112
a. Administrasi Negara Birokrasi Sebagai Pelayan Publik
Tugas Administrasi Negara adalah memberikan pelayanan yang baik terhadap kepentingan rakyat dan masyarakat, untuk mengabdi kepada kepentingan
masyarakat atau kehendak rakyat. Bukanlah sebaliknya rakyat mengabdi kepada kepentingan administrasi negara. Pertama adalah konsepsi Hegel tentang birokrasi.
Menurutnya, birokrasi adalah jembatan antara negara state dan rakyat society. Kedua, konsepsi Marx yang berseberangan dengan konsepsi Hegel. Marx meletakkan
posisi birokrasi tidak seperti itu karena negara, menurutnya, tidak mewakili kepentingan umum tetapi mewakili kepentingan khusus dari kelas dominan. Dari
perspektif ini maka birokrasi sebenarnya merupakan perwujudan dari kelompok sosial yang amat khusus.
Perkembangan terkini yang cukup menggembirakan yang berpengaruh pada perubahan paradigma birokrasi adalah adanya “trend” demokratisasi yang bersifat
mondial yang mempengaruhi esensi dan pola hubungan negara masyarakat state- society relations hampir di seluruh dunia, dari yang semula otoriter menjadi
demokratik; dari sentralisasi ke desentralisasi; dari orientasi kekuasaan ke orientasi pelayanan publik; dari birokrasi tertutup menjadi birokrasi terbuka.
Menurut Mertin Jr, karakteristik profesionalisme aparatur sesuai dengan
tuntutan good governance diantaranya, Pertama, Equality, perlakuan yang sama atas pelayanan yang diberikan. Hal ini didasarkan atas tipe perilaku birokrasi yang secara
konsisten memberikan pelayanan yang berkualitas kepada semua pihak tanpa memandang afiliasi politik, status sosial dan sebagainya. Bagi mereka memberikan
perlakuan yang sama identik dengan perilaku jujur. Kedua, Equity, yaitu perlakuan yang sama terhadap masyarakat tidak cukup, selain itu juga diperlukan perlakuan yang
adil. Untuk masyarakat yang pluralistik diperlukan perlakuan yang adil dan perlakuan yang sama. Ketiga, Loyality. Kesetiaan diberikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan,
bawahan dan rekan kerja. Berbagai jenis pekerjaan tersebut terkait antara satu sama lain dan tidak ada kesetiaan mutlak yang diberikan kepada suatu jenis kesetiaan
tertentu dengan mengabaikan yang lainnya. Keempat, Accountability. Setiap aparat pemerintah harus siap menerima tanggungjawab atas apapun yang ia kerjakan dan
menghindarkan diri dari sindroma “saya sekedar melaksanakan perintah atasan”.
b. Urgensi Kontrak Pelayanan dalam Pelayanan Publik
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mewujudkan pelayanan publik yang baik di masa-masa yang akan datang adalah dengan pelembagaan kontrak
pelayanan service Charter dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Urgensi kontrak pelayanan dipicu oleh beberapa pertimbangan. Pertama, untuk memberikan
kepastian pelayanan meliputi waktu, biaya, prosedur dan cara pelayanan; Kedua, memberikan informasi mengenai hak dan kewajiban pengguna layanan, penyedia
layanan, serta stakeholders lainnya dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pelayanan; Ketiga, untuk mempermudah pengguna layanan, warga dan stakeholders
lainnya dalam mengontrol praktik penyelenggaraan pelayanan; Keempat, untuk mempermudah manajemen pelayanan memperbaiki kinerja pelayanan; Kelima, untuk
membantu manajemen pelayanan mengidentifikasi kebutuhan, harapan, dan aspirasi pengguna layanan, serta warga dan stakeholders lainnya.
C. DESAIN PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris yang dilakukan dengan pendekatan diskriptif kuantitatif kualitatif kuantilatif masuk kategori Action Research. Menurut
Muhadjir Action Research merupakan model penelitian yang sekaligus berpraktik dan berteori atau mengembangkan teori sekaligus melaksanakan dalam praktik. Cara, yaitu
113 menggabungkan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif atau apa yang disebut oleh
Bogdan dalam Julia Brannen disebut dengan penelitian matching method. Adapun pendekatan yang dipakai adalah untuk penelitian kuantitatif dilakukan survei dengan
menggunakan Metodologi Kartu Laporan Report Card Sistem = RCS. Sementara untuk pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode pendekatan Partisipatory Action
Research PAR. Dalam metode PAR Menurut Huizer28 terdapat unsur pendidikan yang mendewasakan yang berorientasi pada upaya–upaya pengembangan dalam rangka
pemberdayaan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan pelayanan publik dasar yang dibutuhkan oleh masyarakat. Penggunaan Metodologi Kartu Pelaporan RCS disusun
berdasarkan keinginan kuat dari masyarakat umum untuk melihat pemerintah menjadi lebih tanggap terhadap perhatian dan keinginan warganya. Kartu Laporan merupakan alat
potensial yang dapat dipergunakan warga, kelompok–kelompok aksi konsumen dan LSM lokal untuk mendukung dan menuntut jasa pelayanan masyarakat yang memadai, efisien,
serta dapat diandalkan.
D. METODE ANALISA
Metode analisis yang dipakai adalah metode ganda triangulasi method yang bisa terjadi antar metode atau bisa di dalam metode. Karena metode yang dipakai ada kaitannya
dengan objek studi yang sama dengan masalah dan subtansi yang sama. Oleh karena itu analisis data dilakukan dengan penggabungan baik secara kuantitaitif maupun secara
kualitatif. Secara kuantitatif yang menggunakan metode Raport Card Sistem RCS Didasarkan pada prinsip–prinsip statistik. Dimana pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan komputer untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan untuk menetapkan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan warga terhadap penyedia pelayanan masyarakat, mengurutkan
lembaga
berdasarkan penilaian
tingkat kepuasan
atau ketidakpuasan
masyarakat mengajukan pilihan dan melakukan pembaruan dengan bobot kuantitatif.
E. ANALISIS PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PENDIDIKAN KESEHATAN