82 kebutuhan wisatawan. Dalam kegiatan rebranding ini, Yogyakarta juga dapat menata ulang
produk–produk wisata yang akan disajikan kepada wisatawan.
B. TUJUAN DAN MANFAAT
1. Tujuan
Penelitian ini memiliki tujuan untuk: 1.
Mengidentifikasi faktor–faktor yang berpengaruh dalam penyusunan rebranding Yogyakarta sebagai kota wisata budaya.
2. Menyusun strategi rebranding Yogyakarta sebagai kota wisata budaya.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai rebranding Yogyakarta sebagai kota wisata budaya ini dapat menghasilkan temuan mengenai inovasi–inovasi promosi pariwisata yang
manfaat pada perbaikan upaya promosi pariswisata di Yogyakarta. Promosi pariwisata yang baik, diharapkan dapat menarik kedatangan wisatawan baik mancanegara
maupun domestik ke Yogyakarta. Pariwisata yang berkembang baik dan banyak mendatangkan wisatawan akan menghasilkan devisa dan pertumbuhan ekonomi
positif bagi masyarakat Yogyakarta. Pada gilirannya, pariwisata yang berkembang dengan baik akan menghasilkan peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat
Yogyakarta.
Di samping itu, pariwisata budaya yang berkembang dengan baik akan dapat menyediakan sumber finansial bagi pelestarian dan pengembangan budaya yang hidup
di tengah masyarakat Yogyakarta. Tercipta hubungan yang saling menguntungkan antara pariwisata dengan budaya.
C. TINJAUAN PUSTAKA Pariwisata dan Wisata Budaya
Menurut Suyitno 2001: 8 pariwisata seringkali didefinisikan kegiatan melakukan perjalanan untuk sementara waktu, perjalanan tersebut dilakukan dari satu tempat ke tempat
lain, Perjalanan itu bagaimanapun bentuknya harus selalu dikaitkan dengan bertamasya atau rekreasi, orang yang melakukan perjalanan tidak mencari nafkah di tempat yang dikunjungi
dan semata-mata sebagai konsumen di tempat itu.
Menurut Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1990, yang dimaksud pariwisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Menurut definisi yang lebih luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat
lain bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi
sosial, budaya, alam dan ilmu Spillane dalam Rahmathadi, 2005: 35.
Indonesia sesungguhnya merupakan salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang paling banyak memiliki pusaka budaya heritage dari masa lalu baik yang bersifat
tangible teraga maupun yang tidak teraga intangible. Berbagai pusaka budaya dari masa prasejarah, Hindu-Budha, Islam dan masa kolonial tersebar di seluruh Nusantara. Sumber
daya tersebut sudah tentu akan sangat bermanfaat untuk pengembangan pariwisata budaya di Indonesia.
Sementara itu muncul juga kecenderungan di kalangan masyarakat Eropa dalam dua dekade terakhir ini adalah keinginan untuk memahami jati dirinya melalui pusaka
budaya heritage yang berasal dari masa lalu Richards 1996. Upaya untuk memahami jati diri ini telah mendorong masyarakat Eropa untuk berwisata ke berbagai tempat atau situs
bersejarah di berbagai negara guna mencari kebudayaan yang original atau otentik yang tidak mereka jumpai di negaranya sendiri.
83 Namun demikian tidak semua obyek atau atraksi budaya tersebut dapat benar–
benar dikembangkan secara mendalam sebagai daya tarik wisata budaya, mengingat bahwa keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh para pengembang baik materi maupun non
materi, maka dari itu diperlukan suatu kriteria penilaian dalam menentukan obyek wisata tersebut benar–benar menarik dan layak untuk dikembangkan menjadi suatu obyek atraksi
wisata budaya.
Pariwisata budaya dapat didefinisikan secara sempit maupun luas. Dalam pengertian sempit, pariwisata budaya menyangkut perpindahan orang semata–mata karena
motivasi budaya seperti: bepergian untuk tujuan studi, melihat seni pertunjukkan dan budaya, mengunjungi festival, mengunjungi monumen dan peninggalan purbakala,
mengunjungi kesenian rakyat dan perjalanan berziarah ke tempat suci. Di sisi lain dalam pengertian luas, pariwisata budaya menyangkut semua perpindahan orang yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan akan sesuatu yang berbeda, mempertinggi budaya seseorang, memberi pengetahuan dan pengalaman Lim 1996:161.
Laster Borley 1996:181 menyatakan bahwa pariwisata budaya merupakan aktifitas yang memungkinkan wisatawan untuk mengetahui dan memperoleh pengalaman
tentang perbedaan cara hidup orang lain, merefleksikan adat–istiadatnya, tradisi religiusnya dan ide–ide intelektualnya yang terkandung dalam warisan budaya yang belum dikenalnya.
Dalam konteks ini Boniface 1995:115 menyatakan bahwa pariwisata budaya adalah jenis kepariwisataan yang berhubungan dengan kehidupan manusia dan cara–cara hidupnya serta
hasil karyanya, teristimewa hasil karya pada zaman dahulu.
Dari definisi di atas tampak kemudian bahwa upaya pemasaran produk pariwisata bukanlah upaya yang mudah. Pemasaran produk pariwisata menurut Rochayat Harun jauh
lebih kompleks sifatnya dibandingkan dengan memasarkan produk perusahaan manufaktur yang umumnya berbentuk atau berwujud. Lebih lanjut Harun mengemukakan untuk
memasarkan produk industri pariwisata perlu dipahami sifat dan karakter produk pariwisata yang akan ditawarkan.
Salah satu upaya yang sangat menentukan keberhasilan, pemasaran produk pariwisata adalah penelitian pemasaran Marketing Research. Pada umumnya research
diartikan sebagai aktivitas mengumpulkan, mencatat dan menganalisa data dan fakta. Sedangkan yang dimaksudkan dengan marketing research adalah penyelidikan yang
dilakukan terhadap aktivitas pembelian dan penjualan serta usaha–usaha penyampaian barang–barang dan jasa–jasa dari produsen kepada konsumen. Di tengah persaingan
memperebutkan wisatawan yang sangat ketat seperti sekarang ini strategi branding dan rebranding sangat dibutuhkan.
Branding
Merek atau brand tidak dapat dipisahkan dari suatu produk dan penerapannya dapat menambah nilai suatu produk. Merek adalah nama, lambang, tanda desain atau
kombinasi dari semuanya untuk mengidentifikasi produk atau jasa yang ditawarkan. Merek adalah janji perusahaan yang menjual produk untuk secara konsisten memberikan manfaat
dan jasa kepada konsumen. Merek yang baik memberikan garansi kualitas Mahmud, 2010: 79.
Brandmerek merupakan nama, istilah, tanda, simbol, desain ataupun kombinasi yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual untuk
membedakannya dengan produk pesaing Kotler, 2000. Merek menjadi sinyal bagi konsumen dalam mencari produk dan melindungi konsumen dan produsen dari pesaing
yang juga menyediakan produk serupa Aaker,1991.
Berbagai definisi mengenai merek menekankan adanya hubungan antara konsumen dengan merek consumer to brand relationship dimana pada kenyataannya
merek lebih dari sekedar nama, istilah, rancangan, tanda atau kombinasi dari hal–hal
84 tersebut, karena merek mempunyai aspek emosional di dalamnya. Merek mengandung
nilai–nilai intangible, emosional, keyakinan, harapan serta penuh dengan persepsi pelanggan. Merek yang kuat dapat dilihat dengan sejauh mana menciptakan persepsi di
benak konsumen. Perusahaan yang memiliki merek yang kuat dapat lebih mudah merebut peluang bisnis yang ada dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki merek yang
kuat Rangkuti, 2004.
Pengetahuan merek atau brand knowledge adalah konsep yang berisi tentang hubungan sebuah merek dalam ingatan konsumen dimana terdapat keanekaragaman
asosiasi yang terkait. Pengetahuan merek brand knowledge menurut Keller 1993 terdiri dari: kesadaran merek dan citra merek.
Kesadaran merek menurut Rossiter dan Percy Keller,1993, berhubungan dengan kekuatan sebuah merek dalam ingatan konsumen yang dicerminkan dalam kemampuan
konsumen untuk mengidentifikasi suatu merek pada kondisi yang berbeda. Kesadaran merek dibedakan menjadi dua, yaitu : Pengingatan kembali brand recall kemampuan
untuk mengingat kembali suatu merek dalam ingatan konsumen. Pengenalan merek brand recognition kemampuan konsumen untuk membedakan merek yang pernah dilihat atau
didengar sebelumnya.
Kesadaran merek mempunyai peranan penting dalam tahap pembuatan keputusan consumer decision making. Peranan penting itu meliputi:
a. Hal yang terpenting bagi konsumen ketika memikirkan suatu merek adalah ketika
mereka berfikir tentang kategori produk. b.
Kesadaran merek dapat mempengaruhi keputusan tentang merek pada tahap pertimbangan.
c. Kesadaran merek dapat mempengaruhi pembuatan keputusan oleh konsumen, dengan
mempengaruhi formasi dan kekuatan dari asosiasi merek pada citra merek brand image.
Penciptaan suatu merek mengimplikasikan penyampaian suatu brand image tertentu sebagai suatu cara dimana semua yang ditargetkan oleh perusahaan terhubung
dengan suatu merek kemudian produk dijual dengan nama tersebut dengan sekumpulan asosiasi.
Citra merek brand image itu sendiri merupakan persepsi mengenai sebuah merek sebagai cerminan dari asosiasi merek yang melekat pada ingatan konsumen. Membangun
brand image harus sesuai dengan pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, kondisi persaingan, keuntungan dan alasan mengapa produk atau jasa tersebut diciptakan. Semua ini dilandasi
oleh kuatnya brand value yang melekat pada merek tersebut. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau
hal ini disebut dengan kepribadian merek brand personalityRangkuti, 2004.
Fungsi merek adalah fungsi asosiasi yang berhubungan dengan atribut intangible atau citra image yang ditambahkan dan memberikan keuntungan yang hnaya bisa dicapai
jika sebuah produk mempunyai sebuah merek. Manfaat dari merek dalam hal ini adalah memberi tambahan nilai bagi produk dibandingkan dengan produk tanpa merek. Fungsi
merek digunakan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari suatu penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dengan produk pesaing. Karakteristik khusus dari
fungsi merek adalah merek memiliki sifat atau pembawaan alami yang positif sehingga jika nilai suatu merek semakin besar maka derajat atau tingkat nilai merek tersebut semakin
besar pula.
Destination Branding
Setiap tempat atau lokasi dapat juga dibuat brand-nya dengan menciptakan dan mengkomunikasikan identitas lokasi yang bersangkutan. Kota, Negara saat ini telah aktif
dikampanyekan melalui periklanan, directmail dan perangkat komunikasi lainnya.
85 Keseluruhan strategi dan proses inilah yang dikenal dengan destination branding Keller,
2003. Destination branding berarti merancang suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan
target market Keller,2003. Lebih penting lagi destination branding adalah mengenai bagaimana konsumen merasakan suatu tempat di dalam benak mereka. Kekuatan brand
terletak pada kemampuan membangun brand awareness terhadap suatu lokasi dan menghubungkan lokasi tersebut dengan asosiasi yang sesuai dengan yang diinginkannya.
Ketika suatu lokasi mengatur untuk menciptakan rangka dasar dan infrastruktur destination brand-nya, lokasi tersebut harus mengenali target marketnya secara tepat.
Target market secara potensial dari destination branding adalah kalangan produsen barang dan jasa, cabang perusahaan dan kantor regional, penanaman modal luar negeri dan pasar
ekspor, turisme, penerimaan tamu hospitality, warga negara dan penduduk baru. Destination branding dapat dikatakan sukses apabila warga negara dan puas dengan
komunitas mereka, serta harapan–harapan para pengunjung dan para penanam modal dapat bertemu Kotler, 2002.
Rebranding Kota
Perubahan logo atau Rebranding berasal dari kata re- dan branding. Re berarti kembali, sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang menghubungkan
hati dan benak pelanggannya. Jadi rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk merubah total atau memperbaharui sebuah
brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit.
Rebranding sebagai sebuah perubahan merek, seringkali identik dengan perubahan logo ataupun lambang sebuah merek. Dengan kata lain, ketika melakukan rebranding maka
yang berubah ialah nilai–nilai dalam merek itu sendiri. Dalam membuat sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, diantaranya: Attributes. menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota. Message. menggambarkan sebuah cerita, menyenangkan dan selalu
mudah diingat.
Differentiation, unik
dan berbeda
dari kota–kota
yang lain.
Ambassadorship, menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut Suharno,2010.
D. METODOLOGI PENELITIAN