Masyarakat yang tidak percaya bahwasanya pendidikan tidak akan membawa perubahan

110 dalam konsep pemikiran orangtua menilai pendidikan sebagai penuntut pertumbuhan sejak lahir sehingga tercapai kedewasaaan jasmani dan rohani, dalam interaksi dengan alam lingkungan masyarakat kedepannya. Orangtua yang mengerti akan nilai pendidikan pasti tidak akan pernah menomorsekiankan pendidikan tersebut, dimana orangtua mengerti bahwasanya pendidikan tersebut merupakan agen perubahan kedepannya, masing-masing orangtua yang mengetahui bahwasanya pendidikan tersebut sangat penting karena cara mereka berfikir sangat jauh beda dengan yang lainnya saat mana yang lain hanya memikirkan pekerjaan namun orangtua yang mengerti pendidikan pasti akan mementingkan pendidikan tersebut.

4.8.3.3 Masyarakat yang tidak percaya bahwasanya pendidikan tidak akan membawa perubahan

Seseorang yang tidak percaya bahwasanya pendidikan akan bawa pada perubahan adalah tentunya karena tidak adanya bukti yang menunjukkan pendidikan tersebut seseorang yang sudah berhasil. Hal tersebut didukung pada saat wawancara dengan Ibu Hanisah Mulia pada saat dilapangan yaitu : “….mau kayak mana pun nak di desa ini lah yang paling bobrok pendidikan nanti kalau anak-anak nya ditegur harus belajar, mengaduh lah sama orangtua nya, udah gitu anak disini tu kalau disuruh dan ditegaskan akan merajuk, tak mau lagi dia sekolah, tak macam anak-anak diluaran sana, disini tu lainnya guru-guru nya yang penting murid, guru-guru nya yang semangat agar murid tu totap saja bisa bersaing dengan masyarakat luar, tapi kayak mana lah ya nak, payah awak bilang nya, memang begini-begini terus lah pendidikan di desa ni nak, tak ada pala yang barubah, cuman sekolah saja yang bertambah, macam Universitas Sumatera Utara 111 PAUD, SMP tapi sama saja nya sama yang dulu-dulu kemauan orang ni tak pala ado, orangtu tak percaya kalau pendidikan tu membawa pada perubahan yang lebih baik lagi….” Hal tersebut didukung oleh wawancara dengan Ibu Midah saat dilapangan yaitu : “….mano ada pendidikan bawa perubahan, udah banyak bukti di desa ini, ado anak yang sekolahnya sampai kuliah tapi sama sajo dia tidak jadi apa-apa, cuman buang duit saja dia akhirnya….” Hal tersebut juga senada dengan pendapat dari salah satu informan yang mana informan juga mengatakan bahwasanya orangtua di desa tersebut yang mengatakan bahwasanya pendidikan tidak akan memabawa pada perubahan. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Saiful Azmi : “….kalau dilihat dari selama ini saya di desa ini kalau masalah nilai pendidikan membawa perubahan itu tidak ada dan kalian lihat pastilah masyarakat di desa ni tak begitu mengerti dari sebuah pendidikan akan membawa perubahan, sebab apa mereka belum pernah melihat bahwasanya pendidikan itu membawa keberhasilan yang besar, belum ada bukti nya kalau orang yang sudah tamat kuliah akan bekerja dan membawa hasil yang baik, tapi kalau ada pastilah mereka sekolah lebih tinggi lagi jadi kalau dibilang pendidikan akan bawa perubahan bagi masyarakat ini tidak juga….” Jadi, menurut pandangan masyarakat desa tersebut bahwasanya pendidikan bagi masyarakat desa tidak ada akan membawa pada perubahan disebabkan karena tidak adanya keberhasilan yang di dapat dari seseorang yang sudah tamat sekolah yang tinggi menjadi orang yang sudah berhasil, jadi hal tersebut yang membuat masyarakat Desa Rantau Panjang Universitas Sumatera Utara 112 menilai pendidikan tersebut tidak akan membawa perubahan bagi mereka, banyak hal yag sudah di dapat dari masyarakat bahwasanya pendidikan tersebut akan membawa perubahan yang buruk bagi setiap anak di desa tersebut. Masyarakat hanya berharap ketika anak sudah tamat sekolah haruslah langsung mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, seperti bekerja sebagai polisi, bekerja di perkantoran dan sebagainya, namun jika tidak masyarakat tidak akan percaya bahwasanya pendidikan itu akan membawa perubahan besar mau pun kecil pada setiap individu, sebab masyarakat sendiri menganggap bahwasanya ketika berpendidikan tinggi saja ketika sudah tamat nanti akan susah mendapatkan pekerjaan, bekerja juga harus menggunakan uang yang besar harus bisa masuk ke instansi pemerintahan. Namun hal ini berbeda dengan pernyataan salah satu informan mengenai pendidikan bukan hanya untuk mencari pekerjaan, tetapi juga untuk mengubah cara berfikir, memperbaiki moral dan tinghkah laku seseorang, hal ini dinyatakan oleh Ibu Sahriah : “….saya walaupun anak saya tidak memiliki pekerjaan sampai saat ini, dan tetap saja menganggur, tapi saya tidak merasa kecewa, sebab kewajiban saya sebagai seorang ibu dan juga sebagai orangtua sudah berhasil merawat dan menajalankan kewajiban saya sebagai orangtua, jika memang anak saya sampai saat ini tidak memiliki pekerjaan hanya saja mungkin tidak di ridoi oleh Allah, Swt….” Hal ini senada dengan pedapat Alwi jika berpendidikan akan di sampingkan oleh mayarakat di desa tersebut. “….kata orang sama aku kak, alwi ngapainlah kau sekolah, udah kelas 3 kau, tamat itu mau kemana lah kau ?mau menganggur macam akak-akak kau ya ? atau balik kelaut kau ngangkat ikan, jadi nelayan ? mending dari dulu kau tak usah sekolah, kasiahan kami sama Universitas Sumatera Utara 113 kau wi, pengangguran besar-besaran lah kau wi macam akak kau nanti, lalu dengan omongan itu kan kak, aku bilang lah sama omak, omak jang, yang susah lah hidup ini ya mak, masak awak yang suah sakolah sajo tak mamiliki pekerjaan, bisa pulak orangtu punya kerja yang tak ada sakolahnya, tapi kak tetap saja omak kasih tau kalau aku harus optimis, pekerjaan tersebut hanya dari Allah. Swt, sabar saja kato omak kak….” Terlihat bahwasanya masyarakat di desa tersebut masih ada yang percaya bahwasanya pendidkan tersebut bukan hanya untuk pekerjaan saja tetapi pendidikann juga untuk perubahan cara berfikir, moral dan tingkah laku untuk ke depannya, orangtua maupun anak berpendapat bahwasanya pekerjaan tersebut hanya di dapat ketika Allah. Swt meridhoi nya, namun jika tidak mendapatkan pekerjaan tidak sewajarnya pendidikan di sampingkan. Anak yang memiliki pendidikan juga di desa tersebut akan di gunjing dimana masyarakat menganggap ketika seseorang tamat sekolah nanti akan memiliki penyesalan sebab sama saja bekerja kelaut sebagai nelayan, walaupun anak sudah down akan gunjingan dari masyarakat desa tetapi ia tidak merasa menyesal untuk masa sekarang mau pun masa yang akan datang.

4.9 Anak Putus Sekolah di Desa Rantau Panjang