107 sosial yang menjadi stakeholders dari pendistribuasian simbol budaya ini. Dalam
penelitian ini, lembaga–lembaga seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perhubungan serta instansi–instansi yang berkepentingan atas keberadaan becak ini
menjadi unsur
yang tidak
bisa ditinggalkan
dalam pengembangannnya.
Kekurangmaksimalan lembaga–lembaga ini dalam melaksanakan peranannya akan mempengaruhi gerak komunitas becak ini dalam penguatan simbol Yogyakarta kota
budaya. Sebaliknya kemaksimalan peranan pada lembaga–lembaga ini akan ikut mendukung komunitas becak ini sebagai salah satu kekuatan kekhasan Yogyakarta
sebagai kota budaya.
F. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1. Kesimpulan
a. Komunitas becak sebagai pelaksana alat transportasi tradisional becak dapat menjadi salah satu penguatan simbol Yogyakarta Kota Budaya manakala bahasa, tata
kelakuan, alat tansportasi becak serta sistem pengetahuan dibangun sedemikian rupa sesuai dengan citra Yogyakarta Kota Budaya.
b. Cara pengembangan komuntas becak agar dapat menjadi penguatan simbol Yogyakarta Kota Budaya harus melibatkan secara maksimal dan terintegras
institusi-institusi terkait
seperti Dinas
Pariwisata dan
Kebudayaan, Dinas
Perhubungan, institusi swasta dan paguyuban becak itu sendiri. Pelibatan institusi selama selama ini telah ada namun belum maksimal dan belum terintegrasi.
2. Rekomendasi
Ada beberapa hal yang akan dapat direkomendasikan dalam penelitian ini, yaitu: a. Agar setiap unsur pelaksana dalam rangka pembangunan kebudayaan memiliki pola
pikir dan pola perilaku yang sama dalam mendukung citra Yogyakarta sebagai Kota Budaya maka diperlukan persepsi dan komitmen yang sama pada setiap institusi
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Dinas Perhubungan, Institusi Swasta dan Paguyuban Becak dalam pengembangan akan nilai–nilai budaya secara bersama–
sama.
b. Komunitas “Becak” tetap akan menjadi salah satu pendukungan terhadap simbol Yogyakarta Kota Budaya, untuk itu perlu diperkuat peranannya agar sesuai dengan
harapan pada berbagai pihak atau kalangan yang berkepentingan terhadap komunitas “Becak” ini, baik sebagai becak niaga, becak wisata masupun wisata becak.
c. Diperlukan sejumlah upaya-upaya kongkrit yang sistematik dan berkelanjutan untuk memperkuat peranan komunitas “Becak”, misalnya dengan:
1 Pembinaan karakter,
pelatihan–pelatihan bahasa,
pengadaan fasilitas–
fasilitasornamen–ornamen yang mencirikan Yogyakarta Kota Budaya yang dilakukan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan ataupun institusi–institusi lain
yang berkepentingan, yang dapat mendukung pengembangan 145 komunitas becak yang ada di Kota Yogyakarta ini.
2 Program penertiban oleh Dinas Perhubungan atas komunitas becak selayaknya meningkatkan pelibatan komunitas becak yang bersangkutan secara partisipatif.
Selain itu dengan 8.200 pengemudi becak yang teregistrasi dan tersebar di Kota Yogyakarta, perlu dilakukan mapping untuk tempat mangkal, lahan parkir,
sehingga terpenuhi ketertiban dan batas aman tiap–tiap lokasi.
108
DAFTAR PUSTAKA Bakker, 1984, Filsafat Kebudayaan: Sebuah Pengantar, Kanisius, Yogyakarta.
Dillistone, 2002, Daya Kekuatan Simbol. Kanisius, Yogyakarta. Hendropuspito,1989, Sosiologi Sistematik, Kanisius, Yogayakarta.
Henslin James, 2007, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Erlangga, Jakarta Josef-Franz Eileers, 1995, Berkomunikasi Antara Budaya, Suatu Pengantar Komunikasi
Antarbudaya, Nusa Indah, Ende. Koentjaraningrat, 1985, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Gramedia, Jakarta.
Koentjaraningrat, 1986, Pengantar Ilmu Antropologi, Aksara Baru, Jakarta. Kuntowijoyo, 1987, Budaya dan Masyarakat, Tiara wacana, Yogyakarta.
Nasution, 1992, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, Tarsito, Bandung. Pabottinggi, Mochtar,1996, “Bahasa, Kramanisasi dan Kerakyatan” dalam Latif, Yudi dan
Ibrahim, Bahasa dan Kekuasaan: Politik Wacana di Panggung Orde Baru, Mizan, Bandung.
Ritzer George, 1985, Sosiologi Ilmu Berparadigma Ganda, Rajawali Press, Jakarta Singarimbun, Anonim, 2010, Survei Kendaraan Tidak Bermotor, Hasil Penelitian, Dinas
Perhubungan Kota Yogyakata
109
Menyikap Wajah Pelayanan Publik Bidang Pendidikan, Kesehatan dan Administrasi Dasar Pemerintah Kota Yogyakarta
Oleh : Dwi Priyono,SH, Waryono,S.IP,S.Kep,M.Kes, Sri Arini Winarti, SKM.M.Kep
Abstrak Latar Belakang