143
untuk kedepannya. Pemerintah sendiri sampai terjen langsung kedesa agar memberikan sosialisasi langsung kepada orangtua anak, sehingga
pemerintah biasanya membuka forum berupa diskusi terhadap permaslahan pendidikan di desa tersebut, namun orangtua anak sendiri
tidak menghadiri acara tersebut. Terlihat bahwasanya memang masyrakat desa kurang antusias terhadap pendidikan yang ada. Bantuan yang
diberikan pemerintah sendiri berupa sebagai berikut :
a. Dana Bos
Dana Bos Bantuan Oprasi Sekolah yang langsung diberikan pemerintah kepada pihak-pihak sekolah yang tujuannya untuk diberikan
kepada siswa-siswi miskin kurang mampu. Dana tersebut diberikan agar anak dari masyarakat yang kurang mampu tetap bisa sekolah sebagai mana
masyarakat lainnya. Biasanya dana Bos yang diberikan kepada siswa-siswi berupa, uang sekolah gratis, baju sekolah, tas sekolah, sepatu sekolah,
buku sekolah dan juga berupa uang, namun jika uang diberikan pemerintah berharap uang tersebut dipergunakan untuk membeli peralatan sekolah
yang memang benar-benar dibutuhkan. Namun pada kenyataannya siswa-siswi yang menerima bantuan
tersebut selalu salah menggunakan, uang tersebut dipergunakan untuk membeli barang-barang mewah seperti handphone, baju baru dan
sebagainya. Tidak heran jika bantuan tidak dicairkan oleh pihak sekolah, maka anak dari masyarakat yang sekolah selalu mengeluh karena
pemerintah maupun pihak sekolah tidak mengeluarkan uang tersebut. Hal
Universitas Sumatera Utara
144
ini didukung saat wawancara dengan Ibu Ratna Ningrum pada saat dilapangan yaitu :
“….anak disini menggunakan uang yang diberikan sekolah maupun pemerintah untuk berpoya-poya,
bukan difikirkan untuk beli alat sekolah, banyak sekali anak disini baru saja bantuan keluar tidak ada yang
dibeli untuk sekolahnya, saya dengar uang tersebut digunakan untuk beli handphone serta barang mewah
lainnya….” Hal tersebut senada dengan pendapat Ibu Ayung Muliani pada
saat dilapangan yaitu : “….sedikit dari anak yang menerima bantuan yang
diberikan oleh pemerintah benar-benar menggunakan uang bantuan tersebut, banyak penyalahgunaan yang
mereka lakukan, anak murid ketika ditanya bantuan digunakan untuk apa, dijawab nya untuk beli beras
serta beli barang-barang mewah….”
Jadi anak yang menerima bantuan dari pemerintah di dalam desa tersebut dipergunakan dengan salah. Pemerintah sendiri berharap jika
bantuan yang diterima anak sekolah akan dibeli untuk kebutuhan sekolah, namun kenyataannya bantuan tersebut disalahgunakan untuk membeli
barang-barang mewah seperti anak dibelikan handphone. Handphone untuk anak sekolah saat ini tidak terlalu penting, jika anak diberi
handphone maka akan merusak jiwa dan mental anak.
b. Pemerinah membuat perpustakaan