90
setelah pulang sekolah anak tersebut lanjut untuk bekerja. Namun ketika ada tugas sekolah anak tersebut belajar pada malam hari. Cara yang dia
lakukan selama iya Sekolah Menengah Pertama hingga saat ini Sekolah Menengah Atas. Lalu bukan hanya anak saja yang berniat untuk sekolah
sambil bekerja, namun orangtua anak juga memberikan epek jera terhadap anak nya agar anak nya tetap saja sekolah sambil bekerja, tujuannya agar
anaknya mengathui bahwasanya mencari uang tersebut sangat sulit. Epek jera yang diberikan kepada anaknya juga tidak
diperbolehkan untuk dilanjutkan setiap hari, epek jera itu hanya ketika anaknya meminta uang jajan saja, ketika orangtua tidak memiliki uang.
Selama anak tidak tahu bahwasanya mencari uang sangatlah sulit, anak tidak mau tau dengan keluhan orangtua nya, namun setelah si anak dibawa
melaut oleh Ayah nya, anak mulai sadar bahwasanya bekerja tersebut memang sangat sulit. Dengan demikian anak menjadi sadar bahwasanya
uang tidak mudah didapatkan.
4.4.6.4 Anak yang melanjut Sekolah di Desa Rantau Panjang mendapat gunjingan dari masyarakat
Gunjingan merupakan salah satu cara seseorang untuk mejatuhkan orang lain, terdapat di desa rantau seseorang yang mendapat
gunjingan dari tetangga nya sendiri disebabkan karena seseorang tersebut lebih memilih untuk sekolah dari pada memilih untuk bekerja terslebih
dahulu. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu Sahrian saat wawancara dilapangan yaitu :
“….dikampung ni lainnya nak kalau orang yang berpendidikan tu selalau nya dicibir, di ejekin, dimaki
Universitas Sumatera Utara
91
orang, kayak manalah tak begitu kan, tak ada orang yang sudah tamat sekolah macam tamat kuliah manjadi
orang, artinya yang sudah berhasil, nanti kalau sudah tamat sekolah, tamat kuliah apa yang terjadi malah
manganggur, malah balek ka laut, manganggur lah jadinya, itulah yang buat orang malas sekolah dan
kuliah sebetulnya, macam anak ibuklah semuanya tamat sekolah, bahkan tamat kuliah juga, akhirnya apa,
manganggur juga nya sampai sekarang….” Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu Ratna Ningrum yaitu :
“….ada anak orangtua murid datang kesekolah bilang sama ibu kalau mau memutuskan sekolah anak nya
hanya sampai Sekolah Dasar saja, orangtua tersebut bilang sama ibu dan anaknya sudah pandai anakku
baca dan tulis, jadi sampai SD sajalah, ikut sajalah kerja kelaut, kalau tidak merantau saja kau ke
Malaysia cari uang, disini itu kalau anak tidak ke Malasya rasanya tidak sah dek….”
Terlihat bahwasanya di Desa Rantau Panjang pendidikan begitu tidak mendukung, dimana di desa hanya mementingkan kepuasan saat ini
dari pada masa yang akan datang, dimana masyarakat sendiri hanya menganggap kebutuhan hidup itu cukup memiliki rumah mewah,
mempunyai kenderaan mewah, begitu juga dengan kebutuhan yang akan datang itu memiliki pekerjaan tanpa harus memiliki bekal pendidikan
terlebih dahulu. Anak yang memiliki pendidikan akan digunjing di desa tersebut,
pendidikan tidak begitu penting bagi orang yang lebih mengutamakan pekerjaan. seseorang yang sekolah sampai tamat sarjana pada
kenyataannya di desa akan menjadi seorang yan pengangguran menurut seseorang jika berkerja pun bakal bekerja kelaut atau merantau ke Malasya
untuk mempertahankan kehidupan. Orangtua sendiri memperbolehkan anaknya untuk langsung bekerja mencari uang, merantau ke Malasya,
Universitas Sumatera Utara
92
menurut orangtua bisa membaca dan tulis sudah cukup buat anak-anaknya, asalkan jangan buta huruf saja menurut mereka. Namun hal tersebut sudah
tidak dianggap tabu oleh masyarakat di Desa Rantau Panjang.
4.5 Nilai Masyarakat Pesisir terhadap pendidikan anak
Masyarakat Desa Rantau Panjang menilai pendidikan tersebut tidak ada manfaatnya, dimana menurut masyrakat jika sudah sekolah tingg
sampai sarjana akan mendapatkan pekerjaan, mayarakat menilai sekolah tersebut hanya untuk pekerjaan, jika tidak mendapatkan pekerjaan
masyarakat tidak percaya bahwasanya pendidikan membawa perubahan yang baik bagi setiap orang. Hal tersebut didukung oleh saat wawancara
dengan Alwi pada saat dilapangan yaitu : “….di desa ini kak kalau sudah tamat sekolah tapi tak
juga dapat korja sudahlah di ejek kita kak, macem awak kak sudah ditanya-tanya orang kalau sudah
tamat mau kemana kau alwi, pasti melaut kau kan, tak nya ada guna sekolah kau wi, dari situ alwi mulai takut
kak….” Hal tersebut senada dengan pendapat bapak Zulham pada saat
dilapangan yaitu : “….mereka berprinsip, aku sudah mendapatkan duit,
jadi lebih enak bekerja mencari duit dari pada sekolah….”
Lalu hal tersebut juga sesuai dengan pendapat Bapak
Zamaluddin pada saat dilapangan yaitu : “….sekolah itu belum tentu nanti dapat pekerjaan,
sekolah hanya menghabiskan uang saja, ngapain sekolah tinggi-tinggi toh juga nanti berujung pada
penganguran mending melaut saja….”
Universitas Sumatera Utara
93
Jadi masyarakat menilai sekolah tersebut hanya membuang waktu saja bagi mereka, sekolah hanya membuang-buang uang saja, tanpa
sekolah juga mereka sudah memiliki pekerjaan yang baik menurut mereka. Jika sekolah saja bagi mereka tidak akan membawa pengaruh yang baik,
tetapi akan mereka anggap sebagai mala petaka. Dimana jika sekolah akan mengkeluarkan uang yang lebih, namun tidak ada hasil yang mereka dapat.
Penilaian masyarakat terhadap pendidikan tidak begitu baik, sebab belum ada masyarakat yang berhasil setelah tamat sekolah, yang ada hanya
penganguran dan kembali kelaut untuk bekerja.
4.6 Peran orangtua dalam pendidikan anak 4.6.1 Orangtua yang mendidik anak dalam pendidikan anak
Orangtua yang sadar akan kewajibannya terhadap pendidikan anaknya selama anak tersebut masih mengenyam pendidikan maka
orangtua akan selalu aktif berperan untuk menanyakan perkembangan pendidikan anaknya. Yang mana orangtua akan menyarankan dan
menekankan agar anaknya belajar dirumah tanpa harus berharap pendidikan tersebut hanya didapat sekolah saja. Disini peran orangtua
setelah guru harus seimbang agar anak tetap menghargai setiap proses serta dapat memanfaatkan waktu nya untuk belajar. Hal tersebut didukung
saat wawancara dilapangan Ibu Ratna Nigrum pada saat dilapangan yaitu : “….saya dan suami dek kalau malam hari gak
memperbolehkan anak ni hidupkan TV, saya suruh anak-anak ni belajar dulu, dari selesai Shalat magrib
sampai jam 19.30 belajar, gak ada anak saya yang kelayapan kalau malam, saya tegaskan anak saya biar
belajar jangan
terpengaruh sama anak-anak
Universitas Sumatera Utara
94
dikampung ni, anak ni kalau belajar kami damping sampai selesai dia belajar. Kalau mereka bertanya ya
kami kasih tau bagaimana cara ngerjain nya, sampai mengertilah terus kami usahakan….”
Hal tersebut senada dengan pendapat Ibu Sri Rahmadani pada
saat dilapangan yaitu : “….saya memberikan tekanan pada anak kalau anak
tidak mau belajar dirumah setiap malamnya ya saya tidak kasi jajan siang harinya, anak jadi takut mau
tidak mau kan anak belajar, tapi lama kelamaan karena tadinya karena terpaksa menjadi suatu
kebiasaan mereka jalankan….”
Jadi orangtua yang sadar terhadap pendidikan akan selalu berusaha terhadap pendidikan anaknya, dimana orangtua tersebut juga
merupakan salah satu guru. Tentunya seseorang yang berperan sebagai guru akan selalu berusaha lebih baik dalam pendidikan anak mereka. Oleh
karena itu orangtua tidak lepas dari pendidikan anaknya. Waktu belajar ditentukan orangtua dikarenakan orangtua menginginkan anaknya yang
terbaik, agar anak nya bisa mengetahui setiap apa yang tidak diketahuinya dari belajar yang diberikan orangtua nya. Peran orangtua tersebut
disamping anak nya belajar untuk mengajari anak pada pelajaran yang tidak dimengertinya.
Peran orangtu dalam keluarga terhadap pendidikan anak terkhusus peran mendampingi jam belajar anak memberikan solusi pada masalah
pengetahuan anak dapat menghindari kemandekan dalam balajar. Kehadiran orangttua mendampingi anak belajar juga dapat dikatakan
sebagai untuk perhatian orangtua dan dukungan orangtua pada pendidikan anaknya. Kedua orangtua dalam keluarga harus saling memiliki interaksi
Universitas Sumatera Utara
95
yang baik dalam hubungan keluarga supaya anak semakin percaya dan fungsi keluarga yaitu untuk saling berbagi dan merasa nyaman dengan
kerukunan dalam keluarga. Dengan demikian orangtua dengan mudah memainkan perannya di tengah-tengah keluarga sesuai yang diharapkan
keluarga.
4.6.2 Orangtua yang tidak peduli terhadap pendidikan anak
Belajar merupakan suatu strategi atau cara yang dilakukan seseorang dalam mencapai suatu tujuan yang di inginkan. Melalui cara
belajar sendiri tanpa meminta bantuan dari orang lain sering sekali mengalami kesusahan yang mengakibatkan seseorang mandek berhenti
belajar. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan anak dari seorang nelayan yang sedang mengecap pendidikan hanya ketergantungan belajar di
sekolah mereka, jarang ditemui ada anak yang belajar dirumah, seperti belajar dimalam hari, anak di desa tersebut banyak yang hanya bermain,
bekerja. Kita ketahui bahwasanya waktu belajar anak akan memperoleh ilmu pengetahuan di sekolah dari jenjang SD, SMP, SMA terbatas
diperkirakan 5 jam sampai 7 jam belajar, sedangkan waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu dirumah mereka.
Untuk itu orangtua dan guru di sekolah harus memiliki hubungan yang baik, agar tercapainya target dalam menjadikan anak baik dalam hal
pengetahuan dan perilaku anak. Peran aktif orangtua sangat dibutuhkan untuk anak saat dirumah atau berada di luar jam sekolah dimana orangtua
harus memperhatikan waktu belajar anak, membimbing perilaku dirumah dan mengajari anak saat belajar. Anak dimasa sekolah sering mengalami
Universitas Sumatera Utara