19 mineral terlarut. Hal ini akan dipercepat lagi apabila terjadi keronggaan lapisan
tanah dalam dan pergeseran lapisan tanah oleh gempa, sehingga dapat menyebabkan kandungan mineral besi, mangan dan kalsium di dalam air tanah menjadi meningkat.
b. Pencemaran Akibat Perilaku Manusia
Pencemaran oleh karena perilaku manusia pada wilayah perkotaan terjadi akibat tingginya kepadatan dan aktivitas penduduk, terutama bila sistem buangan
limbah cair dan padat, sampah, dan sanitasi tidak memadai akan menjadi potensi pencemaran air tanah Sutrisno, 2002. Menurut Berthouex 1998, menyatakan
bahwa bakteri patogen analog dengan bahan kimia beracun, karena dapat menyebabkan penyakit apabila melebihi batas toleransi yang diperbolehkan untuk
manusia. Bakteri Coliform adalah group bakteri yang sering ditemukan di dalam tanah, tinja manusia, burung dan binatang berdarah panas. Adanya coliform
menunjukkan adanya bakteri patogen, sehingga digunakan sebagai indikator kualitas higienis air bersih minum. Secara praktis apabila indikator bakteri tidak muncul di
dalam air bersih minum, maka bakteri patogen juga tidak ada negatif dan air aman untuk diminum. Air dapat berfungsi pembawa penyakit water borne disease,
sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan dari kontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri patogen pada air bersihminum sering berasal dari septic tank dan air
buangan domestik melalui tanah, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan. Pencegahan kontaminasi bakteri patogen dari septic tank maupun air buangan
domestik dapat dilakukan dengan cara pengolahan dan pada akhir pengolahan dilakukan proses desinfeksi menggunakan klorin, ultra violet maupun ozon.
2. Keberadaan Unsur Fe dan Mn pada Air Tanah
Keberadaan unsur besi dan Mn dalam air tanah secara kimia dapat dibedakan atas dua macam muatan, yaitu besi bermuatan 2+ yang disebut bentuk ferro dan besi yang
bermuatan 3+ disebut ferri dan umumnya bentuk ferro cenderung berubah menjadi ferri. Pada air yang tidak mengandung oksigen, seperti seringkali air tanah, besi berada
sebagai Fe
2+
teroksidasi menjadi Fe
3+
, Fe
3+
ini sukar larut pada pH 6 – 8 kelarutanya kecil bahkan dapat menjadi ferri hodroksida Fe OH
3
salah satu jenis oksidasi yang merupakan zat padat dan bisa mengendap Alaerts dan Santika, 1984. Sedangkan untuk
unsur Mangan Mn merupakan komponen utama dari lapisan bumi, terdapat secara alamiah dalam air tanah. Jika tidak ada unsur–unsur pembentuk yang komplek, maka
Mn tidak terdapat sebagai unsur terlarut. Dalam kebanyakan air alami konsentrasi organik pembentuk yang komplek atau bahan–bahan organik jarang memadai untuk
menstabilkan kondisi Mn
3+
. MnO
2
padat merupakan fase bervalensi tinggi terdapat sebagai koloid yang stabil secara termodinamis dalam air alami. Mn bervalensi tinggi
sebagai koloid terdispersi yang stabil dalam waktu yang lama. Secara analisis perbedaan terlarut dan tersuspensi Mn
4+
sangat sukar Fair, et. Al 1969. Kandungan Fe dan Mn dalam air tanah pada umumnya terdapat dalam bentuk
terlarut bersenyawa dengan bikarbonat dan sulfat, juga ditemukan kedua unsur tersebut bersenyawa dengan hidroden sulfida H
2
S. Selain itu Fe dan Mn ditemukan pula pada air tanah yang mengandung asam yang berasal dari humus yang mengalami penguraian
dan dari tanaman atau tumbuhan yang bereaksi dengan unsur Fe atau Mn untuk membentuk ikatan kompleks organic. Unsur Fe umumnya terdapat pada hampir semua
air tanah, sedangkan unsur Mn tidak ditemukan, tetapi keberadaan unsur Mn biasanya bersama-sama dengan unsur Fe.
20
3. Dampak Negatif Fe dan Mn
Menurut Tjokrokusumo 1995, identifikasi tingginya mineral Fe dan Mn ditengarai dengan berbau amis logam, meninggalkan noda kuning kecoklatan Fe dan
coklat kehitaman Mn pada porselin maupun alat–alat saniter serta pakaian berwarna cerah, terjadi pengkaratan korosif pada logam, memunculkan partikel berwarna
kuning coklatcoklat hitam dan mengkilap di permukaan air.
Menurut Purdom 1971, dikatakan metabolisme tubuh membutuhkan Fe, Mn, Ca dan Mg selama konsentrasi sesuai dengan standart kualitas Air Minum yang
diperbolehkan. Fe, Mn, Ca dan Mg termasuk golongan tidak beracuntoksisitas rendah, tetapi apabila dikonsumsi melebihi standar baku mutu diperbolehkan dan secara reguler
melebihi 10 tahun akan berakibat terjadi pembengkakan ginjal, lever, batu ginjalkandung kemih, iritasi usus besar lambung dan sakit pinggang. Hal ini dapat
terjadi oleh karena kelebihan mineral dari kebutuhan metabolisme tubuh akan terdeposit pada organ–organ tubuh yang penting dan tidak dapat dibuang keluar dari sistem tubuh
seperti halnya vitamin.
4. Prinsip Penghilangan Fe dan Mn