Penyakit kecacingan PRINSIP-PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN 1. PENGERTIAN :

28 b Menjaga kebersihan perorangan penjamah makanan c Penjamah yang sakit dan carrier dilarang menjamah makanan,

b. Penyakit kecacingan

1 Gejala : Perut buncit, nafsu makan hilang, mata pucat, 2 Penyebab : Berbagai jenis cacing seperti: cacing pita, cacing gelang, cacing tambang, cacing kremi dan cacing spiral. 3 Habitat dan Sumber penular : Manusia carrier pembawa cacing 4 Cara penularan : Penularan telur cacing yang keluar dari tubuh penderita terbawa tinja dan mencemari makanan melalui air, tanah, tangan dan peralatan dapur. 5 Masa inkubasi : 1 – 3 minggu 6 Pencegahan : a Memelihara kebersihan dapur dan lingkungan tempat pengolahan makanan, b Menjaga kebersihan perorangan penjamah makanan, c Membuang tinja ke septik tank yang saniter. d Menggunakan air minum yang telah dimasak sampai mendidih. e Menggunakan pakaian, sepatu dan sarung tangan jika bekerja di kebun. Universitas Sumatera Utara 29

b. PRINSIP-PRINSIP HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN 1. PENGERTIAN :

a. Prinsip adalah asas keutamaan atau kebenaran yang menjadi pokok dasar dalam berpikir, bertindak dan berperilaku. b. Kaidah adalah perumusan asas-asas yang menjadi hukum atau aturan tertentu yang memberikan kepastian hasil atau tujuan. c. Hygiene adalah usaha kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan bagi individu dari subyeknya. d. Sanitasi adalah usaha kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan bagi lingkungan dari subyeknya. e, Bahan makanan adalah bahan makanan segar dan atau bahan makanan olahan yang akan diproses lebih lanjut untuk menjadi makanan yang siap saji. f. Makanan siap saji adalah makanan yang telah diolah di rumah tangga atau di tempat usaha penyajian makanan komersil yang siap langsung dikonsumsi. g. Makanan olahan kemasan adalah makanan siap saji yang dikemas secara tehnolgi vakum sehingga lebih tahan lama disimpan. h. Makanan olahan jajanan pasar adalah makanan siap saji yang dijual untuk umum tanpa kemasan vakum sehingga tidak untuk dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama. i. Organoleptik adalah kondisi atau pengujian kondisi Universitas Sumatera Utara 30 makanan dengan melalui lima indra penglihatan, perabaan, penciuman,pendengaran dan pengecapan. ENAM PRINSIP HYGIENE SANITASI MAKANAN 1 PEMILIHAN MAKANAN Makanan yang akan diolah di rumah tangga ataupun yang akan langsung dikonsumsi hendaknya dipilih makanan yang memenuhi syarat mutu, kesehatan dan keamanan makanan, yaitu dengan memperhatikan organoleptik untuk setiap jenis makanan sebagai berikut : Makanan hewani a Daging hewan, dengan ciri-cirinya adalah : 1 daging tampak mengkilat, warna cerah dan tidak pucat. 2 tidak tercium bau asam atau busuk 3 sifat daging masih elastis artinya bila ditekan dengan jari akan segera kembali kenyal dan tidak kaku. 4 bila dipegang tidak lekatlengket tetapi masih terasa kebasahannya Perbedaam umum untuk setiap jenis daging dengan ciri ciri berikut : a sapi Warna merah segar, serat halus,lemak kuning dan lembut b kerbau Warna merah tua, serat kasar,lemak kuning dan kasar, Universitas Sumatera Utara 31 c kambing Warna merah jambu, serat halus,lemak putih dan keras, bau aroma prengus yan khas. d babi Warna merah jambu, serat halus,lemak putih dan lembut. e Ayam Broiler pedaging Daging montok, lembek, warna putih, jengger kecil ukuran sedang, Ras Petelur Daging montok agak keras, warna putih, jengger besar, ukuran besar. Kampung Daging sekel warna kekuningan, jengger kecil dan sisik kaki kehitaman. Tiren mati kemaren Daging pucat, warna agak kehitaman, atau kuning menyolok karena diberi pewarna, luka sembelihan rata.

b. Ikan segar, dengan ciri-cirinya sebagai berikut :

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 2 18

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP ASI) PADA ANAK USIA 0-24 BULAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010.

1 5 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMURUP KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI TAHUN 2009.

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI PADA USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU MANADO | Datesfordate | JURNAL KEPERAWATAN 16930 34063 1 SM

0 2 7

View of HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 8

HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 0 6

HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

0 0 10