Penyortiran dan pencucian bahan Pengaturan suhu, waktu dan tenaga Jamur tiram Pleurotus ostreotus Jamur kuping Auricularia polytricha hitam;dan A. judae merah

46 d Peralatan tidak boleh bercampur baur karena dapat menyebabkan kontaminasi silang, 4 Peralatan wadah makanan masak a Harus Bersih, kuat dan tidak mudah rusak digunakan b Setiap wadah digunakan untuk menempatkan jenis makanan yang berbeda sesuai dengan peruntukkannya. c Wadah dilengkapi dengan tutup yang dapat mengeluarkan udara panas dari makanan, untuk mencegah pengembunan kondensasi yang dapat meningkatkan kadar air bebas sebagai media pertumbuhan bakteri. 5 Bahan peralatan untuk meracik, mengolah dan wadah makanan tidak boleh melarutkan zat beracun kedalam makanan. Contoh Kuningan, tembaga, timah dan melamin. 6 Perlengkapan pengolahan. Perlengkapan pengolahan seperti kompor, tabung gas,lampu, kipas angin dsb, harus memenuhi persyaratan : a Bersih, kuat dan berfungsi dengan baik. b Tidak menjadi sumber pencemaran. c Tidak menjad sumber bencana atau kecelakaan,

e. Penyortiran dan pencucian bahan

1 Setiap bahan yang akan dimasak harus dilakukan penyortiran untuk memisahkan atau membuang bagian bahan yang rusak afkir Universitas Sumatera Utara 47 2 Bahan afkir harus dibuang dan tidak boleh diolah lebih lanjut. 3 Pencucian dengan air mengalir bisa menggunakan larutan peka KMNO 4 Kalium Permanganat atau kaporit atau pemutih, untuk desinfeksi bakteri.

f. Pengaturan suhu, waktu dan tenaga

1 Suhu pengolahan minimal 90 o C, agar kuman pathogen mati. 2 Waktu memasak tidak boleh terlalu lamaterlalu matang sehingga zat gizi dalam makanan tidak hilang akibat penguapan. Setiap Jenis bahan makanan mempunyai waktu kematangan yang berbeda. 3 Tenaga pengolah makanan harus sehat, bukan pembawa kuman penyakit, berperilaku hidup bersih dan sehat, dan selalu mencuci tangan dengan sabun setiap kali melakukan pengolahan makanan. 4 Makanan yang telah siap disajikan sesegera Makanan yang telah siap disajikan sesegera mungkin dihidangkan untuk disantap, sehingga lebih segar, nikmat dan aman,

g. Pewadahan makanan

1 Setiap jenis makanan dimasukan kedalam wadah yang berbeda. 2 Isi wadah untuk makanan berkuah tidak boleh terlalu penuh untuk mencegah tumpah. Universitas Sumatera Utara 48

4. PENYIMPANAN MAKANAN MASAK

Bahan makanan yang sudah diolah di rumah tangga menjadi makanan yang siap saji. Makanan siap saji merupakan campuran dari zat-zat gizi yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin diperlukan manusia untuk hidup, tumbuh dan berkembang biak. Namun ternyata zat-zat gizi tersebut merupakan makanan kesukaan jasad renik pathogen seperti bakteri dan jamur. Bakteri sangat menyukai protein, sedangkan jamur sangat menyukai karbohidrat dan lemak. Jika jumlahnya mencapai dosis infeksi, maka makanan tersebut menjadi makanan tersebut menjadi sumber penyakit bawaan makanan. Oleh karena itu penyimpanan makanan masak menjadi sangat penting untuk diperhatikan bersama. Ruang lingkup kaidah penyimpanan makanan masak: 1 Konsep Pertumbuhan bakteri 2 Tahapan pertumbuhan bakteri 3 Lingkungan penghambat pertumbuhan bakteri 4 Lingkungan pemacu pertumbuhan bakteri 5 Suhu penyimpanan yang aman 6 Waktu penyimpanan yang aman. Penyimpanan makanan harus lebih cermat dan waspada daripada penyimpanan bahan makanan, karena makanan adalah langsung untuk dikonsumsi, sedangkan bahan makanan perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu. 1 Konsep pertumbuhan bakteri a Bakteri akan berkembang biak di dalam makanan siap saji secara membelah diri satu menjadi dua, Universitas Sumatera Utara 49 dua menjadi empat, empat menjadi delapan dan seterusnya, setiap 20 menit sekali. b Dalam suasana dan kondisi lingkungan makanan yang cocok bagi pertumbuhan jasad renik, maka setiap satu sel bakteri akan tumbuh menjadi 300 ribu sel selama 6 jam atau menjadi 2 juta sel dalam tempo tujuh jam. Oleh karena itu makanan siap saji yang dibiarkan begitu saja lebih dari enam jam sebaiknya tidak dikonsumsi lagi. 2 Tahap pertumbuhan bakteri pathogen a Pertumbuhan normal pada suhu 15 – 35 C dan 40 -60 C b Pertumbuhan cepat antara suhu 36 – 39 C c Pertumbuhan lambat antara 7 – 15 C dan 60 – 70 C d Pertumbuhan berhenti tetapi tidak mati pada 0 C e Pertumbuhan berhenti dan mati pada ?70 C. 3 Lingkungan penghambat pertumbuhan bakteri a Kondisi makanan yang kering b pH asam atau basa c suhu 10 C atau 60 C d mengandung gula, garam atau cuka 4 Lingkungan pemacu pertumbuhan bakteri a Kondisi makanan yang basah atau lembab b pH normal 6,8-7,5 c suhu optimum yaitu 10 - 60 o C d tersedia cukup makanan protein Universitas Sumatera Utara 50 e mengandung air bebas air yang digunakan untuk tumbuhnya bakteri 5 Suhu penyimpanan yang aman a Makanan kering, goreng gorengan : 25 – 30 C b Makanan basah berkuah sop gulai, soto: 60 C c Makanan yang akan disajikan lebih dari 6 jam tetapi kurang dari satu hari : 10 C 6 Waktu penyimpanan yang aman a Makanan yang baru dimasak suhunya sekitar ± 80 C, kondisi ini masih aman b Makanan dalam waktu tunggu kurang dari 4 jam, suhunya dapat diabaikan karena masih 60 C c Makanan yang suhunya sudah 60 C harus segera dimakan d Makanan panas harus disajikan dalam keadaan panas f Makanan dingin yang suhunya 10 C selama disimpan maksimum 24 jam, aman dikonsumsi.

5. PENGANGKUTAN MAKANAN

Pengangkutan makanan meliputi pengangkutan bahan makanan, makanan siap saji dan membawa makanan siap saji untuk dihidangkan atau disediakan di tempat makan. a Pengangkutan bahan makanan 1 Terjamin aman dari pencemaran 2 Terpisah dari bahan berbahaya dan beracun Universitas Sumatera Utara 51 3 Bahan makanan yang telah diracik harus diangkut dalam wadah yang bersih dan tertutup b Pengangkutan makanan siap saji 1 Terjamin aman dari pencemaran 2 Terpisah dari bahan berbahaya dan beracun 3 Wadah makanan terpisah untuk setiap jenis makanan 4 Isi wadah tidak terlalu penuh untuk mencegah makanan tumpah atau tercecer. c Membawa makanan siap saji 1 Orang yang membawa makanan harus sehat dan bebas dari penyakit menular seperti batuk, flu atau demam 2 Makanan ditutup agar terhindar dari percikan ludah dan debu 3 Letak makanan berada diatas bahu, sehingga terhindar dari percikan waktu bicara. 4 Wadah makanan dipegang pada bagian bawahnya dan tidak memegang pinggir wadah atau piring.

6. PENYAJIAN MAKANAN

Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan pengolahan makanan di rumah tangga. Makanan yang telah selesai diolah dan dimasukan kedalam wadah masing-masing siap disajikan untuk di santap oleh anggota keluarga atau tamunya. Tentu saja harapannya bahwa makanan yang telah susah payah diolah, membawa berkah buat seluruh anggota keluarga atau siapapun yang menyantapnya. Oleh karena itu Universitas Sumatera Utara 52 sebelum makanan disajikan ada baiknya dilakukan test terlebih dahulu dari segi penampilan, rasa, selera dan n keamanannya. Untuk keamanan makanan keluarga, maka penyajian makanan dilakukan dengan beberapa kaidah, yaitu : 1 Kaidah wadah makanan 2 Kaidah kadar air 3 Kaidah edible 4 Kaidah segera 5 Kaidah selera 6 Kaidah bersih 7 Kaidah aman 8 Kaidah etika 9 Kaidah tepat 10 Kaidah pencucian peralatan makan, minum dan masak Kaidah dalam penyajian makanan merupakan dasar perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga, yang meliputi : 1 Kaidah wadah makanan a Setiap jenis makanan ditempatkan pada wadah masing-masing sehingga tidak saling bercampur yang dapat menyebabkan kontaminasi silang b Dengan pemisahan makanan dapat mencegah kerusakan makanan secara massal c Dapat memperpanjang waktu pakai makanan Universitas Sumatera Utara 53 terutama jenis makanan kering yang terpisah dari kelembaban makanan berkuah. 2 Kaidah kadar air a Mencampurkan kuah kedalam makanan pada saat akan dikonsumsi sehingga makanan terasa segar b Makanan yang belum dicampur kuah akan lebih tahan lama daripada yang sudah dicampur c Suhu kuah yang belum dicampurkan dengan makanannya akan lebih tahan panas. 3 Kaidah edible a setiap bahan yang disajikan adalah merupakan bahan makanan yang dapat dimakan, b Dilarang menggunakan stekker besi, tusuk gigi, bunga plastic, contoh bentuk makanan dalam penyajian makanan 4 Kaidah segera a setiap makanan yang telah dimasak harus segera disajikan dan segera dikonsumsi. b Setiap makanan yang tidak akan disajikan segera, harus segera disimpan di lemari pendingin pada suhu, 10 ? C atau dipanaskan lagi sampai waktu penyajian. 5 Kaidah selera a Setiap masakan harus mengundang selera karena rasa, aroma dan penampilannya b Hindari penggunaan bahan penyedap kimia yang dapat menyebabkan allergi dan ketagihan Universitas Sumatera Utara 54 c Tersedia bumbu meja untuk memenuhi selera setiap orang. 6 Kaidah bersih a Setiap peralatan makan dan minum harus bersih, utuh, dan tidak berbau amis. b Bagian permukaan peralatan yang kontak dengan makanan tidak boleh tersentuh dengan tangan, bibir atau makanan c Peralatan makan minum yang gompel atau retak jangan digunakan karena tidak dijamin bersih dan dapat menimbulkan kecelakaan. 7 Kaidah aman a Menyajikan makanan yang diolah dari bahan makanan yang sudah diketahui dan diyakini aman. b Menyajikan makanan tidak bersamaan tempatnya dengan bahan beracun atau menggunakan wadah bekas tempat bahan beracun seperti pestisida atau bahan kimia beracun lainnya 8 Kaidah etika a Tata penyajian makanan secara layak dengan peralatan makan minum yang biasa digunakan. b Tidak menyajikan wadah makanan dari bahan kuningan, tembaga, timah dan melamin atau bahan lain yang melarutkan zat beracun kedalam makanan. c Tidak menggunakan wadah lain yang bukan untuk wadah makanan Universitas Sumatera Utara 55 9 Kaidah tepat a penyajian makanan harus tepat volume dan kalori sesuai dengan kebutuhan konsumsi keluarga sehingga makanan tidak berlebihan b Penyajian makanan tepat waktu sehingga dapat mengundang selera makan yang tinggi c Penyajian makanan tepat menu sehingga tidak membosankan. 10 Kaidah pencucian peralatan makan, minum dan masak. a Langkah dalam proses pencucian peralatan. 1 Membersihkan peralatan dari sisa-sisa makanan yang tertinggal scraping 2 Merendam peralatan atau mengguyur dengan air yang mengalir flushing 3 Menggosok dengan bahanlarutan pembersih washing 4 Membilas dengan air bersih rinsing 5 Mendesinfeksi hama sanitizing 6 Mengeringkan drying 7 Menyimpan ditempat yang terlindung keeping. b Bahan pencuci peralatan dapat berupa 1 Sabun cair, sabun bubuk atau sabun colek 2 Bubuk pembersih atau abu gosok 3 Tapes, sabut atau sikat Universitas Sumatera Utara 56 4 Air panas mendidih 5 Larutan kaporit 6 Detergen khusus untuk mencuci peralatan c Proses sanitasi sinar matahari 1 Peralatan yang selesai dicuci dijemur panas matahari sampai kering 2 Disimpan ditempat penyimpanan yang bersih dan kering serta tertutup dari serangga,tikus dan hewan lain.

c. MENCEGAH KERACUNAN BAHAN MAKANAN ALAMI

Keracunan makanan yang terjadi di rumah tangga, khusunya di perdesaan disebabkan karena faktor ketidak tahuan ignorance, faktor kemiskinan poverty dan faktor penyuluhan gizi dan kesehatan heatlh education tentang bahan makanan yang dapat dimakan edible stuffs. Kesulitan akses untuk mendapatkan bahan makanan melalui jalur distribusi pangan, dapat terjadi karena berbagai penyebab antara lain : komunikasi transportasi yang sulit dijangkau, daerah luas dan terpencil, kerusakan sarana akibat bencana atau daya beli masyarakat yang rendah. Karenanya penduduk menggunakan bahan makanan liar yang ditemukan di hutan dan kebun yang belum diketahui keamanannya, Hal ini terpaksa dilakukan karena ketiadaan persediaan pangan keluarga atau karena ingin berhemat dengan cara memanfaatkan sumber pangan liar, seperti jamur, umbi, singkong beracun dan bahan pangan lainnya yang belum terbukti aman dimakan. Cara mengenal bahan pangan yang aman atau tidak aman dimakan adalah : Universitas Sumatera Utara 57

1. Jenis jamur untuk dikonsumsi. a. Jamur merang vovariella volvacea

1 Bentuk : Ketika kecil berbentuk bulat kecil berselaput, ketika sudah besar berbentuk sungkup berbatang pendek lurus dengan permukaan halus dan bersih. 2 Warna : Putih keabu-abuan 3 Ukuran : sedang dengan diameter 2-3 cm, tinggi batang 3-5 cm 4 Habitat : Tumbuh dibawah tumpukan jerami lembab di sawah yang tidak terkena sinar matahari, sekarang sudah banyak dibudidayakan.

b. Jamur tiram Pleurotus ostreotus

1 Bentuk : Seperti cangkang tiram atau kerang berlapis-lapis, berbatang pendek dengan permukaan halus dan bersih. 2 Warna : Putih bersih 3 Ukuran : Sedang dengan diameter 3-4 cm, tinggi tiang 3 edang dengan diameter 3-4 cm, tinggi tiang 3 cm 4 Habitat : Dibatang pohon mati yang lapuk di hutan atau di kebun yang tidak terkena sinar matahari, sekarang sudah banyak dibudidayakan. Universitas Sumatera Utara 58

c. Jamur kuping Auricularia polytricha hitam;dan A. judae merah

1 Bentuk : seperti daun kuping, tidak berbatang, permukaannya 2 Warna : Coklat, hitam dan merah yang tembus pandang. 3 Ukuran : sedang dengan panjanglebar 2-3 cm, 4 Habitat : Tumbuh pada pohon mati di hutan atau kebun, sekarang sudah banyak dibudidayakan.

d. Jamur Payung tanah Pholiota nameko

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 2 18

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP ASI) PADA ANAK USIA 0-24 BULAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010.

1 5 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMURUP KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI TAHUN 2009.

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI PADA USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU MANADO | Datesfordate | JURNAL KEPERAWATAN 16930 34063 1 SM

0 2 7

View of HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 8

HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 0 6

HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

0 0 10