13
Kriteria yang digunakan individu untuk memilih dari alternatif-alternatif ini merupakan dimensi evaluatif. Sebagai ilustrasi, sebuah piring yang penuh dengan
makanan berkalori dapat dinterprestasikan sebagai satu pesta dimana orang bersenang-senang, atau sebagai yang menyebabkan kegemukan yang harus
dihindari, reaksi mana yang diambil akan menecerminkan perioritas kebutuhan untuk memuaskan keinginan akan makanan dan kebutuhan untuk mengontrol
kegemukan Jhonson, 1986: 114-116
b. Orientasi Nilai value orientation
Orientasi nilai menunjukkan pada standar normatif umum, bukan keputusan dalam orientasi tertentu standart normatif yang mengendalikan pilihan-
pilihan individu atau alat dan tujuan dan perioritas sehubungan dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dan tujuan-tujuan yang berbeda, orientasi nilai terbagi
menjadi tiga yaitu : 1.
Dimensi kognitif Dalam orientasi nilai menunjukkan pada standart-standart yang digunakan
dalam menerima atau menolak berbagai interprestasi kognitif mengenai situasi. Kaum ilmuan misalnya, tidak akan menerima penjelasan yang bersifat magis
mengenai alam. 2.
Dimensi apresiatif Menunjuk pada standart yang tercakup dalam pengungkapan perasaan atau
keterlibatan afektif, misalnya : diharapkan untuk mencintai anak-anaknya, tetapi tidak yang dalam akhirnya mengekang kebebasan mereka.
Universitas Sumatera Utara
14
3. Dimensi moral
Menunjukkan pada standar-standar abstrak yang digunakan untuk menilai tipe-tipe tindakan alternatif menurut implikasinya, baik individual maupun sosial,
dimana tindakan itu berakar. Orientasi nilai keseluruhan mempengaruhi dimensi evaluatif dalam orientasi motivasional Jhonson, 1986: 114-116.
Ketiga dimensi orientasi nilai itu mencerminkan pola-pola budaya yang diresapi individu, sistem kepercayaan budaya, dimensi apresiatif dengan sistem
budaya dan orientasi subyektif individu. Dimensi ini dapat digunakan untuk mengklasifikasikan aspek-aspek sistem budaya yang berbeda. Dimensi kognitif
berhubungan dengan sistem sistem budaya yang berhubungan dengan sistem budaya dalam orientasi nilai.
Meskipun dimensi kognitif, katektik dan evaluatif selalu ada dalam orientasi individu mungkin ada variasi menurut prioritasnya. Kalau dimensi
kognitif mendapat prioritas, tipe tindakan yang dihasilkan berupa kegiatan intelektual, kegiatan ekprisif akan muncul kalau dimensi katektik yang
diprioritaskan dan kalau dimensi evaluatif yang diprioritaskan hasilnya akan berupa tindakan moral. Seperti halnya dengan berbagai dimensi orientasi tindakan
invividu diklasifikasikan secara sistematis, begitu pula halnya dengan berbagai dimensi situasi, pembedaan yang pundamental adalah antara benda-benda
nonsosial dan yang sosial. Benda-benda non sosial adalah baik individu-individu lainnya maupun kolektivitas-kolektivitas dengan siapa orang itu berinteraksi.
Tekanan dalam analisa Parson adalah orientasi pada orang lain dengan siapa terlibat dalam interaksi Jhonson, 1986: 114-116.
Universitas Sumatera Utara
15
Rendahnya pendidikan anak di Desa Rantau Panjang penulis menggunakan teori orientasi baik orientasi motivasinonal maupun orientasi nilai.
Dalam menganalisis masalah nilai pendidikan pada anak serta orientasi pendidikan anak dapat dilihat dari motivasi dan dorongan orangtua, lingkungan
sosial terhadap pendidikan.
2.3 Nilai pendidikan pada anak dalam perspektif sosiologis