Latar Belakang STRATEGI PEMBERDAYAAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN DAN KEMANDIRIAN KESEHATAN MASYARAKAT YOGYAKARTA BERBASIS KEBIJAKAN PREVENTIF DAN PROMOTIF

109 Menyikap Wajah Pelayanan Publik Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Dasar Pemerintah Kota Yogyakarta Oleh : Dwi Priyono,SH, Waryono,S.IP,S.Kep,M.Kes, Sri Arini Winarti, SKM.M.Kep Abstrak Latar Belakang hak masyarakat, yang harus dipenuhi oleh pemerintah yang merupakan hak konstitusi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945, dalam kenyataannya saat ini hak–hak tersebut belum sepenuhnya diperoleh oleh masyarakat. Masih adanya wali murid mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan, tidak terpenuhinya KMS untuk pendidikan, munculnya macam pungutan di sekolah. Di bidang kesehatan juga tidak beda jauh, banyak kasus–kasus busung lapar, menunjukkan kurangnya optimalnya perhatian pemerintah terhadap derajat kesehatan warganya, penderita DBD yang banyak tidak tertolong. Di bidang administrasi dasar keluhan lamanya mengurus perijinan, lamanya proses pembuatan KTP dan KK dan beberapa kasus lain yang sering muncul di masyarakat. Rumusan Masalah , Bagaimana pelayanan publik di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Pelayanan Administrasi Dasar kependudukan di Kota Yogyakarta. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris yang dilakukan dengan pendekatan diskriptif kuantitatif kualitatif kuantilatif masuk kategori Action Research. Hasil : Sarana dan Fasilitas ruang kelas, perpustakaan dalam kondisi baik. Fasilitas olahraga, Ruang UKS, koperasi sekolahwarungkantin, Fasilitas belajar meja, kursi, papan tulis, papan absensi, dsb masih dalam kondisi yang baik, Buku pelajaran pokok dipinjamkan secara gratis, Alat peraga dalam kondisi sedang. Pelayanan Untuk Orang Miskin setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan tidak perduli kaya maupun miskin. Jaminan Kesehatan Daerah tercatat banyaknya warga miskin sesuai bantuan biaya sesuai platfom dan keputusan Walikota Yogyakarta. Administrasi dasar pembuatan KK menunjukkan waktu yang dibutuhkan proses pembuatan KK relatif lama, kualitas pelayanan di kelurahan, kecamatan mengalami perubahan biaya pengurusan, biaya dan waktu serta keramahan petugas sudah baik. Sikap petugas dalam melayani masyarakat akan standar prosedur pelayanan optimal sesuai dalam Standar Pelayanan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Yogyakarta. Saran . Pemerintah membentuk desain Alur Pelayanan Publik sistem evaluasi terhadap model kontrak pelayanan, mekanisme pelayanan publik yang berbasis kepentingan masyarakat. Sebagai pihak yang harus dilayani oleh administrasi negara birokrasi atau berbasis tata kelola pemerintahan yang baik good governance. Kata kunci, Layanan Publik, bidang kesehatan, Pendidikan, Admnistrasi dasar.

A. Latar Belakang

Pelayanan publik merupakan hak masyarakat, yang harus dipenuhi oleh pemerintah. Hak tersebut merupakan hak konstitusi yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Dalam kenyataannya saat ini hak–hak tersebut belum sepenuhnya diperoleh oleh masyarakat. Ketidakpuasan masyarakat tersebut bisa diatasi apabila pemerintah bisa lebih dekat dengan masyarakat. Peluang pemerintah untuk bisa lebih memahami kebutuhan masyarakat tersebut sebenarnya telah didukung dengan adanya Otonomi Daerah. Salah satu 110 paradigma baru dari otonomi daerah sebenarnya adalah semakin mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Menurut W. Riawan Tjandra dkk, ada tiga level pembahasan dalam kerangka meningkatkan pelayanan publik, Pertama kebijakan peraturan perundang–undangan, apakah kebijakan dalam pemberian pelayanan publik sudah benar–benar ditujukan untuk kepentingan masyarakat; kedua, kelembagaan, apakah lembaga–lembaga yang dibentuk oleh pemerintah daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau hanya berdasar pada kebutuhan eksistensi lembaga–lembaga di daerah agar tidak dilakukan likuidasi lembaganya termasuk juga kepentingan–kepentingan politis yang sangat kental terutama ketika masuk dalam pembahasan di tingkat legislatif; ketiga, sumber daya manusia, apakah sumber daya manusia yang memberikan pelayanan juga memerlukan kecakapan–kecakapan tertentu. Para pengguna jasa yang sering tidak sanggup menghadapi ketidakpastian cenderung memilih membayar biaya yang lebih tinggi kepada penyelenggara pelayanan untuk memperoleh kepastian waktu dan kualitas pelayanan. UU dan Perda dalam penyelenggaraan pelayanan publik hanya mengatur kewajiban pengguna jasa tanpa memberikan perlindungan yang memadai mengenai hak–haknya dan hal yang dapat dilakukan oleh seorang pengguna jasa yang merasa dilanggar haknya. Peraturan yang ada dalam penyelenggaraan pelayanan publik selama ini tidak pernah mengatur kewajiban penyelenggara dan resikonya ketika mereka gagal memenuhi kewajibannya. Kondisi semacam ini membuat rezim pelayanan bisa memperlakukan warga pengguna jasa sekehendaknya sendiri dan menjadi penyebab dari ketidakpastian biaya dan waktu pelayanan. Negara, masyarakat sipil, dan mekanisme pasar memiliki kepentingan dan keterlibatan yang tinggi dalam ranah ini. Belajar dari pengalaman di masa lalu, untuk menjamin agar upaya peningkatan kualitas pelayanan publik benar–benar dapat direalisasi secara nyata, ke depan salah satu perangkat yang dibutuhkan sebagai acuan adalah adanya Standar Pelayanan SP.

B. KERANGKA KONSEPTUAL PELAYANAN PUBLIK YANG BERBASIS