76
Jarak tempuh yang akan ditempuh anak di Desa Rantau Panjang menuju Sekolah nya begitu jauh, anak menuju sekolah biasanya
menggunakan sepeda motor milik pribadi, dan bagi anak yang tidak memiliki kenderaan akan mencari tumpangan ke pada tetangga nya. Jarak
tempuh dari desa ke sekolah yang membuang waktu dan begitu jauh membuat anak menjadi keletihan, akibatnya anak memutuskan untuk tidak
sekolah. Keberadaan sekolah tersebut merupakan salah satu penghambat
bagi masyarakat Desa Rantau Panjang, dimana sekolah sangat jauh dari desa mereka. Setiap hari anak-anak di desa harus memikirkan uang untuk
dipergunakan membeli bensin, jajan serta bayaran lainnya yang diperlukan pada saat sekolah. Tak jarang ketika anak mereka ingin sekolah
mengalami kerusakan kenderaan mereka, seperti ban sepeda motornya bojor, akibat dari permasalahan tersebut membuat anak memutuskan
sekolah mereka.
4.4.4 Kondisi Sekolah yang ada di Desa Rantau Panjang
Kondisi sekolah yang ada di Desa Rantau Panjang sudah begitu baik menurut masyarakat, dimana sudah banyak dibangun sarana
pendidikan seperti dibangunnya sekolah PAUD, Sekolah SD juga sudah begitu dekat dengan Desa Rantau Panjang, lalu SMP Sanawiyah milik
yayasan juga sudah dibangun di desa tersebut. Jika dinilai dari pembangunan sekolah sudah cukup baik, akan tetapi kemauan masyarakat
untuk sekolah masih begitu kurang. Hal tersebut didukung saat wawancara dengan Abdul hakim pada saat dilapangan yaitu :
Universitas Sumatera Utara
77
“….saya rasa jika pembangunan sekolah sudah cukup baik ya, sebab yang dulu sekolah hanya ada SD tetapi
sekarang sudah ada PAUD, sudah ada SMP juga, tapi yang kurang sekarang hanya kemauan orangnya untuk
sekolah sangat begitu kurang….” Hal tersebut senada dengan pendapat Ibu Hanisah Mulya yaitu:
“….pembangunan sekolah di desa ini sudah baik, sudah cukup sekali dengan sekolah lainnya, akan tetapi
jika sekolah saja yang baik, namun tidak ada muridnya sama saja tidak bisa dikatakan baik, yang terpenting
saya rasa murid banyak, jika murid banyak ada semangat sekolah mau bangun sekolah disini, kalau
tidak seperti sekarang sia-sia pembangunan tersebut….”
Terlihat bahwasanya pembangunan sekolah di Desa Rantau Panjang sudah begitu baik, namun ketika sekolah baik saja tidak akan
cukup jika muridnya tidak mencukupig, sebab jika murid sedikit akan menjadi penghambat berjalannya pendidikan yang baik. Akan tetapi jika
muridnya cukup banyak maka bisa dikatakan sekolah tersebut sudah begitu baik. Seperti hal nya sekolah yang ada di Desa Rantau Panjang
tersebut jika dinilai dari muridnya sekolah masih kekurangan murid terkhusus sekolah SMP Sanawiyah tersebut peneliti melihat muridnya
yang hadir sekolah setiap harinya masih terhitung jari, lalu sewaktu ujian TRY Out berlangsung saja murid kelas tiga tidak dapat hadir, dikarenakan
murid lebih memilih untuk bekerja dari pada untuk sekolah pada saat ujian.
Seperti hal nya yang dijelaskan oleh informan kemauan masyarakat dalam pendidikan masih begitu kurang antusias. Masyarakat
masih berleha-leha mencari kesenangan sesaat tanpa mau tau bagaimana kedepannya. Baik diketahui bahwasanya sebentar lagi persaingan MEAN
Universitas Sumatera Utara
78
akan di sahkan, disamping itu akan mementingkan Ijazah sebagai syarat untuk melamar pekerjaan dan juga dibutuhkan skill dan ilmu tertentu untuk
melakukan pekerjaan tersebut. Namun masyarakat belum menyadari hal tersebut.
Namun jika dinilai dari sarana dan prasarana sekolah yang dibangun di Desa Rantau Panjang seperti sekolah SMP- Sanawiyah masih
begitu minim, dimana sekolah tersebut tidak ada pasilitas yang membangun karakter anak, mulai dari bangku, papan tulis, komputer,
buku-buku perpustakaan, guru-guru dan juga siswa nya masih sangat disayangkan. Alasan seseorang memilih untuk sekolah di daerah lainnya
dikarenakan sekolah yang ada di Desa Rantau Panjang belum memenuhi standart dalam kebutuhan sekolah yang mana sekolah tersebut jika dilihat
dari pasilitas nya masih banyak yang kurang. Hal tersebut di dukung oleh saat wawancara dengan Ibu Sri Rahmadani pada saat dilapangan yaitu :
“….anak-anak memilih sekolah ketempat lain mungkin saja karena disini adek lihat sendiri bahwasanya
sekolah ini masih banyak yang kurang pasilitasnya, liat juga guru dan murid nya sangat begitu kurang, dulu
awal pembangunan sekolah ini masihlah banyak muridnya, gurunya juga banyak, pasilitasnya juga
terlengkapi, tapi setelah kemalingan dan pasilitas sekolah hilang dari situ mulai muridnya berkrang
dek….” Hal ini di dukung pada saat wawancara dengan Ibu Ratna
Ningrum pada saat dipangan yaitu : “….saya juga pernah menjadi guru di SMP- Sanawiyah
itu, tapi karena muridnya gak ada jadi malas saya mengajar disitu dek, pasilitas sekolahnya juga terlalu
banyak yang kurang, jadi kami dulu banyak yang mangajar dari SD ini ke SMP itu, tapi gimana mau
lanjut, masa iya guru yang banyak tapi murid nya gak
Universitas Sumatera Utara
79
ada, anak disini terlalu besar gengsi nya untuk sekolah disini, malu mereka sama kawan-kawannya yang
sekolah di Batang kuis sana, sebab itu kami guru-guru ini ya berkurang satu demi satu dek, mungkin aja
sebentar lagi sekolah itu akan tutup …” Hal tersebut juga sangat didukung oleh wawancara dengan Ibu
Sahriah pada saat dilapangan yaitu : “…..anak di desa ini mangkanya tidak sekolah disini
karena gengsinya besar, malu dio mau sekolah disini, makanya dipilihlah sekolah jauh-jauh ka tempat yang
lain, tapi karena ke gengsian itulah dio jadi tak sakolah lanjut, kalau dio sadar mangapo pala jauh-jauh
sekolah, ado pun itu sakolah disini karena terpaksa saja dia….”
Jadi terlihat bahwasanya pasilitas sekolah yang ada di Desa Rantau Panjang tersebut menjadi salah satu masalah bagi anak-anak yang
ingin melanjut sekolah ke desa tersebut. Dahulu sempat sekolah dalam fasilitasnya tersebut sudah terpenuhi, namun akibat dari kemalingan
sekolah tidak mempunyai alat-alat untuk dipergunakan. Jenis-jenis yang hilang seperti kompuer, bangku sekolah, dan juga peralatan sekolah
lainnya. Bukan hanya hal tersebut anak tidak memilih untuk sekolah di
desa tersebut, namun anak di desa mempunyai rasa gengsi untuk tidak memilih sekolah di SMP- Sanawiyah, alasannya dikarenakan malu dengan
teman-teman mereka yang sekolah di daerah lainnya. Rasa malu yang mereka miliki menjadikan mereka menjadi putus sekolah. Tidak ada
pilihan lain yang dapat mereka pilih, yang ada hanya memutus sekolah tanpa harus memikirkan dampak dari pilihan yang mereka lakukan.
Namun tujuan dari lembaga sekolah tersebut memberikan kesempatan
Universitas Sumatera Utara
80
sangat luas kepada semua anak supaya memiliki kesempatan yang sama secara terbuka mendapatkan ilmu pengetahuan, mengembangkan potensi
yang ada di dalam individu tanpa memandang latar belakang keluarga atau kelas sosial orangtua. Sesuai dengan perkembangan pendidikan di
perkotaan dan pedesaan memiliki pengaruh antara pendidikan dengan memasuki lapangan pekerjaan sesuai dengan syarat tertentu.
4.4.5 Penilaian Masyarakat Desa Rantau Panjang terhadap pendidikan