15
Rendahnya pendidikan anak di Desa Rantau Panjang penulis menggunakan teori orientasi baik orientasi motivasinonal maupun orientasi nilai.
Dalam menganalisis masalah nilai pendidikan pada anak serta orientasi pendidikan anak dapat dilihat dari motivasi dan dorongan orangtua, lingkungan
sosial terhadap pendidikan.
2.3 Nilai pendidikan pada anak dalam perspektif sosiologis
Masyarakat sebagai suatu system memiliki struktur yang terdiri dari banyak lembaga, dimana masing-masing lembaga memiliki kompleksitas yang
berbeda-beda, hal ini ada pada setiap masyarakat. Misalnya, lembaga sekolah mempunyai fungsi mewariskan nilai-nilai yang ada kepada generasi baru. Semua
lembaga yang ada di masyarakat akan senantiasa saling berinteraksi satu sama lain, akan tetapi melaksanakan penyesuaian sehingga masyarakat dapat senantiasa
berada pada keseimbangan. Dalam tulisan Talcott Parson membagi menjadi beberapa pendekatan yang
representatif sebagai berikut. 1.
Sekolah sebagai sarana sosialisasi utama Parson melihat dari fungsi sekolah, yaitu :
a. Mengarahkan anak dari orientasi asktraptif ke orientasi prestasi.
b. Alokasi seleksi atau differensial ke peran-peran dewasa yang diberi
penghargaan hadiah yang tidak sama. Parson mengakui bahwa ada sarana-sarana lain yang terlibat dalam proses
sosialisasi semasa tahun-tahun sekolah, termasuk keluarga, dan organisasi masyarakat. Namun sesungguhnya dari mulai masuk sekolah di kelas awal hingga
Universitas Sumatera Utara
16
kerja, sekolahlah yang merupakan sarana sosialisasi utama. Parson mengungkapkan, fungsi sosialisasi sebagai perkembangan komitmen dan
kapasitas yang merupakan syarat-syarat epesensial dari kegiatan peran mereka di kemudian hari Parson, 1959.
2.4 Pendidikan dan Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah sebuah gerakan masyarakat dalam kegiatan menuju perubahan yang lebih baik. Henry Clay Smith 1968 mengatakan mobilitas sosial
gerakan antar individu dengan kelompoknya. Haditiono 1991 mengatakan mobilitas sosial adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari kedudukannya
yang satu dengan kedudukan yang lain, tetapi sejajar. Paul B.Horton dan Chester L.Hutt 1992 mengatakan mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari
satu kelas ke kelas lainnya. P.A.sorokin 1928. Begitu juga dengan menurut Horton dan Hunt 1987, mobilitas sosial dapat diartikan sebagai satu gerakan
perpindahan dari satu kelas sosial lainnya. Mobilitas sosial bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan biasanya termasuk pula
segi penghasilan , yang dapat dialami oleh beberapa individu atau keseluruhan anggota kelompok. Tingkat mobilitas sosial pada masing-masing masyarakat
berbeda-beda. Pada masyarakat bersistem kelas sosial terbuka, maka mobilitas sosial warga masyarakat akan cenderung tingi. Tetapi, sebaliknya pada sistem
kelas sosial tertutup seperti masyarakat feodal atau masyarakat kasta maka mobilitas sosial warga masyarakatnya akan cenderung sangat rendah dan sangat
sulit diubah atau bahkan sama sekali tidak ada Narwoko, 2004: 207.
Universitas Sumatera Utara
17
Horton dan Hunt 1987 dalam buku Soerjono Soekanto mencatat ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat mobilitas pada masyarakat modern,yakni :
1. Faktor stuktual , yakni relatif dari kedudukan tinggi kedudukan yang
bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan
dengan jumlah pelamar atau pencari kerja adalah termasuk faktor struktural.
2. Faktor individu. Yang dimaksud dengan faktor individu adalah kualitas
orang per orang baik ditinjau dari tingkat pendidikannya, penampilan pribadi dan lain-lain, termasuk faktor kemujuran yang menentukan
siapa yang akan berhasil mencapai kedudukan itu Narwoko, 2004: 211.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan bernegara. Pendidikan dapat menjadi suatu
persiapan menjadi salah satu persiapan bagi struktur pekerjaan dan pendidikan juga memberikan peluang-peluang bagi individu untuk meningkatkan status
pekerjaan dibandingkan dengan misalnya status pekerjaan ayahnya. Dalam membandingkan status pekerjaan ayah dan anak telah menjadi mobilitas sosial
antar generasi. Mobilitas juga terjadi dalam bentuk mobilitas integrasi integenarational movent atau sejauh mana individu mengalami perubahan status
dalam masa hidupnya sendiri.
Universitas Sumatera Utara
18
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial melalui saluran pendidikan, pada dasarnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
terjadinya mobilitas sosial pada umumnya antara lain: 1.
Perubahan kondisi sosial 2.
Ekspansi teritorial dan gerakan populasi 3.
Komunikasi yang bebas 4.
Pembangian kerja 5.
Tingkat pertilitas yang berbeda 6.
Kemudahan dalam akses pendidikan Faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial dalam pendidikan antara
lain : 1.
Perbedaan kelas rasial 2.
Agama 3.
Diskriminasi kelas 4.
Kemiskinan 5.
Perbedaan jenis kelamin
Jadi dapat dijelaskan bahwasanya mobilitas pendidikan merupakan perpindahan seseorang atau kelompok dari status sosial yang satu ke status sosial
yang lain. Mobilitas sosial dalam pendidikan adalah perpindahan seseorang atau kelompok sosial dari status yang satu ke status yang lain dalam ruang lingkup
pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kedudukan yang lebih baik dalam masyarakat. Dengan pendidikan, status sosial seseorang
dapat meningkat, dan sekaligus adalah salah satu saluran atau sarana untuk
Universitas Sumatera Utara
19
mobilitas sosial, selain lembaga agama, angkatan bersenjata, perkawinan, organisasi politik, ekonomi dan keahlian.
2.5 Fungsi keluarga dalam pendidikan anak