Makanan kemasan pabrik HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN BAHAN PANGAN a. MENGENAL PENYAKIT BAWAAN MAKANAN PBM

37 2 tidak dimakan serangga atau bekas gigitannya. 3 warna mengkilap dan berisi penuh, 4 Fisiknya bersih yaitu bebas dari kotoran dan debu.

h. Makanan fermentasi

Makanan fermentasi adalah makanan yang diolah dengan cara metabolisme mikroorganisme sehingga diperoleh jenis makanan baru yang tahan lama. Ciri- cirinya adalah : 1 Tercium aroma khas makanan fermentasi, 2 tidak ada perubahan warna, aroma dan rasa. 3 Bebas dari cemaran serangga ulat atau hewan lainnya. 4 Tidak terdapat noda-noda pertumbuhan benda asing seperti spot-spot berawarna hitam, atau jamur gundul pada tempe atau oncom.

i. Makanan kemasan pabrik

- Kemasannya masih baik, utuh, tidak rusak, bocor atau kembung. - Minuman dalam botol tidak berubah warna atau menjadi keruh yang lain dari biasanya - Makanan cair homogen dan tidak terdapat gumpalan atau berlendir. - Makanan padat yang kering dan tidak lembab atau layu. - Bebas dari serangga ulat dan kotoran lainnya, - Belum habis masa pakainya belum kadaluwarsa. Universitas Sumatera Utara 38 - Segel penutup masih terpasang dengan baik. - Mempunyai merk, label dan kompisisi makanan yang jelas - Mempunyai nama, alamat pabrik atau distributornya yang jelas. - Terdaftar di Departemen Kesehatan atau Badan POM dengan tanda kode nomor: ML : Untuk makanan luar negeri import MD: Untuk makanan dalam negeri lokal SP : Untuk makanan pengrajin bukan pabrikan. 2 PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN Penyimpanan bahan makanan seringkali dilakukan masyarakat karena keberadaan persediaan bahan makanan tidak sama volumenya setiap saat. Selama makanan disimpan akan terjadi perkembangan enzym dalam makanan yaitu enzym amilase yang akan merusak karbo hidrat, enzym protease yang akan merusak protein, enzym lipase yang akan merusak lemak dan enzym maltase yang akan mematangkankan buah dan akhirnya menjadi busuk. Agar bahan makanan yang disimpan dapat bertahan lama, diperlukan cara-cara penyimpanan makanan yang baik berikut ini : 1 Jenis penyimpanan : a Penyimpanan segar fresh cooling, antara 10 o -15 o C yaitu suhu penyimpanan untuk jenis buah dan sayuran b P e n y i m p a n a n s e j u k c h i l l i n g , y a i t u s u h u penyimpanan untuk makanan siap santap yang Universitas Sumatera Utara 39 akan segera disajikan kembali dengan suhu antara o - 10 o C. c Penyimpanan dingin freezing, yaitu suhu penyimpanan untuk bahan yang mudah rusak untuk jangka waktu tertentu sebelum dipergunakan, dengan suhu antara 0 o sampai -10 o C. d P e n y i m p a n a n b e k u f r o z e n , y a i t u s u h u penyimpanan untuk makanan siap sajisantap atau bahan makanan yang disimpan untuk jangka waktu lama dengan suhu minimal - 10 o c sampai - 50 o C atau lebih rendah dari itu. 2 Manajemen Suhu dan waktu penyimpanan bahan makanan. a Suhu adalah suhu lingkungan dimana bahan makanan berada. Makin tinggi suhu penyimpanan akan makin cepat kerja enzym dan membuat buah- buahan lebih cepat masak dan membusuk. b Waktu adalah lamanya bahan makanan disimpan pada suhu kamar. Makin lama makanan disimpan pada suhu kamar maka risiko kerusakan akan semakin besar. c Pilihan terbaik adalah secepat mungkin makanan dikonsumsi, dan atau disimpan pada suhu dingin, dan tidak dikeluarkan jika tidak akan digunakan. 3 Suhu Penyimpanan yang baik untuk setiap jenis bahan makanan a Daging, ayam, ikan, hewan laut dan hasil olahannya: 1 Selama 3 hari. -5 o sampai 0 o C Universitas Sumatera Utara 40 2 Selama 1 minggu. -10 o sampai -5 o C 3 Selama lebih 1 minggu. Dibawah – 10 o C b Telor, susu dan hasil olahannya : 1 Selama 3 hari 5 o sampai 7 o C 2 Selama 1 minggu -5 o sampai 0 o C 3 Selama lebih 1 minggu dibawah –5 o C c Sayuran, buah, umbi dan hasil olahannya Paling lama untuk waktu 1 minggu 7 Paling lama untuk waktu 1 minggu 7 o sampai 10 o C d Tepung, biji dan bumbu kering Paling lama untuk waktu 6 bulan suhu kamar Paling lama untuk waktu 6 bulan suhu kamar 25 o C 4 Penataan penyimpanan bahan pada suhu dingin a Ketebalan bahan makanan yang disimpan tidak lebih dari 10 cm. agar suhu dapat merata keseluruh bagian makanan. b Setiap jenis bahan makanan ditempatkan secara terpisah dalam wadah container masing-masing. c Penempatan bahan makanan sedemikian rupa agar terjadi sirkulasi udara dengan baik. Penempatan yang terlalu padat dapat meningkatkan suhu penyimpanan. d Penempatan makanan siap santap harus diatas daripada rak bahan makanan, untuk mencegah kontaminasi silang. e Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang rapat sehingga tidak merusak aroma makanan lainnya. Universitas Sumatera Utara 41 f Makanan siap santap yang lebih dari 3 hari harus dikeluarkan untuk dimusnahkan atau dibuang. g Pintu lemari harus menutup rapat dan tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkan lemari untuk keperluan sehari-hari dipisah dengan lemari untuk keperluan penyimpanan bahan makanan. 5 Penataan penyimpanan suhu kamar. a Bahan makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada lantai, dinding dan langit-langit. Untuk memudahkan pembersihan lantai, dan stock opname. b Untuk makanan kering dan makanan kemasan yang disimpan dalam suhu kamar, maka kamar penyimpanan harus diatur sebagai berikut : 1 Terjadi sirkulasi udara segar yang dapat masuk keseluruh ruangan. 2 mencegah kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian serangga dan tikus. 3 Setiap makanan ditempatkan berkelompok sesuai jenis makanan masing-masing. 4 Untuk bahan makanan curah seperti gula pasir, tepung, beras,harus ditempatkan dalam wadah bersih dan ditutup. Universitas Sumatera Utara 42 3 PENGOLAHAN MAKANAN PENGOLAHAN MAKANAN PENGOLAHAN MAKANAN Dalam pengolahan makanan dikenal dengan prinsip atau kaidah Cara Pengolahan Makanan yang Baik CPMB. CPMB meliputi tahapan berikut ini; a Persiapan tempat pengolahan b Pencegahan masuknya lalat, tikus dan hewan lainnya c Persiapan rancangan menu d Persiapan peralatan dan perlengkapannya e Pencucian bahan dan sortir bahan f Pengaturan suhu, waktu dan tenaga. g Pewadahan Makanan yang masak

a. Persiapan tempat pengolahan.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 2 18

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP ASI) PADA ANAK USIA 0-24 BULAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010.

1 5 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMURUP KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI TAHUN 2009.

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI PADA USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU MANADO | Datesfordate | JURNAL KEPERAWATAN 16930 34063 1 SM

0 2 7

View of HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 8

HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 0 6

HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

0 0 10