15 Perhitungan statistik berdasarkan data di atas didapatkan bahwa untuk sensor TMA
dalam mendeteksi tinggi muka air di waktu pagi hari adalah rata-rata = 62.2 cm dan standar deviasi sebesar 1.5748 dan varians sebesar 2.48.
Gambar 11. Grafik Data Pemantauan Malam Hari
Perhitungan statistik berdasarkan data di atas didapatkan bahwa untuk sensor TMA dalam mendeteksi tinggi muka air di waktu pagi hari adalah rata-rata = 51.8 cm dan
standar deviasi sebesar 1.7738 dan varians sebesar 3.1466.
E. Kesimpulan dan Rekomendasi
Kesimpulan
Dalam perancangan dan pembuatan perangkat pemantau nilai perubahan tinggi muka air secara telemetri yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang sudah dilakukan ini
diperoleh beberapa kesimpulan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan pengembangannya ke depan, yaitu antara lain:
a Pembuatan alat nilai perubahan tinggi muka air secara telemetri dapat digunakan
untuk mendapatkan data-data hasil pemantauan dari waktu ke waktu terhadap kondisi muka air suatu DAS yang diamati.
b Data hasil pengukuran dapat digunakan untuk peringatan dini kepada masyarakat akan kecenderungan terjadinya bahaya banjir.
c Data-data hasil pengukuran perubahan tinggi muka air yang sudah diperoleh sebelumnya dapat digunakan untuk menggambarkan pola perubahan tinggi muka
air, sehingga dapat dilakukan prediksi dan perencanaan di waktu mendatang dalam rangka optimalisasi penggunaan lahan tempat tinggal masyarakat dan juga
mengantisipasi adanya korban dari ancaman bencana banjir.
d Nilai resolusi sensor pada sudut pengujian yang sama akan ditentukan oleh keliling cakram sensor. Semakin besar keliling cakram sensor maka semakin rendah
resolusi sensornya dan sebaliknya. e Dengan disertai pemakaian memori dalam pengoperasiannya dapat dibuat sebuah
data logger yang dapat mencatat data otomatis pada durasi tertentu kemudian data – data tersebut dapat diambil secara jarak jauh menggunakan sistem telemetri.
Rekomendasi
Penelitian yang telah dilaksanakan ini merupakan salah satu upaya pengembangan kajian teknik pengukuran jarak jauh yang berupa sebuah rancangan dan sistem
terhadap tinggi muka air berbasis GSM. Hal ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir. Dengan
memanfaatkan jaringan GSM melalui Base Station Transmitter akan terbangun pemantauan jarak jauh parameter gejala banjir secara realtime.
16 Data–data hasil pengukuran yang sudah diperoleh sebelumnya dapat digunakan untuk
menggambarkan pola perubahan tinggi muka air daerah aliran sungai, sehingga bisa dilakukan prediksi dan perencanaan di waktu mendatang dalam rangka optimalisasi
penggunaan lahan tempat tinggal masyarakat dan juga mengantisipasi adanya korban dari ancaman bencana banjir.
Daftar Pustaka Asdak C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Bruninga B. 2006. APRS: Automatic Position Reporting Sistem, Author of APRS.
http:web.usna.navy.mil~bruningaaprs.html. Diakses tanggal 15 September 2009
Hadisantono. R.D dan Bronto S. 1994. Sistem Peringatan Dini Bahaya Letusan Gunungapi. Seminar Nasional Mitigasi Bencana alam. Yogyakarta: UGM
Hari Siswoyo. 2003. Makalah Pengantar Falsafah Sains. Malang: Universitas
Brawijaya. http:rudyct.comPPS702-ipb06223hari_siswoyo.htm
Diakses tanggal 25 September 2009
M. Luthful hakim, O. Haridjaja, Sudarsono, dan G. Irianto. 2008. Pengaruh Tekstur Tanah Terhadap Karakteristik Unit Hidrograf dan Model Pendugaan Banjir.
Studi Kasus di DAS Separi, Kutai, Kartanegara. Kalimantan Timur.
Montarcih L. 2007. Hidrograf Satuan Sintesis Untuk DAS Di Indonesia. Penelitian
BPP Fakultas Teknik. Malang: Universitas Brawijaya http:bppft.brawijaya.ac.id?hlm=bpenelitianview=fullthnid=2007pid=1199
415768 Diakses tanggal 25 September 2009
Purwanto, E. 1992. Pemanfaatan dan Evaluasi Daerah Aliran Sungai Dengan Menggunakan Parameter Hidrologi. Majalah Kehutanan Indonesia, Edisi No. 10
th 19911992,
Diterbitkan oleh
Departemen Kuhutanan
RI, STT.
No. 1162SKDITJEN PPGSST1987. Jakarta: Departemen Kehutanan RI.
Sri Harto Br. 2000. Hidrologi Teori, Masalah, dan Penyelesaian. Yogyakarta: Nafiri
Offset.
17
Pemanfaatan Pasir Merapi Pasca Erupsi Sebagai Media Pengolah Air Yang Mengandung Besi dan Mangan Tinggi
Oleh: Retno S, ST, MP dan Irene AS, ST, MT
Abstract
Water as an essential need for living organisms, can not be replaced its function. The quality of water consumed by living organisms, especially human being, will effect the
degree of his health. Well-water in the edges of Code river is susceptible to quality change because of the Merapi’s volcano-mudflow flood and activities surroundings. In the other
hand, Merapi’s sand could have potential to be used as filter media. A study of determining the best treatment for Merapi’s sand, the height of sand media and the number of chlorine
diffuser orifice was done to find the optimum combination of the operational condition for water treatment purpose.
To have a description of well-water quality in the edges of Code river, nine sampling point represent upstream, middle and downstream area were taken. Furthermore,
study was continued by: a determining best treatment of Merapi’s sand, arranging in phases of determining best combination of using KMnO4 solution concentration of 2,5, 5,
7,5 and soaking time 8, 16, 24 hours continued by determining best diameter of sand - 8+10, -10+14, -14+18 mesh; b determining best height of filter sand media 70, 85,
100 cm using activated filter device; c determining best number of chlorine diffuser orifice 20, 30, 40 orifices applied in the well.
The study shown that well-water quality in the edges of Code river on the summer time is relatively good for Fe and Mn, turbidity is slightly above the maximum level and
coliformfecal coli is above the maximum level for all samples. The best treatment of Merapi’s sand as activated media filter can be achieved by using 5 KMnO4 solution,
soaking time 24 hours and media height of 100 cm. Application of chlorine diffuser in the well shown that 40 orifices give best result for reduction of coliformfecal coli. Package of
activated filter device can be used as applied technology to improve well-water quality, especially for those which contain high Fe dan Mn.
Key words : Merapi’s sand, Fe and Mn, activated filter, chlorine diffuser
A. Pendahuluan