Profil Informan Nilai Pendidikan Pada Anak (Studi Kasus: Masyarakat Pesisir di Desa Rantau Panjang Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang)

46 Panjang selain Kepala Desa dan Sekretaris Desa terdapat 6 Kepala urusan mulai dari kepala urusan pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat, kesejahteraan rakyat, urusan umum dan Kepala urusan keuangan. Selanjutnya di Desa Rantau Panjang juga terdapat BPD Badan Permusyawaratan Desa yang beranggotakan 9 orang dengan masing- masing anggotanya memiliki tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, Diploma, S1 dan Pasca Sarjana.

4.2 Profil Informan

Dalam penelitian mengenai “Nilai Pendidikan Pada Anak Studi Kasus Pada Masyarakat di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang”, maka untuk menjawab penelitian tersebut peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa orang informan. Adapun profil informan dapat dilihat dibawah ini sebagai berikut: 1. Nama : Syaiful Azmi Sekretaris Kepala Desa Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia, Agamasuku : 37 tahun, Islam Melayu Pendidikan terakhir : SMA Pekerjaan : Sekretaris Desa Bapak Syaipul merupakan informan pertama sekali peneliti temui di lokasi penelitian. Peneliti melihat bahwasanya Bapak Syaipul sangat berperan aktif dalam melakukan kegiatannya sehari-hari, seperti kepengurusan urusan desa yang di perlukan oleh masyarakat setempat. Dikarenakan rumah Bapak Syaipul dekat dengan rumah warga, warga Universitas Sumatera Utara 47 yang ada kepentingannya bisa langsung datang kerumah beliau. Di sore hari peneliti melihat ada salah satu warga yang datang untuk mempertanyakan apa saja syarat-syarat pembuatan Kartu Keluarga kepada Bapak Sekretaris Desa yaitu Bapak Syaipul sendiri, setelah itu peneliti melihat Bapak Syaipul memberi tau syarat-syarat tersebut. Bapak Syaipul menjabat menjadi sekretaris desa selama 10 tahun di Desa di Rantau Panjang, beliau mengatakan bahwasanya gaji yang ia peroleh selama menjabat menjadi sekretaris desa hanya mencapai Rp. 1. 700.000 dan gaji tersebut beliau terima selama 3 bulan sekali. Beliau sudah berkeluarga dan memiliki istri dan pekerjaan istri beliau adalah sebagai Ibu Rumah Tangga, mereka memiliki 3 orang anak, dengan berbagai jenjang pendidikan. Ketiga anak Bapak Syaipul masih dalam proses pendidikan yaitu Sekolah Menengah Pertama SMP dan anak yang kedua masih mengenyam pendidikan Sekolah Dasar SD dan yang ke tiga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Jarak yang ditempuh anak Bapak Syaipul dari rumah ke sekolah berkisar 3 kilo untuk SMP, dan 1 Kilo untuk SD. Anak Bapak Syaipul kesekolah dengan menggunakan sepeda motor milik pribadi yang terkadang di antar jeput oleh Bapak Syaipul maupun istri beliau. Dan biaya sekolah anak Bapak Saipul tersebut ditanggung pribadi oleh beliau. Beliau mengatakan bahwasanya apapun akan beliau lakukan demi pendidikan dan masa depan anaknya yang lebih baik lagi, dimana beliau akan mengerjakan pekerjaan apa saja, agar menambah perekonomian keluarga dan agar cita-cita yang diinginkan anaknya tercapai. Bapak Universitas Sumatera Utara 48 Syaipul juga mengatakan anaknya dalam menjalankan pendidikan sangat bagus, dimana beliau dan istrinya selalu memperhatikan apa saja yang dilakukan anaknya, ketika malam hari anak beliau disarankan untuk belajar, dan beliau sendiri ikut mengajari anaknya, mana yang tidak diketahui anak-anaknya beliau memberitahu. Begitu juga dengan Pekerjaan Rumah PR setiap malamnya beliau dan istrinya selalu memperiksanya. 2. Nama : Zulham Mantan Kepala Desa Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia, Agamasuku : 42 tahun, IslamMelayu Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Toke Sampan Mantan Kepala Desa Bapak Zulham merupakan masyarakat Desa Rantau Panjang yang menjabat sebagai kepala desa. Masa jabatannya Bapak Zulham di desa ini sudah lima tahun yang ketepatan pada saat ini masa jabatan Bapak Zulham baru saja habis. Gaji yang diperoleh Bapak Zulham setiap bulannya berjumlah ± 2.500.000. Bapak Zulham sudah menikah, istri beliau bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga. Beliau memiliki tiga orang anak. Anak pertama beliau saat ini akan tamat Sekolah Menengah Atas SMA. Saat ini anak beliau yang duduk dibangku sekolah tinggal dua orang lagi, yang mana anak kedua duduk dibangku Sekolah Menengah Atas SMA begitu juga dengan anak beliau yang paling kecil atau anak yang ketiga duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Biaya sekolah anak beliau di tanggung oleh beliau. Sekolah anak beliau dengan tempat tinggal beliau Universitas Sumatera Utara 49 sangatlah jauh, dimana setiap anak beliau ingin sekolah harus memakai kenderaan seperti sepeda motor. Oleh sebab itu anak beliau meminta untuk agar beliau memberi izin kepada anak nya agar supaya diperbolehkan naik sepeda motor sendiri akan tetapi Bapak Zulham tidak menuruti kemauan anaknya. Bapak Zulham sangat memperhatikan pendidikan anak-anaknya karena pendidikan adalah hal terpenting bagi siapa saja termasuk anaknya. 3. Nama : Sahriah Jenis Kelamin : Perempuan Usia, Agamasuku : 56 tahun,IslamMelayu Pendidikan Terakhir : Sekolah Dasar SD Pekerjaan : Penjahit Pakaian Ibu Sahriah dan keluarga merupakan salah satu warga yang sangat di segani oleh masyarakat setempat, sebab peran suami Ibu Sahriah di Desa Rantau Panjang dianggap warga setempat sebagai Pemuka Masyarakat, Ibu Sahriah memiliki 8 orang anak. Pekerjaan sehari-hari Ibu Sahriah adalah sebagai penjahit, begitu juga dengan pekerjaan suami Ibu Sahriah di desa hanya bekerja sebagai memandikan Jenazah warga ketika ada yang meninggal dan selain itu beliau juga yang men Shalat kan Jenazah tersebut bahkan sampai mengkubur Jenazah tersebut, itu digaji masyarakat hanya seikhlas nya saja setiap beberapa bulan sekali, dan gaji yang ia peroleh tidak menetap, di Desa Rantau Panjang sendiri suami Ibu Sahriah disebut sebagai Khalifah, dimana suami dan Ibu Sahriah sendiri setiap sore nya mengajar mengaji anak-anak di desa tersebut, tetapi anak yang mengaji memberikan uang se ikhlas nya saja, yang setiap minggu nya Universitas Sumatera Utara 50 dibayar sebesar Rp. 5000 sampai 10.000 dan bahkan ada anak yang mengaji secara gratis, tetapi ketika peneliti melakukan penelitian tidak dapat berjumpa langsung dengan suami Ibu Sahriah, sebab suami beliau pergi melaksanakan Shalat Jum’at, maka Ibu Sahriah yang mewakilkan untuk diwawancarai. Ibu Sahriah mengatakan gaji yang ia peroleh setiap bulannya tidak mencukupi tetapi walaupun tidak mencukupi Ibu Sahriah selalu merasa bersyukur sebab dari ke 8 anaknya dapat mengenyam pendidikan, dan sudah 2 orang anak Ibu Sahriah yang mendapat gelar Sarjana, 2 orang anak nya saat ini sedang kuliah, 3 tammat Sekolah Menengah Atas, dan anak beliau yang paling kecil kelas kelas 3 Sekolah Menengah Atas SMA. Ibu Sahriah juga mengatakan bahwasanya pendidikan itu sangatlah penting dan beliau mendukung suatu pendidikan. Beliau selalu menerapkan pentingnya pendidikan kepada anak-anaknya dengan cara menengur anak-anak nya setiap malam, agar anaknya belajar, bukan hanya beliau saja yang menegur anaknya untuk belajar tetapi suami dan anak beliau yang besar juga menegurnya. Ketika anaknya yang masih sekolah pada malam hari jika anak beliau keluar malam beliau memarahi anaknya agar anaknya cepat pulang, bahkan ketika anaknya tidak mendengar perkataan beliau, dan sampai anaknya sampai tidak pulang jam 22.30 keatas beliau menjeput anaknya. Ketika beliau mendengar kesulitan selama anaknya sekolah maka beliau memberikan solusi berupa pujukan agar anaknya tetap untuk sekolah. Beliau sekeluarga merupakan salah satu Universitas Sumatera Utara 51 keluarga yang taat beragama maka itu beliau dan istrinya menanamkan dan mengajarkan nilai agama kepada anaknya karena agama menurut beliau dapat membawa keluarga pada kehidupan yang lebih baik. Beliau sendiri tidak pernah memberikan hadiah kepada anaknya yang sekolah, tetapi beliau lebih mengutamakan motivasi agar anaknya tetap mengutamakan sekolah ketimbang yang lainnya. 4. Nama : Ratna Nigrum Jenis Kelamin : Perempuan Usia, Agamasuku : 52 tahun, Islam Jawa Pendidikan Terakhir : S1 Pekerjaan : Guru SD 101928 Rantau Panjang Ratna Nigrum merupakan salah satu Guru Sekolah Dasar yang ada di Desa Rantau Panjang, Ibu Ratna bertempat tinggal di dalam sekolah yang sudah di sediakan pihak pemerintahan, pada dasarnya Ibu Ratna merupakan warga yang telah merantau dari Jawa Timur ke Medan namun ketika beliau menikah, beliau menemukan pendamping dari masyarakat Desa Rantau Panjang, sehingga beliau harus pindah ke desa tersebut ikut dengan suaminya, beliau memiliki 4 orang anak. Dari ke 4 orang anak beliau sudah 1 orang yang tammat kuliah, 1 orang yang dalam peroses kuliah, 1 Sekolah Menengah Pertama dan yang paling kecil masih Sekolah Dasar. Ibu Ratna sudah 16 tahun menjabat menjadi seorang Guru SD, dan Suami Ibu Ratna juga bekerja sebagai pengawas sekolah di SD tersebut. Gaji Ibu Ratna setiap bulannya berkisar Rp. 2. 700.000 per bulan nya. Anak Ibu Ratna yang sudah tammat kuliah juga bekerja sebagai Guru Universitas Sumatera Utara 52 Sekolah Dasar bagian Tata Usaha TU, beliau mengaku merasa puas, sebab anak nya juga sudah memiliki pekerjaan yang sama dengan dirinya. Beliau memandang pendidikan itu sangat penting bagi setiap anak terkhusus anak beliau, beliau mengatakan selama anak beliau duduk dibangku sekolah, beliau dan suaminya sealu memperhatikan anak-anaknya, dimana setiap kebutuhan yang diinginkan anaknya selama pendidikan selalu diperhatikan, lalu setiap malam beliau tidak memperbolehkan anak nya menghidupkan tv sebelum belajar, dan setelah jam 10 keatas selesai belajar baru diperbolehkan anaknya untuk belajar, lalu setiap malam nya juga beliau tidak memperbolehkan anak- anaknya untuk kelayapan , dimana beliau takut anaknya terpengaruh lingkungan sekitarnya. Bukan hanya itu beliau juga melarang anak- anaknya untuk memiliki handphone HP sebab beliau sendiri menilai hp tersebut akan merusak mental setiap anak. Setiap subuh beliau selalu membangunkan anak-anaknya agar bangun lebih awal, lalu pada subuh tersebut beliau mengingatkan agar anaknya melihat ualang roster apa saja yang akan dipelajari anaknya disekolah nanti. Beliau mengatakan bahwasanya selama anaknya sekolah selalu mendapatkan prestasi yang sangat memuaskan, dimana hal tersebut terjadi dikarenakan motivasi dan kemauan anak nya belajar memang dari kemauan anak-anaknya sendiri. 5. Nama : Hanisah Mulya Jenis Kelamin : Perempuan Usia, Agamasuku : 32 tahun, IslamMelayu Universitas Sumatera Utara 53 Pendidikan Terakhir : Sekolah Menengah Atas SMA Pekerjaan : Guru Madrasah Ibu Hanisa Mulya adalah seorang guru mengaji di Madrasah yang terdapat di Desa Rantau Panjang. Beliau adalah guru yang berasal dari Desa Durian. Menurut penjelasan beliau, beliau mengajar selama 7 tahun di Madrasah tersebut. Untuk menempuh dari Desa Durian Ke Desa Rantau Panjang, beliau mengendarai sepeda motor yang lama perjalanan nya ± 1 jam. Ibu Hanisa Mulya tidak sendiri dalam mengajar anak-anak Madrasah, beliau mempunyai teman yang berasal dari Desa Kelambir, tetangga dari desa Rantau Panjang. Beliau memandang pendidikan tersebut sangat penting dimana beliau mengatakan bahwasanya pendidikan merupakan aset untuk masa depan anak, agar anak mampu berfikir lebih baik lagi, anak mampu melihat dan menilai mana yang baik dan mana yang tidak baik. Bukan hanya itu beliau juga menilai dengan adanya pendidikan pada anak cara berbicara, tingkah laku, baik moral anak akan berbeda dengan anak yang tidak memiliki pendidikan. 6. Nama : Sri Rahmadani Jenis Kelamin : Perempuan Usia, Agamasuku : 39 tahun, Islam Aceh Utara Pendidikan Terakhir : S1. Bahasa Indonesia Sastra Pekerjaan : Guru tidak tetap di SMPSanawiyah Universitas Sumatera Utara 54 Pada saat peneliti melakukan penelitian kesolah SMP-Sanawiyah yang berdiri di Desa Rantau panjang sendiri, peneliti merasa kewalahan, sebab peneliti melihat bahwasanya sekolah tersebut masih banyak kekurangan guru-guru, begitu juga dengan muridnya sangat sedikit, peneliti melihat sediri dan sempat menghitung berapa jumlah murid yang ada di dalam kelas, dari kelas III sendiri peniliti menghitung ada 6 murid yang hadir, ketepatan pada saat itu meraka dalam melaksanakan TRY OUT, peneliti melihat dan merasakan murid yang ada di di sekolah tersebut duduk nya sesuka hati mereka, tidak mau tau ketika gurunya menengur agar mereka duduk sebagai mana mestinya ketika melaksanakan ujian, dan juga murid tidak mau tau ketika guru memberitahu tentang cara pengisian ujian yang benar, guru melarang agar murid-muridnya ketika melaksanakan ujian jangan ribut tetapi anak didik tersebut melawan dan tidak mau tau, bahkan anak tersebut berbicara kepada seorang guru nya dengan ucapan yang tidak sepantasnya mereka ucapkan, namun pada kenyataannya guru tidak bisa berkata-kata apa-apa, guru mengaku jika anak tersebut ditegur maka anak-anak didiknya tidak mau sekolah lagi. Banyak anak didik yang tidak hadir dalam melakukan ujian TRY OUT. Ibu Sri sempat berkata, bahwasanya anak-anak tersebut terlalu sibuk dalam bekerja kelaut, begitu juga dengan kelas II nya hanya 3 orang yang hadir, untuk kelas I nya sendiri bahkan tidak ada yang hadir. Bukan hanya murid saja yang tidak hadir, tetapi guru-guru juga tidak hadir, ketepatan ketika peneliti melakukan penelitian hanya 2 orang guru saja yang hadir. Universitas Sumatera Utara 55 Ibu Sri merupakan salah satu guru di SMP- Sanawiyah yang terletak di Desa Rantau Panjang tersebut, Ibu Sri bekerja sebagai guru tidak tetap, alasan Ibu Sri mau mengajar dikarenakan ingin melakukan pengabdian kepada Negara, gaji Ibu Sri satu bulan itu tidak menentu, terkadang Ibu Sri hanya mendapat gaji berkisar Rp. 120. 000 per bulannya, dan suami Ibu Sri bekerja sebagai seorang nelayan, yang tekadang penghasilannya juga tidak menetap. Selain Ibu Sri merupakan salah satu guru, Ibu Sri juga berperan sebagai orangtua buat anak-anaknya. Ibu Sri memiliki 3 orang anak, anak-anak Ibu Sri yang paling besar masih Sekolah Dasar. Lokasi tempat tinggal Ibu Sri dengan sekolah tempat beliau bekerja sangat jauh, waktu yang dihabiskan beliau selama perjalanan mencapai 30 menit. Ibu Sri mengatakan bahwasanya pendidikan tersebut sangat penting bagi anaknya, dimana beliau sangat yakin bahwasanya pendidikan tersebut akan merubah nasih anaknya dikemuadian hari, beliau selalu memperhatikan anak-anaknya, disaat mana anak beliau tidak mau sekolah beliau memujuk anaknya agar mau sekolah, beliau mengatakan untuk pendidikan anaknya beliaua akan melakukan pekerjaan apa saja, disamping itu beliau juga mengatakan bahwasanya beliau memberikan penghargaan berupa hadiah jika anak nya naik kalas, beliau hanya mengiginkan anak-anaknya hanya naik kelas saja, tanpa harus mendapatkan rengking peringkat beliau takut ketika anaknya diberikan iming-iming dengan peringkat satu atau dua,tiga, menjadikan anaknya Universitas Sumatera Utara 56 depresi, hadiah yang beliau berikan biasanya berupa permintaan apa saja yang diinginkan anak-anaknya. 7. Nama : Abdul Halim Jenis Kelamin : Laki- Laki Usia, Agamasuku : 52 tahun, IslamMelayu Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Bapak Abdul merupakan warga dari Desa Rantau Panjang beretnis Melayu. Bapak Abdul memiliki 3 orang anak dan ketiga orang anak nya dalam proses pendidikan. Dan anak pertama Bapak Abdul saat ini kuliah di Medan di Universitas Deli Husada tingkat III jurusan Akademi Kebidanan AKBID, anak kedua nya Kulah di Deli Husada juga tingkat I jurusan Farmasi, dan anak yang ketiga beliau kelas 6 Sekolah Dasar SD. Bapak Abdul setiap hari nya bekerja sebagai pengusaha sembako di desa tersebut selama ± 20 tahun dan penghasilan yang ia dapat setiap harinya sebesar Rp. 200.000 per hari. Bapak Abdul mengatakan bahwasanya pendidikan itu sangatlah penting bagi setiap siapa saja, dimana beliau mengatakan orang yang berpendidikan akan berbeda cara berpikir nya dengan orang yang tidak memiliki pendidikan, lalu beliau mengatakan bahwasanya selama anaknya mengecap pendidikan beliau selalu memperhatikan pendidikan anaknya, anak beliau sekolah di Medan, dan tinggal di asrama, beliau memberikan perhatian berupa menelpon anaknya setiap dua hari sekali, dan setiap Universitas Sumatera Utara 57 bulannya beliau selalu mengunjungi anak-anaknya ke Medan. Beliau mengatakan ketika pendidikan anaknya sudah sampai keperguruan tinggi beliau merasakan hal yang berbeda, dimana beliau menilai bahwasanya beliau sudah berhasil mendidik anak-anaknya. Beliau dapat memberikan pendidikan dikarenakan ekonomi keluarga mereka yang memadai dan serba berkecukupan. Beliau juga mengatakan ketika anaknya sudah tamat dari perguruan tinggi beliau sudah mempersiapkan pekerjaan untuk anaknya, seperti membukakan kelinik dan membukakan praktek di depan rumah beliau. Tujuannya agar masyarakat yang sakit dapat berobat kepada anak beliau. 8. Nama : Adi Bowo Sembiring Jenis Kelamin : Laki- Laki Usia, Agamasuku : 38 tahun Pendidikan Terakhir : Tidak Tammat Sekolah Pekerjaan : Nelayan Bapak Bowo adalah seorang nelayan semenjak umur 11 tahun, penghasilan yang beliau terima setiap harinya berkisar Rp. 50.000 sampai dengan 70.000 dan terkadang tidak memilki penghasilan. Bapak Bowo tidak memiliki tamat sekolah dikarenakan alasan beliau berhenti sekolah dikarenakan tidak suka dengan sekolah dan tidak mampu mengikuti pelajaran sekolah. Namun pada saat ini beliau merasa menyesal untuk tidak melanjutkan sekolahnya, dimana menurut beliau saat ini sekolah sangat dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara 58 Bapak Bowo sudah menikah dan saat ini memiliki 3 orang anak, anak pertama Bapak Bowo sudah berhenti sekolah, anak kedua Bapak Bowo saat ini masi Sekolah Dasar SD dan yang terakhir masih kecil. Istri Bapak Bowo bekerja sebagai pembantu rumah tangga, yang setiap harinya bekerja mencuci baju tetangga yang memiliki ekonomi yang bagus. Anak pertama Bapak Bowo sudah tidak sekolah, dikarenakan kurangnya minat dan kemauan anak beliau untuk sekolah. Anak beliau yang tidak melanjut sekolah tetapi masih rajin belajar mengaji. Beliau mengetahui anaknya tidak lanjut sekolah dikarenakan faktor ekonomi pada keluarga beliau dan kurangnya untuk melanjutkan sekolah dikarenakan lingkungan setempat, anak beliau putus sekolah pada saat kelas 1 SMA, dimana letak dan lokasi sekolah sangat jauh dari tempat tinggal beliau, sehingga anak nya merasa capek untuk sekolah. Dan setiap harinya harus pulang balik dari rumah menuju sekolahnya, setelah anak beliau putus sekolah, anak beliau memilih untuk langsung bekerja ke luar daerah desa tersebut, pekerjaan yang dikerjakan anak beliau yaitu bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Medan. 9. Nama : Alwi Jenis Kelamin : Laki-Laki Usia, Agamasuku : 18 tahun, Islam Melayu Nama Sekolah : SMK Jaya Krama Kelas : III Alwi merupakan salah satu anak dari mayarakat pesisir Desa Rantau Panjang yang masih mengenyam pendidikan, Alwi saat ini duduk Universitas Sumatera Utara 59 di bangku sekolah kelas III SMK, Alwi baru saja melakukan Ujian Akhir Sekolah UN. Pendapat Alwi mengenai pendidikan selama beliau sekolah bahwasanya pendidikan itu bersifat mutlak, pendidikan itu simple dalam artian pendidikan yang ia dapat selama ini hanya pendidikan peraktek saja. Menurut Alwi pendidikan sangat penting bagi dirinya maupun bagi anak- anak lainnya, sebab pendidikan akan membawa perubahan pada dirinya, pendidikan bisa mengubah cara bidupnya, pendidikan yang Alwi jalankan merupakan tabungan untuk hari esok yang lebih baik, tanpa pendidikan menurut Alwi sendiri tidak akan jadi apa-apa. Menurut Alwi tanpa pendidikan susah mendapatkan pekerjaan, selain untuk mendapatkan pekerjaan pendidikan juga dapat mengubah cara berfikir, tingkah laku, akhlak khusus nya pada dirinya. Alwi mengatakan orang yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan akan berbeda tingkah laku, cara berfikir dan akhlaknya, orang yang tidak berpendidikan moral nya jauh lebih buruk ketimbang orang yang memilliki pendidikan. Alwi ingin sekolah atas kemauannya sendiri tidak ada karena ikut-ikutan dengan teman, sebab alwi mengatakan bahwasanya temen- temen banyak yang tidak mengenyam pendidikan. Demikian menurut beliau bahwasanya pendidikan anak-anak di dalam desa tersebut masih banyak yang hanya tamat sekolah SD dan SMP, sedangkan anak yang melanjutkan sekolah ketingkat yang selanjutnya SMA jumlahnya sangat sedikit, dalam artian masih bisa terhitung oleh jari. Banyak anak yang putus sekolah di desa tersebut karena berbagai faktor tersebut, seperti misalnya faktor ekonomi orangtua, dan kemauan anak nya yang kurang, Universitas Sumatera Utara 60 temen-teman nya yang hanya ikut-ikutan dengan temen yang lain, dimana mereka lebih baik memilih kerja yang langsung menghasilkan uang dari pada sekolah yang belum tentu mendapatkan pekerjaan, dan pada akhirnya juga akan pengangguran. Biasanya anak yang langsung bekerja, bekerja sebagai pencuci sampan, angkat ikan, dan merantau ke Malasya. Kebanyakan menurut beliau yang merantau ke Malasya tersebut kebanyakan perempuan, sebab jika perempuan mudah mendapatkan pekerjaan. Temen-temen Alwi menganggap tanpa sekolah saja akan berhasil, sebab bisa mendapatkan uang dan juga dapat berbagi dengan kedua orangtua nya. Selain Alwi sekolah atas kemauan nya ia juga selama sekolah selalu mendapatkan dukung dan motivasi yang diberikan orangtua maupun keluarganya, dukungan tersebut berupa agar Alwi menomor satukan pendidikan dan tidak menyampingkan pendidikan seperti mana halnya dengan anak-anak lainnya di Desa Rantau Panjang. 10. Nama : Hendri Ansyah Jenis Kelamin : Laki- Laki Usia, Agamasuku : 16 tahun, Islam MelayuNama Sekolah : SMK N 1 Pantai Labu Kelas : 1 SMK Jurusan TKJ Hendri merupakan seorang siswa yang masih duduk di sekolah SMK kelas 1 Pantai Labu. Hendri merupakan anak paling kecil diantara saudara-saudara nya. Ayah nya bekerja sebagai nelayan dan terkadang bekerja sebagai tukang bengkel sepeda motor, Ibu Hendri sehari-harinya Universitas Sumatera Utara 61 bekerja sebagai ibu rumah tangga. Hendri saat ini masih duduk dibangku kelas 1 SMK, yang mana hendri mengatakan bahwasanya beliau sekolah sambil kerja. Alasan beliau bekerja karena ekonomi orangtua nya yang tidak mencukupi jika beliau harus sekolah, jalan satu-satunya beliau memilih untuk bekerja sambil sekolah. Hendri mengatakan bahwasanya pendidikan bagi setiap saja dan terkhusus bagi diri beliau sangat penting, dimana beliau yakin bahwasanya pendidikan akan membawa setiap orang pada kesuksesan. Menurut Hendri pendidikan di desa tersebut masih tergolong rendah, sebab masih ada yang tidak tamat sekolah, dalam artian juga masih ada yang putus sekolah, masih banyak yang tammat sekolah SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP dan masih sedikit yang melanjutkan Sekolah Menengah Pertama SMA.

4.3 Pendidikan Anak di Desa Rantau Panjang