Orientasi Subyektif dalam hubungan Sosial: Variabel-variabel Berpola Orientasi motivasional motivasional orientation.

11 Orientasi motivasional merupakan orientasi yang bersifat individu yang menunjuk pada keinginan individu yang bertindak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang dimaksud menyangkut kepuasan jangka panjang dan kepuasan jangka pendek atau dengan kata lain tujuan utama yang ingin dipenuhi dapat memeperbesar kepuasan dan memperkecil kekecewaan. Satu segi dari permasalahan ini adalah ikhtiar untuk menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan langsung yang memeberikan kepuasan dengan tujuan jangka panjang yang sering menuntut pembatalan pemuasan. Orientasi nilai yang bersifat sosial merupakan orientasi yang menunjuk pada standar-standar normatif yang membedakan baik atau buruk, benar atau salah dan prioritas sehubungan dengan adanya kebutuhan- kebutuhan dan tujuan-tujuan yang berbeda dalam wujud agama atau tradisi setempat Johson, 1986 : 114. Masing-masing element dalam orientasi individu selanjutnya dibagi lagi ke dalam tiga dimensi yang berbeda-beda, masing-masing ada dalam setiap orientasi individu. Dimensi itu adalah sebagai berikut :

2.2 Orientasi Subyektif dalam hubungan Sosial: Variabel-variabel Berpola

Teori parson yang pada umum sifatnya action theory mengenai tindakan sosial menekankan orientasi subjektif yang mengendalikan pilihan-pilihan individu. Pilihan-pilihan ini secara normativ diatur atau dikendalikan oleh nilai dan standart normativ bersama Doyle, 1986: 113. Dalam kerangka umum itu, orientasi orang yang bertindak itu terdiri dari dua elemen dasar, antara lain: Universitas Sumatera Utara 12

a. Orientasi motivasional motivasional orientation.

Orientasi Motivasional menunjukkan pada ke inginan individu yang bertindak itu untuk memperbesar kepuasan dan mengkurangi kekecewaan dan terbagi menjadi tiga bagian yaitu: 1. Dimensi kognitif Dimensi kognitif dalam orientasi motivasional pada dasarnya menunjuk pada pengetahuan orang yang bertindak itu mengenai situasinya, khususnya kalau dihubungkan dengan kebutuhan dan tujuan-tujuan pribadi. Dimensi ini mencerminkan kemampuan dasar manusia untuk membedakan antara rangsangan- rangsangan dan membuat generalisasi dari satu rangsangan dengan rangsangan lainnya. 2. Dimensi katektik Dimensi katektik dalam orientasi motivasional menunjukkan pada orientasi efektif atau emosional orang yang bertindak terhadap situasi atau berbagai aspek di dalamnya, ini juga mencerminkan kebutuhan dan tujuan individu. Umumnya, orang memiliki suatu reaksi emosional positif terhadap elemen dalam lingkungan yang memberikan kepuasan atau dapat digunakan sebagai alat dalam mencapai tujuan dan reaksi yang negative terhadap aspek- aspek dalam lingkungan yang mengecewakan. 3. Dimensi evaluatif Dimensi evaluatif dalam orientasi motivasional menunjukkan pada dasar pilihan seseorang antara orientasi kognitif atau katektik secara alternatif. Orang selalu memiliki banyak kebutuhan dan tujuan, dan kebanyakan atau kalau bukan semua situasi, ada kemungkinan banyak interprestasi kognitif dan reaksi katektik. Universitas Sumatera Utara 13 Kriteria yang digunakan individu untuk memilih dari alternatif-alternatif ini merupakan dimensi evaluatif. Sebagai ilustrasi, sebuah piring yang penuh dengan makanan berkalori dapat dinterprestasikan sebagai satu pesta dimana orang bersenang-senang, atau sebagai yang menyebabkan kegemukan yang harus dihindari, reaksi mana yang diambil akan menecerminkan perioritas kebutuhan untuk memuaskan keinginan akan makanan dan kebutuhan untuk mengontrol kegemukan Jhonson, 1986: 114-116

b. Orientasi Nilai value orientation