Kerangka Konseptual Tinjauan Pustaka

4760 memperoleh penghargaan reward , jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif. Ketergantungan semacam itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggungjawab individu terhadap kelompok dan keterampilan inter personal dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan kepada proses kerja sama dalam kelompok. Sanjaya 92008: 245 mengemukakan bahwa ada 4 karakteristik strategi pembelajaran kooperatif yaitu: 1 pembelajaran secara tim, 2 didasaran pada manajemen kooperatif, 3 kemauan untuk bekerjasama, 4 keterampilan bekerja sama. Selanjutnya, menurut Isjoni 2009: 20 pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, 2 kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah, 3 bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, bangsa, suku dan jenis kelamin yang berbeda-beda, 4 penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Abdulhak dalam Isjoni 2009: 85 menjelaskan langkah-langkah cooperatif learning sebagai berikut: 1 Merumuskan secara jelas apa yang harus dicapai peserta belajar 2 Memilih bentuk kegiatan pembelajaran yang paling tepat 3 Menjelaskan secara detail proses pembelajaran kooperatif, yaitu mengenai apa yang harus dilakukan, dan apa yang diharapkan, 4 Memberikan tugas yang paling tepat dalam pembelajaran 5 Menyiapkan bahan belajar yang memudahkan peserta belajar dengan baik 6 Melaksanakan pengelompokkan peserta belajar 7 Mengembangkan sistem pujian untuk kelompok atau perorangan peserta belajar 8 Memberikan bimbingan yang cukup kepada peserta belajar 9 Menyiapkan instrumen penilaian yang tepat 10 Mengembangkan sistem pengarsipan data kemajuan peserta belajar, baik perorangan maupun kelompok, dan 11 Melaksanakan refleksi. Dengan melihat hakikat strategi pembelajaran kooperatif di atas, yang lebih menekankan pada aktivitas belajar secara berkelompok, strategi ini dapat dijadikan salah satu alternatif strategi pembelajaran matematika di kelas. Dengan melibatkan siswa secara aktif pada proses pembelajaran di dalam kelas, diharapkan siswa dapat lebih ikut bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan belajarnya sendiri. Proses pembelajaran pun akan lebih menarik dan tidak membosankan

c. Kerangka Konseptual

Matematika sebagai suatu mata pelajaran di sekolah dinilai cukup memegang peranan penting, baik pola pikirnya dalam membentuk siswa menjadi berkualitas maupun terapannya dalam kehidupan sehari-hari, karena matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis dan sistematis. Oleh sebab itu dianggap penting agar matematika dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa, tidak terkecuali pada materi pecahan. Dalam matematika, setiap konsep abstrak 4761 yang baru dipahami siswa, begitu pula pada materi pecahan, hendaknya diberikan penguatan setelah diberikannya konsep abstrak pecahan kepada siswa, sehingga pembelajaran pecahan yang diberikan kepada siswa dapat dikuasai dan bertahan lama dalam memori siswa, serta akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan alternatif yang tepat untuk digunakan sebagai strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Strategi pembelajaran kooperatif mengutamakan adanya kerjasama, yakni kerjasama antara siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran dan berdiskusi untuk memecahkan masalah tugas. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif dikembangkan melalui diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain, hal ini pula yang membuat siswa belajar melalui perbuatan dan pengertian yang mereka usahakan sendiri, oleh sebab itulah hasil dan pembelajaran yang dilakukan siswa dapat mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa, serta akan melekat dalam pola pikir dan pola tindakannya. Dari upaya inilah, maka prestasi belajar siswa pada kompetensi pecahan akan dapat ditingkatkan.

d. Hipotesis Tindakan