METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN

62

D. METODE PENELITIAN

Gambar 1 Diagram alir flowchart penelitian

E. HASIL DAN PEMBAHASAN

Atribut Kuesioner No Atribut Pernyataan 1. Lokasi Puskesmas strategis 2. Sarana parkir 3. Fasilitas ruang tunggu 4. Penampilan Petugas 5. Kelengkapan dan kecanggihan peralatan medis 6. Fasilitas kamar mandi 7. Papan Informasi 8 Pelayanan dimulai cepat ketika pengunjung datang 9 Ketepatan waktu pelayanan 10. Prosedur pelayanan kesehatan yang mudah 11. Biaya administrasi 12. Kecepatan sistem antrian 13. Kecepatan dan ketepatan pelayanan petugas 14. Pemberian informasi yang jelas oleh petugas 15. Cepat Tanggap dalam menyelesaikan keluhan 16. Keamanan obat 17. Pengetahuan dan penguasaan tugas dari pegawai 63 No Atribut Pernyataan 18. Pelayanan kartu JAMKESMAS yang tepat sasaran 19. Keramahan terhadap pengunjung 20. Kesabaran dalam menghadapi keluhan pengunjung 21. Keterbukaan dalam menerima kritik dan saran Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner yang diberikan pada responden selama penelitian. Suatu kuisioner dikatakan valid tidaknya jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel dengan degree of freedom df= n-2, dalam hal ini jumlah sampel n sebanyak 30, maka besar df dapat dihitung 30-2 = 28 dan alpha = 0.05 didapat r table = 0.239.   96 , 12 N X X JKx 2 2      668 , 1 N JKx SBx      8 , 2692 N y y JKy 2 2      63 , 9 1 N JKy SBy              491 , Y - Y N X - X N Y X XY N rxy 2 2 2 2                        435 , SBy SBx rxy 2 - SBy SBx SBx - SBy xy r 2 2 hitung r    239 , r tabel  Jika r hitung ≥ r tabel maka H o diterima Sehingga 0,435 ≥ 0,239, maka H o diterima Uji Reabilitas Atribut pertanyaan yang telah valid kemudian dilakukan pengujian reliabilitas. Teknik uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis dengan menggunakan Cronbach Alpha. - Jumlah kuadrat total skor butir JKx ∑ JKxi = 12.967 + 15.67 ........8.967+15.467 = 316.36 Daerah Penolakan Daerah Penerimaan 64 - Jumlah kuadrat total skor faktor Jky   N y y JKy 2 2     JK y = 2502.16 - Maka koefisien reliabilitas yang dicari adalah : Diman M = 30   JKy JKx 1 M M 1 r    Alpha s Cronbach 09 . 1 r  Alpha s Cronbach 239 , r tabel  Karena 239 . 09 . 1    r r tabel Alpha s Cronbach , maka H o diterima. Karena H o diterima, maka atribut-atribut kuisionernya reliabel. Berapa kali pun atribut-atribut kuisioner ditanyakan kepada responden yang berlainan, hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban responden untuk atribut tersebut. Uji Kecukupan Data Untuk menentukan jumlah data sampel minimal yang harus diperoleh, digunakan perhitungan dengan menggunakan rumus Paul Leedy Arikunto,1997 yaitu : q . p e Z n 2 2       Dengan menggunakan nilai distribusi normal dengan nilai Z 2 a sebesar 1.645 untuk tingkat ketelitian 10 dan tingkat kepercayaan 90 , error 0,1 10 , dengan jumlah kuisioner yang disebar sebanyak 70 kuisioner dan sah sebanyak 64 kuisioner, maka diperoleh jumlah data sampel minimal yang sebesar 21,2 atau 22 sampel. Important Performance Analysis IPA Important Performance Analysis dilakukan dengan menghitung skor total kinerja pelayanan dan kepentingan puksesmas. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai X rata–rata skor kinerja dan Y rata–rata skor kepentingan. Dari perhitungan tingkat kesesuaian antara penilaian kinerja puskesmas dengan kepentingan pegunjung maka dibuat suatu penilaian khusus yang menjadi dasar suatu keputusan untuk mempertahankan prestasi atau melakukan perbaikan. Tolak ukur batas pengambilan keputusan adalah 76.56 , yang merupakan nilai rata–rata tingkat kesesuaian seluruh atribut pertanyaan. Implikasi dari nilai tolak ukur tersebut adalah jika : a. TK 76.56 maka dilakukan perbaikan Action A b. Bila TK 76.56 maka dilakukan usaha untuk mempertahankan Hold H Daerah Penerimaan Daerah Penolakan 65 Tabel 1 Hold Action Atribut Tingkat Kesesuaian Hold action 1 85.53 H 2 82.75 H 3 85.21 H 4 86.4 H 5 74.24 A 6 73.84 A 7 78.44 H 8 67.04 A 9 72.09 A 10 75.95 A 11 86.05 H 12 72.04 A 13 70.45 A 14 76.15 A 15 74.32 A 16 76.83 H 17 75.66 A 18 74.14 A 19 70 A 20 75.76 A 21 74.70 A Berdasarkan pada tabel di atas terdapat atribut yang memperoleh nilai tingkat kesesuaian kurang dari 76.56 . Artinya adalah atribut tersebut belum memenuhi nilai harapan dari pengunjung puskesmas dimana membutuhkan tindakan perbaikan secara kontinu sehingga diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan optimal bagi pengunjung yang berkunjung kedepannya. Selain itu terdapat 7 aspek yang memperoleh nilai tingkat kesesuaian di atas 76.56 , yaitu lokasi puskesmas strategis, sarana parkir, fasilitas ruang tunggu, penampilan petugas, papan informasi, prosedur pelayanan yang mudah, dan cepat tanggap dalam menyelesaikan keluhan. Artinya aspek tersebut sudah cukup untuk memenuhi nilai harapan bagi pengunjung puskesmas sehingga patut untuk dipertahankan. Prioritas perbaikan atribut berdasarkan pada Importance Performance Analysis IPA dapat dijabarkan melalui tabel 1. 66 Gambar 2 Important Performance Matrix Diagram Kartesius NilaiKinerja T in g k a t K e p e n ti n g a n 3.6 3.5 3.4 3.3 3.2 3.1 3.0 2.9 4.6 4.5 4.4 4.3 4.2 4.1 4.0 3.9 3.8 3.24 4.24 21 20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 NilaiKepentinganVsNilaiKinerja Kuadran I 6,9,15,19,21 memerlukan penanganan yang perlu diprioritaskan oleh tingkat manajemen karena tingkat kepentingan tinggi sedangkan tingkat kepuasan kinerja rendah. Kuadran kedua II 5,10,11,14,16,17,18,20 disebut dengan daerah yang harus dipertahankan, karena tingkat kepentingan tinggi sedangkan tingkat kepuasan kinerja juga tinggi. Kuadran ketiga III 2,8,12,13 disebut juga sebagai daerah prioritas rendah, karena tingkat kepentingan rendah sedangkan tingkat kepuasan kinerja juga rendah Kuadran keempat IV 1,4,3 dikategorikan sebagai daerah berlebihan, karena tingkat kepentingan rendah sedangkan tingkat kepuasan kinerja tinggi. Tabel 2 Rata-Rata Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Atribut Rata – rata Kinerja Rata – rata Kepentingan 1 3.45 4.03 2 3.2 3.86 3 3.266 3.83 4 3.4 3.93 5 3.266 4.4 6 3.2 4.33 7 3.1 4.33 8 2.91 3.95 67 Atribut Rata – rata Kinerja Rata – rata Kepentingan 9 3.1 4.35 10 3.31 4.3 11 3.6 4.36 12 3.05 4.18 13 3.1 4.23 14 3.3 4.4 15 3.23 4.33 16 3.48 4.35 17 3.31 4.53 18 3.25 4.38 19 3.15 4.35 20 3.28 4.33 21 3.2 4.28 Potential Gain in Customer Value PGCV Untuk melengkapi hasil analisa dari Importance Performance, digunakan sebuah metode untuk menentukan prioritas perbaikan yang harus dilakukan oleh pihak Puskesmas. PGCV memberikan jalan bagi diagram Importance dan Performance untuk dapat dibandingkan dalam bentuk yang lebih teliti dan terperinci. Indeks PGCV Potential Gain in Customer Value digunakan untuk menentukan atribut–atribut mana saja yang berpotensi paling besar, dalam memberikan nilai tambah atau keuntungan bagi perusahaan sehingga dapat dibuat urutan prioritas perbaikan layanan. Tabel 3 Perhitungan Indeks PGCV Atribut Nilai UDCV Indeks PGCV Nilai ACV Urutan Perbaikan 1 20.16 6.25 13.91 20 2 19.33 6.96 12.37 16 3 19.16 6.64 12.5 17 4 19.66 6.29 13.37 19 5 22 7.62 14.37 11 6 21.66 7.8 13.86 7 7 21.66 8.23 13.43 2 8 19.75 8.22 11.52 3 9 21.75 8.265 13.45 1 10 21.5 7.23 14.26 15 11 21.83 6.11 15.72 21 12 20.16 6.25 13.9 4 13 21.16 8.04 13.12 6 14 22 7.48 14.52 13 15 21.66 7.65 14.01 10 16 21.75 6.59 15.15 18 17 22.66 7.63 15.03 12 18 21.91 7.670 14.24 9 19 21.75 8.047 13.70 5 20 21.66 7.43 14.22 14 21 21.41 7.71 13.70 8 68 Berdasarkan pada tabel di atas ketepatan waktu pelayanan jam bukatutup memperoleh prioritas perbaikan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan nilai indeks PGCV yang paling besar, yaitu 8.265. Selain itu rendahnya nilai ACV Achive Customer Value ,yaitu nilai kepuasan pengunjung yang telah tercapai terhadap kinerja atau kualitas layanan Puskesmas sebesar 13,485. Nilai kepuasan ini cukup rendah jika dibandingkan dengan nilai UDCV Ultimately Desire Customer Value. UDCV merupakan nilai yang diharapkan pengunjung dari kinerja Puskesmas, yaitu sebesar 21,75. Atribut kedua yang perlu diperbaiki, yaitu Papan Informasi sumber informasi dengan indeks PGCV sebesar 8,23. Diikuti Pelayanan dimulai cepat ketika pengunjung datang memiliki indeks PGCV sebesar 8,22. Atribut ini memiliki nilai ACV terbesar 11,52 yang juga diimbangi dengan nilai UDCV terbesar, yaitu 19,75. Hal ini membuatnya berada pada atribut ketiga yang perlu diperbaiki. Begitu pula dengan atribut Kecepatan sistem antrian, Keramahan terhadap pengunjung, Kecepatan dan ketepatan pelayanan petugas, Fasilitas kamar mandi bersih dan nyaman jangka waktu dan cepat tanggap petugas dalam menyelesaikan keluhan yang secara berurutan berada pada prioritas kelima, keenam dan ketujuh, memiliki nilai ACV yang cukup rendah jika dibandingkan dengan nilai UDCV–nya. Jika diperhatikan, urutan prioritas perbaikan pada PGCV berbeda dengan urutan perbaikan pada tingkat kesesuaian. Hanya saja dengan tingkat kesesuaian, kita dapat mengambil keputusan apakah suatu atribut atau kinerja layanan, perlu dilakukan perbaikan atau dipertahankan. Selain itu cara perhitungan tingkat kesesuaian lebih mudah dan cepat jika dibandingkan dengan Potential Gain in Customer Value.

F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI