya yang terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
2.2. Pemahaman Ajaran Islam
Pemahaman ajaran Islam adalah pengertian, pemakluman, dan pengetahuan segala hal yang berkaitan dengan ajaran yang diturunkan oleh Allah SWT untuk mengatur hamba-hamba Nya dalam menjalani kehidupan di dunia. Pemahaman ajaran
4771
Islam yang benar akan membawa suatu diri kepada sang khaliq dalam keadaan yang suci. Karena dengan Islam manusia akan hidup secara terarah, teratur, dan sesuai dengan fitrah dirinya.
Salah satu cara adalah dengan mengenal Allah dan membandingkanNya dengan sesembahan agama-agama lain. Cara lainnya adalah dengan mempelajari kitab Al-
Qur‟an dan membandingkannya dengan kitab-kitab samawi. Ada cara lain yaitu dengan mempelajari kepribadian Rosul Islam dan membandingkannya dengan tokoh-tokoh besar pembaharuan yang pernah
hidup dalam sejarah Abdullah, 2006:149-150. Ajaran Islam sangat diperlukan dalam membentuk pribadi yang luhur. Ajaran Islam adalah ajaran yang fitrah. Apabila
dikembalikan kepada manusia, maka manusia akan menjadi suci pula. Tetapi apabila manusia tidak mau mengambil ajaran Islam sebagai pedoman hidup, maka akan sesatlah hidupnya. Begitu pentingnya pemahaman ajaran Islam bagi manusia yang
menginginkan dirinya selamat di dunia ini maupun di akhirat kelak. Pemahaman yang benar adalah cahaya yang dipatrikan oleh Allah dalam hati siapa yang dikehendaki dari hamba-
hambaNya, sehingga dengannya dapat membedakan antara yang benar dan yang rusak, yang hak dan yang bathil, petunjuk dan kesesatan Hamid, 2010:www.ikhwanonline.com.
a. Sumber Asli Ajaran Islam Islam sebagai agama samawi, agama yang diturunkan kepada nabi terakhir yang baik, benar, dan sempurna
mempunyai sumber ajaran pokok. Sumber pokok ajaran asli agama Islam adalah Al- Qur‟an dan hadis. Dari keduanya timbul
sumber yang ketiga dan keempat, yaitu ijma‟ dan qiyas Abdullah, 2006:8. Pernyataan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1 Al- Qur‟an
Al- Qur‟an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan bagi yang membacanya disisi Allah
adalah ibadah. Al- Qur‟an adalah satu-satunya kitab suci yang terjaga kemurniannya sejak diturunkannya sampai sekarang dan
sampai hari kimat. Kemurnian itu tetap terjaga dan terpelihara oleh penciptanya sendiri yaitu Allah SWT Abdullah, 2006:9. 2 Hadist
Hadist adalah ucapan, perbuatan, dan diamnya Nabi saw yang orang katakan dari Nabi saw. Hadist atau sunah dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut:
a. Sunah qauliyah, yaitu sunah Rasul yang berupa perkataan Rasul, seperti sabdanya yang berarti: sesungguhnya setiap
pekerjaan itu tergantung pada niatnya. b.
Sunah fi‟liyah yaitu sunah Rasul yang berupa perbuatan Rasulullah seperti hadis yang berkenaan dengan ibahah sholat, puasa, dan haji.
c. Sunah taqriyah yaitu sunah Rasulullah yang berupa persetujuan Nabi atas perbuatan atau pendapat para sahabat.
3 Ijma‟
Ijma‟ berarti kesepakatan kebulatan pendapat para ulama, ahli ijtihad pada suatu masa setelah Nabi Muhammad saw wafat tentang ajaran atau hukum Islam yang belum ada ketetapannya dalam Al-
Qur‟an atau hadis Nabi. 4
Qiyas Qiyas
adalah mempersamakan sesuatu kejadian yang belum ada ketentuan rukunnya didalam Al- Qur‟an atau hadis
dengan sesuatu yang sudah ada ketentuan hukumnya dengan hukum yang ditetapkan dengan nash tersebut karena ada persamaan.
2.3. Moral
4772
Secara etimologis moral berasal dari bahasa latin “mores” yang memiliki arti adat kebiasaan, akhlak atau kesusilaan yang mengandung makna tata tertib nurani yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup Poespoprodjo, 1989;
BP-7, 1993; Soegito, 2002. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Nurudin, 2001 moral berarti ajaran baik-buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti, susila. Sedangkan bermoral adalah mempunyai pertimbangan baik buruk, berakhlak baik. Menurut Immanuel Kant Magnis Suseno, 1992, moralitas adalah hal kenyakinan
dan sikap batin dan bukan hal sekedar penyesuaian dengan aturan dari luar, entah itu aturan hukum negara, agama atau adat- istiadat. Selanjutnya dikatakan bahwa, kriteria mutu moral seseorang adalah hal kesetiaanya pada hatinya sendiri. Moralitas
adalah pelaksanaan kewajiban karena hormat terhadap hukum, sedangkan hukum itu sendiri tertulis dalam hati manusia. Dengan kata lain, moralitas adalah tekad untuk mengikuti apa yang dalam hati disadari sebagai kewajiban mutlak. Menurut
Driyarkara, moral atau kesusilaan adalah nilai yang sebenarnya bagi manusia. Dengan kata lain moral atau kesusilaan adalah kesempurnaan sebagai manusia atau tuntunan kodrat manusia.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa moral atau kesusilaan adalah keseluruhan norma yang mengatur tingkah laku manusia di masyarakat untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik dan benar.
2.4. Penyebab Merosotnya Moral
Kemerosotan moral banyak dipengaruhi oleh kondisi sosial-budaya dalam masyarakat sekitarnya. Lingkungan sosial yang buruk adalah bentuk dari kurangnya pranata sosial dalam mengendalikan perubahan sosial yang negatif. Seperti yang kita
ketahui bahwa sebagian besar mahasiswa adalah anak kost yang tentunya jauh dari pengawasan orang tua. Mayoritas kost memang memiliki penjaga, atau yang disebut induk semang. Namun, ada pula yang tidak disertai penjaga. Lingkungan seperti
ini menyebabkan munculnya rasa bebas bertindak dari mahasiswa yang kost tersebut. Dunia malam yang mayoritas dinikmati mahasiswa menimbulkan masalah yang begitu kompleks, seperti narkoba,
alkhohol, seks bebas, hingga merembet ke kriminalitas. Hampir setiap malam diskotik-diskotik dipenuhi pengunjung, dan sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa.
Pada kondisi budaya yang dapat dibilang tidak baik, para remaja mudah sekali terpengaruh oleh hal-hal yang baru. Sebagai contoh adalah video porno. Memang sepertinya tidak etis apabila kita menyebut video porno adalah sebuah
kebudayaan. Karena pada intinya kebudayaan adalah sesuatu karya manusia yang berguna bagi manusia. Untuk kasus video porno ini dapat dikatakan sebagai budaya yang enyimpang.
Hal ini terjadi karena pengaruh media melalui tayangan-tayangan yang vulgar dan cenderung untuk lebih mengarahkan konsumennya ke arah pornografi dan pornoaksi. Tidak heran bila eksploitasi bentuk tubuh baik wanita maupun pria terutama
dari kalangan wanita selalu menjadi ukuran dalam segala hal. Tidak sulit saat ini untuk mendapatkan gambar-gambar yang mempertontonkan bentuk tubuh lewat majalah atau harian porno, menonton adegan-adegan kotor lewat VCD Porno, HP juga
menjadi alat penyebar pornoaksi, penampilan iklan yang menunjukkan kemolekan tubuh. Pelayanan seks lewat telepon juga marak diiklankan dengan bebas dan amat vulgar.
Rusaknya moral via media juga tidak selalu berhubungan dengan pornografi dan pornoaksi, tetapi juga berupa program yang menunjukan sarkasme dan kriminalisme. Secara tidak langsung, tayangan ini terinternalisasi ke dalam diri penontonnya.
Sebagai contoh dari akibat dari hal ini adalah kasus perkelahian mahasiswa yang kerap terjadi. Penyebab umumnya adalah karena hubungan percintaan dan minuman keras.
Secara garis besar, penyebab dari rusaknya moral generasi muda intelektual adalah sebagai berikut: Tidak adanya pengawasan langsung dari pihak yang tepat. Lingkungan sosial-budaya yang tidak sehat. Tayangan media massa yang tidak
4773
baik, kurangnya pendidikan mengenai moral hinga tidak adanya kesadaran dari para mahasiswa untuk memiliki ketahanan diri sebagai filter dari hal-hal yang negatif.
3. Pembahasan