85 Keseluruhan strategi dan proses inilah yang dikenal dengan destination branding Keller,
2003. Destination branding berarti merancang suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan
target market Keller,2003. Lebih penting lagi destination branding adalah mengenai bagaimana konsumen merasakan suatu tempat di dalam benak mereka. Kekuatan brand
terletak pada kemampuan membangun brand awareness terhadap suatu lokasi dan menghubungkan lokasi tersebut dengan asosiasi yang sesuai dengan yang diinginkannya.
Ketika suatu lokasi mengatur untuk menciptakan rangka dasar dan infrastruktur destination brand-nya, lokasi tersebut harus mengenali target marketnya secara tepat.
Target market secara potensial dari destination branding adalah kalangan produsen barang dan jasa, cabang perusahaan dan kantor regional, penanaman modal luar negeri dan pasar
ekspor, turisme, penerimaan tamu hospitality, warga negara dan penduduk baru. Destination branding dapat dikatakan sukses apabila warga negara dan puas dengan
komunitas mereka, serta harapan–harapan para pengunjung dan para penanam modal dapat bertemu Kotler, 2002.
Rebranding Kota
Perubahan logo atau Rebranding berasal dari kata re- dan branding. Re berarti kembali, sedangkan branding adalah proses penciptaan brand image yang menghubungkan
hati dan benak pelanggannya. Jadi rebranding adalah suatu upaya atau usaha yang dilakukan oleh perusahaan atau lembaga untuk merubah total atau memperbaharui sebuah
brand yang telah ada agar menjadi lebih baik, dengan tidak mengabaikan tujuan awal perusahaan, yaitu berorientasi profit.
Rebranding sebagai sebuah perubahan merek, seringkali identik dengan perubahan logo ataupun lambang sebuah merek. Dengan kata lain, ketika melakukan rebranding maka
yang berubah ialah nilai–nilai dalam merek itu sendiri. Dalam membuat sebuah city branding, terdapat beberapa kriteria yang harus
dipenuhi, diantaranya: Attributes. menggambarkan sebuah karakter, daya tarik, gaya dan personalitas kota. Message. menggambarkan sebuah cerita, menyenangkan dan selalu
mudah diingat.
Differentiation, unik
dan berbeda
dari kota–kota
yang lain.
Ambassadorship, menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di kota tersebut Suharno,2010.
D. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini mencoba menganalisis bagaimana para informan memahami dan memaknai mengenai branding dan rebranding kota Yogyakarta. Peneliti juga menggali dari
mana informan mendapatkan informasi tersebut. Penelitian ini objek wisatawan mancanegara dan domestik, stakeholder pariwisata di Yogyakarta dan pemerintah Kota
Yogyakarta dalam hal ini Dinas Pariwisata. Data diperoleh melalui wawancara mendalam dan kuisioner. Analisis data dilakukan secara kualitatif.
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Branding sebuah kota sangat diperlukan untuk menarik kunjungan wisatawan di kota Yogyakarta. Branding kota Yogyakarta masih menjadi satu dengan branding yang di
susun oleh Pemerintah Provinsi. Branding yang disusun Pemerintah Provinsi ini secara sengaja maupun tidak disengaja telah menjadi branding kota Yogyakarta pula. Wisatawan
mengenal Yogyakarta dengan branding “Jogja Never ending Asia”. Branding “Jogja Never Ending Asia” dianggap sebagai brand yang cukup menarik sehingga untuk dalam
waktu dekat perlu tetap dipertahankan.
Akan tetapi brand itu sekarang ini dinilai hanya sebatas brand yang kosong karena tidak diikuti dengan langkah–langkah yang konkrit dalam mensosialisasikan brand tersebut
86 ke seluruh stakeholder pariwista di Yogyakarta. Selain ini brand ini juga belum diikuti
dengan langkah–langkah revitalisasi dan rekondisi produk–produk wisata budaya yang ada di Yogyakarta. Branding yang ada juga belum diikuti dengan perubahan pelayanan bagi
para wisatawan yang datang ke Yogyakarta.
Branding yang ada sudah selayaknya diikuti dengan tiga langkah yang disarankan oleh Michael Porter maupun responden dalam penelitian ini, yaitu: be a good host , menjadi
tuan rumah yang baik bagi wisatawan, treat your gues properly, memperlakukan tamu denagan keramah–tamahan dan building home sweet home, memberi rasa aman dan
nyaman bagi wisatawan yang datang.
Rekomendasi
Pemerintah kota Yogyakarta hendaknya merancang sebuah tahapan–tahapan branding kota Yogyakarta dengan melakukan revitalisasi dan rekondisi obyek–obyek
wisata budaya, menetapkan dan melakukan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Sleman untuk
revitalisasi branding “Jogja Never Ending Asia” sebagai branding bersama. Branding bersama tersebut harus dikoordinatori dan dimotori oleh Pemerintah Daerah Daerah
Istimewa Yogyakarta DIY untuk mencegah terjadinya branding sektoral antar kota dan kabupaten yang dapat merugikan citra Yogyakarta sebagai tujuan wisata budaya.
Melakukan langkah untuk mengisi dan mewujudkan branding tersebut dengan menghidupkan gerakan sadar wisata secara terus–menerus kepada seluruh lapisan
masyarakat di Yogyakarta, terlebih pada masyarakat yang bersentuhan langsung dengan industri pariwisata seperti penjual cinderamata, restoran dan penyedia transportasi seperti
tukang becak dan kusir andong.
DAFTAR PUSTAKA Aaker, David, 1991,Managing Brand Equity, Capitalizing on the Value of Brand Name,
The Freepress, New York. Boniface, Priscilla Peter J. Fowler, Heritage and Tourism in the Global Village.
Routledge. London.1993 Hidayat, Dedy N, Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi, dalam Jurnal
ISKI, No 3April 1999. Kartajaya, Hermawan, 2006, Siasat Memenangkan Persaingan Global, Marketing Plus
2000, Gramedia, Jakarta. Keller, KL, 1993, A Study of Brand Equity in an Organization-Buying Context, Journal of
Marketing Vol. 7 Januari pp 1 -22. Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prehalindo,
Jakarta. Machfoedz, Mahmud, 2010, Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 2004, Metode Penelitan Kualitatif, Rosda, Bandung Mulyana, Deddy, 2003, Metodologi Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Rosda, Bandung Norman, K Denzin, Yvona Lincoln, 1994, Hand Book of Qualitative Research, California:
SAGE Publications. Putra, Heddy Shri, Ahimsa, Mengembangkan Wisata Budaya dan Budaya Wisata Sebuah
Refleksi Antropologis, Pusat Studi Pariwisata UGM, Yogyakarta. ---------------, Perencanaan Wisata Budaya, Bimbingan Teknis Perencanaan Program
Kepariwisataan, Yogyakarta, 2000. Suyitno, 2001, Perencanaan Wisata, Kanisius, Yogyakarta.
Spillane, James, 1987, Ekonomi Pariwisata, Sejarah dan Prospeknya, Kanisius, yogyakarta. Sarantokos, Sotirios, 1998. Social Research. McMillan,Melbourne.
87 Skripsi :
Sidik, Rahmathadi, 2005, Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Daerah di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam Meningkatkan Jumlah
Wisatawan, Jurusan Ilmu Komunikasi, UPN “Veteran” Yogyakarta. Wiryandi, 2004, Branding terhadap Negara State Branding, Studi Kasus Branding
Singapura “Uniquely
Singapore”, Jurusan
Hubungan Internasional,
UPN “Veteran” Yogyakarta.
88
Aplikasi Website Pemasaran Dengan Teknik SEO Search Engine Optimazion Untuk
Mempromosikan Produk-Produk UMKM
Oleh : Fatsyahrina Fitriastuti, S.Si, MT
ABSTRAK
Penelitian ini merancang dan membangun suatu aplikasi yang berbasis website yang digunakan untuk memasarkan produk–produk Usaha Kecil Mikro dan Menengah UMKM
yang ada di wilayah Kota Yogyakarta. Hasil rancangan aplikasi ini tidak hanya sekedar sebuah website tetapi juga dilengkapi dengan beberapa teknik– teknik optimalisasi website
atau lebih dikenal dengan Search Engine Optimization SEO, yaitu teknik yang bisa membuat website berada pada posisi–posisi atas suatu search engine ternama. Terdapat
faktor internal dan faktor eksternal yang dapat diterapkan pada teknik SEO ini. Obyek penelitian dipilih daerah pengrajin perak di Kotagede. Pemilihan ini berdasarkan bahwa
syarat untuk optimalisasi website, adalah kekhasan atau ciri khas content website. Aplikasi website yang dihasilkan memungkinkan untuk setiap showroom atau pengrajin perak
mempunyai satu atau lebih akun untuk memasarkan produk dan hak untuk mengelola halamannya sendiri sehingga ketergantungan terhadap administrator bisa berkurang.
Aplikasi website ini dapat diterapkan pada produk–produk UMKM yang lain yang mempunyai ciri khas Yogyakarta seperti batik, makanan khas atau hasil–hasil kerajinan
lainnya. Website dirancang dengan bahasa pemrograman PHP dan database server MySQL.
Kata kunci : website pemasaran, Search Engine Optimization, PHP, MySQL
A. PENDAHULUAN