100
pendidikan anak. Orangtua memberikan hadiah tersebut dikarenakan bentuk apresiasi terhadap anak sebab jerih payah anak dalam belajar
memberikan dampak usaha yang baik. Cara yang diberikan orangtua agar anaknya dapat naik kelas tersebut dilakukan dengan bebagai cara seperti
anak tidak di beri penekanan harus dapat rengking, dan anak diberikan luluasan memilih pendidikana apa selanjutnya yang diminatinya. Anak
yang hanya naik kelas saja merupakan suatu kebanggaan kepada orangtua, dimana dengan hal tersebut prestasi yang dimliki anak akan membawa
perubahan kepada keluarga mereka. Hadiah yang diberikan orangtua tersebut sesuai dengan
permintaan apa saja yang di inginkan anak nya, berbagai apresiasi hadiah yang diberikan orangtua merupakan bentuk dari timbal balik dalam
pemberian hadiah untuk anak tidak terlepas dari tujuan utama orangtua yaitu jangka panjang agar setiap tahunnya mengalami peningkatan dalam
prestasi di sekolah. Orangtua yang memberikan iming-iming hadiah secara terus menerus kepada anak dalam pendidikan anak memperhatikan
orangtua keterlibatan tersebut dalam belajar anak memiliki kebiasaan belajar yang baik untuk memperoleh prestasi sesuai yang diharapkan.
4.6.3.2 Orangtua yang memberikan penghargaan kepada anaknya
Orangtua yang yang memberikan pengertian bahwasanya pendidikan sangat besar manfaatnya serta fungsinya dalam hal kemajuan
adalah orangtua yang paham bahwasanya pendidikan tersebut memang dapat membawa perubahan yang lebih baik kedepannya. Seperti hal nya
Universitas Sumatera Utara
101
yang di dapat saat wawancara dilapangan dengan Bapak Syaipul Azmi pada yaitu :
“….saya kalau untuk pendidikan anak saya ya saya perhatikan sekali, kalau bisa anak ni tetap saja
majukan setiap prestasinya, anak saya di sekolah sering dapat peringkat dia, sebab itu membuat saya
semakin semangat mendukung pendidikannya, banyak solusi yang saya berikan, saya setiap malam
mempelajari anak belajar di rumah, lalu dengan ini anka masih tetap saja mempertahankan prestasi
tersebut, lalu apa yang dia mau saya turuti selagi itu masih baik saya nilai….”
Hal tersebut didukung saat wawancara dengan Ibu Sahriah pada
saat dilapangan yaitu : “….saya dan anak saya serta anak paling besar,
memberikan pengertian kepada anak saya paling kecil bahwasanya pendidikan itu sangat besar manfaatnya,
tanpa sekolah tak akan jadi apa-apa, tetaplah belajar, walau nantinya jika sudah tamat tidak mendapatkan
pekerjaan, namun sudah ada bekal untuk dikemudian hari…”
Jadi sedikit orangtua yang sadar akan pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya, orangtua yang sadar bahwasanya pendidikan tersebut begitu
penting hanya orangtua tertentu saja. Dilihat dari penjelasan diatas bahwasanya tidak lepas dari kebutuhan anak mereka. Solusi demi solusi
serta sosialisasi orangtua untuk memotivasi anak mereka agar tetap mengutamakan pendidikannya. Orangtua memberikan sosialisasi
pendidikan dengan berbagai cara, seperti mengajari anaknya belajar dirumah, lalu orangtua memberi peniruan yang baik kepada anaknya.
Sehingga anak yakin bahwasanya pendidikan akan membawa pada perubahan dan dampak positif atau keberuntungan dan anak menilai
pentingnya pendidikan dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
102
4.7 Pendidikan informal
Pendidikan terdiri berbagai macam, ada pendidikan formal dan ada pendidikan informal, dimana setiap anak berhak memilih mana
pendidikan yang sangat diminatinya. Seperti yang terdapat di Desa Rantau Panjang bahwasanya pendidikan informal sangat disukai oleh anak-anak
ketimbang pendidikan formal. Hal ini karena anak-anak lebih baik sekalian belajar tentang agama supaya anak tidak terjatuh dalam hal yang buruk.
Menurut pemaparan dari Ibu Hanisah Mulya pada saat wawancara dilapangan yaitu :
“….lebih bagus kalo dari sejak dini sudah dibekali dengan agama karena itu pendidikan yang penting dan
seharusnya terap diseberangi dengan dengan sekolah formal….”
Hal tersebut sesuai dengan pendapat Bapak Zamaluddin pada
saat dilapangan yaitu : “….pendidikan biasa tidak dibawa mati, mati pun nanti
yang ditanya kebanyakan tentang agama, yang baik ya dipertajam pendidikannya agamanya….”
Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Bapak Fauzan pada
saat dilapangan yaitu : “….sekolah itu tidak dibawa mati yang penting agama
yang diperkuat….”
Terlihat bahwasanya orangtua di desa tersebut lebih menginginkan anak-anaknya sekolah informal dari pada sekolah formal
walau demikian jika lebih baik dua-dua nya sama-sama diperlukan. Seperti yang terdapat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti mengatakan
Universitas Sumatera Utara
103
pendidikan tidak dibawa mati, lalu ketika mati yang ditanya tentang agama. Hal tersebut menurut peneliti termasuk salah satu faktor
penghambat berjalannya pendidikan.
4.8 Peran orangtua dalam pendidikan anak
Pendididkan menunjukkan kepada masyarakat bahkan pendidikan sebagai memanusiakan manusia. Masyaraka Desa Rantau Panjang yang
bekerja sebagai nelayan kurang menanamkan nilai-nilai pendidikan pada anak mereka, sebagai mana mestinya orangtua harusnya memberikan
penilaian yang baik terhadap pendidikan kepada anaknya agar anak mengalami kedewasaan karakter karena akan menjadi lebih baik sehingga
berdampak kepada mobilitas sosial.
4.8.1 Orangtua yang banyak anak yang baik pendidikannya
Pendidikan yang baik terdapat dari bagaimana orangtua dalam mendidik anak-anaknya. Lalu bagaimana orangtua dalam membimbing
anak tersebut, anak diberi arahan berupa motivasi yang baik. Sebagaimana yang terdapat di Desa Rantau Panjang terdapat salah satu keluarga yang
cukup banyak memiliki anak, jumlah anak keluaga tersebut berjumlah delapan orang anak. Namun pendidikan anaknya sangat cukup baik dilihat
dari masing-masing anak keluarga tersebut, padahal jika dilihat dari kondisi ekonomi keluarga mereka tidak mencukupi, hanya untuk makan
sehari-hari saja mereka merasa kesusahan, tak jarang keluarga ini memakan ubi-ubian.
Universitas Sumatera Utara