TINJAUAN PUSTAKA I. STRATEGI PEMBERDAYAAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN DAN KEMANDIRIAN KESEHATAN MASYARAKAT YOGYAKARTA BERBASIS KEBIJAKAN PREVENTIF DAN PROMOTIF

42

C. TINJAUAN PUSTAKA I.

Pemberdayaan Jika dilihat dari proses operasionalisasinya, maka ide pemberdayaan memiliki dua kecenderungan, antara lain : pertama, kecenderungan primer, yaitu kecenderungan proses yang memberikan atau mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan power kepada masyarakat atau individu menjadi lebih berdaya. Beberapa pandangan tentang pemberdayaan masyarakat, antara lain sebagai berikut Ife, 1996 : 1. Struktural, pemberdayaan merupakan upaya pembebasan, transformasi struktural secara fundamental, dan eliminasi struktural atau sistem yang operesif. 2. Pluralis, pemberdayaan sebagai upaya meningkatkan daya seseorang atau sekelompok orang untuk dapat bersaing dengan kelompok lain dalam suatu ’rule of the game’ tertentu. 3. Elitis, pemberdayaan sebagai upaya mempengaruhi elit, membentuk aliniasi dengan elit–elit tersebut, serta berusaha melakukan perubahan terhadap praktek–praktek dan struktur yang elitis. 4. Post–Strukturalis, pemberdayaan merupakan upaya mengubah diskursus serta menghargai subyektivitas dalam pemahaman realitas sosial. Tujuan yang ingin dicapai dari pemberdayaan adalah membentuk individu dan masyarakat menjadi mandiri. Kemandirian masyarakat adalah merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai oleh kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah– masalah yang dihadapi dengan menggunakan daya kemampuan kognitif, konatif, psikomotor dan afektif dengan pengerahan sumber daya yang dimiliki oleh lingkungan internal masyarakat Sulistyani : 2004 . Setiap masyarakat memiliki daya, akan tetapi kadang-kadang mereka tidak menyadari atau daya tersebut masih belum dapat diketahui secara eksplisit. Pada hakekatnya pemberdayaan merupakan penciptaan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat dapat berkembang Suparjo: 2003 . Menurut Wrihatnolo dan Dwijowijoto 2007, ada tiga tahapan proses pemberdayaan. Proses pertama, penyadaran dengan target, yang hendak diberdayakan diberi pencerahan dalam bentuk pemberian penyadaran bahwa mereka punya hak untuk mempunyai sesuatu. Prinsipnya, membuat target mengerti bahwa mereka perlu diberdayakan dan proses pemberdayaan dimulai dari dalam diri mereka. Proses selanjutnya adalah diberikan daya kuasa yang bersangkutan agar mampu terlebih dahulu. Proses pembentukan kapasitas ini terdiri atas manusia, organisasi, dan sistem nilai. Selanjutnya, target diberi daya, kekuasaan, otoritas, dan peluang. Sebagaimana dilakukan beberapa komunitas desa yang sukses memberdayakan diri sendiri, mereka aktif memanfaatkan peluang dan berdaya atas diri mereka sendiri tanpa bergantung pada pihak mana pun. Mereka berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan komunitas dan mempunyai perasaan bermasyarakat.

II. Kebijakan Publik

Kebijakan adalah suatu rangkaian atau pola tindakan bertujuan yang diikuti oleh seorang atau sekelompok aktor dalam berurusan dengan suatu masalah atau suatu hal tertentu. Beberapa karakterisitik dari kebijakan tersebut adalah: Purposive, Courses or patterns of actions, What government actually do, Either positive or negative, Based on law and is authoritative James E. Anderson. Sedangkan untuk menganalisa sebuah kebijakan publik dapat melalui beberapa pendekatan, diantaranya adalah : Teori Sistem Politik, Teori Kelompok Group Theory, Teori Elit Elite Theory, Institutionalism, Teori Pilihan Rasional. Teori Sistem Politik mengatakan bahwa kebijakan publik dipandang sebagai respons sistem politik terhadap tuntutan yang muncul dari lingkungannya. Sistem politik 43 terdiri atas institusi dan aktivitas yang saling berkaitan dalam masyarakat yang membuat alokasi otoritatif dari nilai–nilai yang mengikat masyarakat. Input ke dalam sistem politik berasal dari lingkungan dan terdiri atas tuntutan demands dan dukungan supports. Output dari sistem politik mencakup undang–undang, aturan, keputusan pengadilan dan lain–lain. Feedbacks menunjukkan bahwa output atau kebijakan publik yang dibuat pada satu saat tertentu pada gilirannya dapat mengubah lingkungan dan tuntutan yang akan muncul berikutnya, dan juga, karakter sistem politik itu sendiri. Teori Kelompok Group Theory : Kebijakan publik merupakan produk dari perjuangan kelompok. Interaksi dan perjuangan antara kelompok–kelompok adalah kenyataan sentral dari kehidupan politik. Kelompok adalah sekumpulan orang yang mungkin, atas dasar sikap atau kepentingan yang sama, membuat klaim terhadap kelompok lain dalam masyarakat. Kelompok menjadi kelompok kepentingan manakala ia membuat klaim melalui atau terhadap setiap institusi pemerintah. Konsep utama dalam teori kelompok adalah akses. Teori Elit Elite Theory : Kebijakan publik dipandang sebagai pencerminan nilai dan preferensi elite yang berkuasa. Masyarakat terbagi atas sedikit orang yang mempunyai power dan massa yang tidak mempunyai power. Elite berasal dari lapisan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi tinggi. Perpindahan non–elite ke posisi elite harus lambat dan terus menerus untuk memelihara stabilitas dan menghindari revolusi. Elite mempunyai konsensus terhadap nilai–nilai dasar dari sistem sosial dan pelestarian sistem. Perubahan dalam kebijakan publik akan bersifat inkremental. Elite mempengaruhi massa lebih banyak daripada massa mempengaruhi elite. Institutionalism : Kebijakan publik ditentukan secara otoritatif dan pada awalnya dilaksanakan oleh institusi pemerintah. Terpusat pada pemaparan aspek–aspek formal dan legal dari institusi pemerintah : organisasi formal, kekuasaan hukum, aturan prosedural, dan fungsi atau aktivitas. Teori pilihan rasional: Kebijakan publik sebagai keputusan dari aktor politik yang bertindak rasional untuk memaksimalkan kepuasan mereka rational utility maximizer. Aktor politik dipandu oleh kepentingan pribadi dalam memilih rangkaian tindakan untuk kemanfaatan terbaik bagi dirinya: 1 Pemilih memberikan suara untuk partai dan kandidat yang terbaik memenuhi kepentingannya, dan 2 Politisi secara terus menerus bersaing untuk pemilihan dalam upaya meningkatkan kepentingannya dalam income, power, dan prestige yang berasal jabatan office, dan menawarkan kebijakan yang akan memenangkan dukungan pemilih. Partai politik beroperasi mirip politisi, menawarkan paket kebijakan yang menarik bagi pemilih. Self interest birokrasi mengarahkan mereka untuk memaksimalkan budget instansinya karena budget yang lebih besar merupakan sumber power, prestige, perks, dan high salary. Kebijakan publik yang terkait dengan masalah kesehatan sendiri jika dijabarkan lebih lanjut akan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah:

1. Promotif

adalah upaya untuk memperkenalkan sosialisasi dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola perilaku hidup bersih dan sehat.

2. Preventif

adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit.

3. Kuratif

adalah upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang.

4. Rehabilitatif

adalah upaya untuk mengembalikan dan mengobati pasien seperti pada keadaan yang sehat. 44

D. METODE PENELITIAN I.