4648
6. Menghargai siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. Apabila siswa merasa dihargai mereka akan memberikan
usaha terbaiknya. 7.
Memberikan standar belajar yang tinggi Berdasarkan teori-teori diatas dapat disimpulkan bahwa memberikan materi pelajaran melalui permainan gambar
puzzle bertujuan untuk menarik perhatian siswa dan menjaga motivasi siswa untuk belajar biologi dan dapat mengembangkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembahasan Sebelum dilakukan tindakan, pembelajaran biologi kurang melibatkan siswa secara langsung dalam kegiatan diskusi
kelompok. Guru lebih banyak berperan dalam memberikan teori mengenai materi system pencernaan dan pernapasan pada manusia. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, berdasarkan hasil pemantauan peneliti dan kolaborator, serta hasil refleksi
siswa, siswa lebih banyak terlibat secara langsung dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa secara langsung menyimak dari sesama temannya dalam menjelaskan materi yang mereka dari kelompok asalnya. Hal inilah yang
membuat siswa semakin antusias dalam menyimak pembelajaran ditambah lagi ada beberapa siswa yang secara langsung memberikan contoh ataupun penjelasan menggunakan media computerinternet. Setelah rancangan pembelajaran diperbaiki
pada siklus II, keterlibatan siswa semakin meningkat dibandingkan dengan pembelajaran pada siklus I. Dalam siklus ini materi yang mereka peroleh berbeda yaitu materi pada system pernapasan, pada siklus II ini kelompok pada siklus I diacak kembali
sehingga menjadi kelompok yang baru, selain itu setiap kelompok membuat suatu resume untuk dapat dijelaskan kepada kelompok lain, sehingga kelompok lain dapat lebih paham yang akan dijelaskan dari kelompok lain.
Dalam proses pembelajaran siklus I, guru lebih banyak memunculkan komponen
learning community
“ Masyarakat Belajar”. Dengan demikian, kerja sama antarsiswa lebih meningkat dibandingkan saat pratindakan. Guru memberikan tugas
berdiskusi dalam kelompok untuk membahas suatu materi yang mereka perlu pahami sehingga dalam suatu kelompok timbul kerjasama yang sangat erat yaitu ada 1 orang yang belum memahami materi tertentu secara otomatis teman satu kelompoknya
menjelaskan sampai temannya paham materi tersebut. Pada siklus II, kerja sama antarsiswa dalam pelaksanaan tugas-tugas pembelajaran lebih meningkat. Pada siklus II ini peran aktif siswa yang lebih “mampu” berupaya untuk mendampingi siswa
yang “belum mampu” dalam menguasai materi, karena mereka menganggap keberhasilan bukanlah ditentukan oleh individu
sendiri. Setelah diterapkannya permainan gambar puzzle pada pembelajaran Biologi ada peningkatan kualitas hasil
pembelajaran. Peningkatan tersebut meliputi :
1. Peningkatan Perasaan Puas pada Siswa
Setelah tindakan dilakukan pada siklus I, ada peningkatan rasa puas pada diri siswa. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti ataupun kolaborator, peningkatan rasa puas siswa dapat dilihat dari ekpresi wajah dan reaksi spontan siswa seperti
tertawa ataupun bertepuk tangan. Siswa juga terlihat lebih senang dalam mengikuti proses pembelajaran. Disamping itu, berdasarkan hasil refleksi baik secara tertulis maupun lisan, sebagian besar siswa menyatakan senang
mengikuti proses pembelajaran. Pada pembelajaran siklus II, dari hasil refleksi, hampir semua siswa menyatakan lebih senang mengikuti proses pembelajaran siklus kedua. Siswa juga menyatakan lebih puas dengan hasil pembelajaran yang dicapainya.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
4649
Mengacu pada penilaian sebenarnya Authentic Assesment hasil belajar yang diambil meliputi tiga penilaian yaitu : 1 penilaian Psikomotorik unjuk kerja; 2 Penilaian Afektif minat; dan 3 penilaian Kognitif pemahaman dan
pengetahuan. Untuk lebih jelasnya tentang hasil belajar tersebut penulis uraikan sebagai berikut :
- Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik ini dilakukan 2 kali penilaian yaitu pada materi system pencernaan siklus I dan system pernapasan siklus II, penilaian ini dilihat dari aspek kegiatan diskusi yang meliputi pemaparan, menjawab pertanyaan,
keaktifan dalam memberikan pertanyaan serta melakuka kegiatan eksperimen.
- Penilaian Afektif
Penilaian afektif ini untuk mengetahui minat belajar siswa pada materi sistem pencernaan dan pernapasan pada manusia. Penilaian afektif ini dinilai selama rentang waktu kegiatan belajar mengajar pada materi tersebut.
Secara kuantitatif, suasana pembelajaran biologi dirasakan lebih kondusif dibandingkan sebelum dilakukannya tindakan. Hal ini dirasakan baik oleh siswa maupun guru yang dipantau dari observasi KBM. Suasana pembelajaran biologi
yang lebih kondusif terlihat pada hubungan kerjasama antar personal siswa dalam kelompok, spontanitas siswa dan diskusi berkembang sehingga hambatan komunikasi antara guru dan siswa berkurang. Suasana pembelajaran biologi yang kondusif
menunjang terciptanya iklim belajar yang lebih baik di lingkungan sekolah serta memberikan motivasi pada rekan guru lain untuk lebih terbuka dengan siswa, kreatif dalam menciptakan kegiatan pembelajaran, lebih bersahabat dengan siswa tanpa
meninggalkan wibawa guru.
- Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif ini dapat dibagi menjadi penilaian individu dan penilaian kelompok. Penilaian inidvidu didasarkan atas nilai ulangan harian yang diberikan sedangkan nilai kelompok didasarkan atas nilai ulangan individu yang dikonversi untuk
a. Penilaian Individu
Setelah mengikuti proses pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran
b. Penilaian Kelompok
Jika dilihat dari penilaian kelompok Dari data yang diperoleh terlihat adanya peningkatan tingkat aktivitas siswa dalam kerja kelompok. Dari data yang diperoleh terlihat adanya peningkatan partisipasi siswa dalam kelompok yang diperoleh dari
observasi. Pemantauan peningkatan partisipasi siswa dalam kelompok siswa yang dilakukan pada saat KBM, tingkat aktivitas
dalam kelompok belajar secara kualitatif yaitu memberikan ide, menerima pendapat, melaksanakan tugas, kerjasama dan kepedulian pada keikutsertaan sesame anggota kelompok. Intervensi model pembelajaran Biologi Permainan Gambar Puzzle
memberikan pengaruh positif terhadap pembelajaran Biologi, dan proses pembelajaran tampak lebih menyentuh berbagai tingkat lapisan tingkat kemampuan siswa. Siswa yang termasuk kaegori BAIK dalam kegiatan belajarnya tampak belajar tanpa
merasa terbebani oleh muatan-muatan konsep yang dirasakan berat jika dipelajari dengan kegiatan pembelajaran konvensional.
4. Kesimpulan dan Saran 4.1. Kesimpulan