Peralatan Pengolahan Analisis Univariat

4 Bahan makanan diolah sampai matang 55 100 0 0 5 Mengerok pisang menggunakan alat 6 100 0 0 yang telah dicuci menggunakan air bersih dan sabun Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa berdasarkan cara pengolahan sebanyak 48 responden 87,3 ketika pengolahan tidak terjadi pengotoran dan kontaminasi makanan, sedangkan 7 responden 12,7 terjadi pengotoran dan kontaminasi makanan.

4. Peralatan Pengolahan

Gambaran pengolahan makanan berdasarkan peralatan pengolahan, berdasarkan Tabel 4.13 sebagai berikut : Tabel 4.13 Distribusi Pengolahan Makanan yang Diolah Responden Berdasarkan Peralatan Pengolahan di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 No Peralatan Pengolahan Jumlah Ya Jumlah Tidak 1 2 3 4 Peralatan yang akan digunakan dalam keadaan bersih Meja peracikan bersih Peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan sabun menggunakan air bersih Peralatan untuk mengolah bahan mentah dibedakan dengan peralatan untuk mengolah makanan yang sudah masak. 55 100 20 36,4 55 100 14 25,4 0 0 35 63,6 0 0 41 74,6 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa berdasarkan peralatan pengolahan sebanyak 20 responden 36,4 menggunakan meja peracikan dalam keadaan bersih, sedangkan 35 responden 63,6 menggunakan meja peracikan tidak dalam keadaan bersih. sebanyak 14 responden 25,4 membedakan peralatan untuk Universitas Sumatera Utara mengolah bahan mentah dengan makanan yang sudah masak sedangkan 41 responden 74,6 tidak membedakan peralatan untuk mengolah bahan mentah dengan makanan yang sudah masak. Tabel 4.14 Distribusi Kategori Pengolahan Bahan Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Pengolahan bahan makanan n Tidak Baik 29 52,8 Baik 26 47,2 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden tidak baik dalam pengolahan bahan makanan yaitu sebanyak 29 responden 52,8.

4.2.6.4 Penyimpanan Makanan Jadi

Gambaran penyimpanan MP-ASI jadi dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut Tabel 4.15 Distribusi Penyimpanan Makanan Jadi yang Diolah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 No Penyimpanan Makanan Jadi Jumlah Jumlah Ya Tidak 1 Makanan Pendamping ASI yang 32 58,2 23 41,8 telah jadi disimpan dalam keadaan tertutup 2 Penutup yang digunakan harus dalam 31 56,4 24 43,6 keadaan bersih dan tidak tercemar Berdasarkan Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa untuk penyimpanan makanan jadi sebagian besar responden yaitu sebanyak 32 responden 58,2 telah menyimpan MP-ASI seperti nasi tim dalam keadaan tertutup dan sebanyak 23 responden 41,8 tidak menyimpan MP-ASI dalam keadaan tertutup dikarenakan makanan tersebut akan segera disajikan. Penutup yang digunakan responden dalam Universitas Sumatera Utara keadaan bersih dan tidak tercemar sebanyak 31 responden 56,4 dan sebanyak 24 responden 43,6 tidak menutup MP-ASI dengan penutup yang bersih seperti tudung saji. Tabel 4.16 Distribusi Kategori Penyimpanan Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Penyimpanan makanan n Tidak Baik 24 43,6 Baik 31 56,4 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden baik dalam penyimpanan makanan jadi yaitu sebanyak 31 responden 56,4.

4.2.6.5 Pengangkutan Makanan

Gambaran pengangkutan makanan dapat dilihat berdasarkan Tabel 4.17 sebagai berikut : Tabel 4.17 Distribusi Pengangkutan Makanan MP-ASI yang Diolah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 No Pengangkutan Makanan Jumlah Jumlah Ya Tidak 1 Tersedia pengangkut khusus baki 7 12,7 48 87,3 2 Makanan ditutup agar terhindar dari 21 38,2 34 61,8 Percikan ludah dan debu Berdasarkan Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa untuk pengangkutan makanan terdapat 48 responden 87,3 yang tidak menggunakan pengangkut khusus baki ketika mengangkut makanan dan hanya 7 responden 12,7 yang menggunakan pangangkut khusus baki untuk mengangkut MP-ASI dari tempat pengolahan ke meja penyajian. Dari hasil observasi terdapat 34 responden 61,8 yang tidak Universitas Sumatera Utara menggunakan penutup ketika mengangkut makanan dan hanya 21 responden 38,2 yang menggunakan penutup ketika mengangkut makanan. Tabel 4.18 Distribusi Kategori Pengangkutan Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Pengangkutan makanan n Tidak Baik 52 94,5 Baik 3 5,4 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.18 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden tidak baik dalam pengangkutan makanan yaitu sebanyak 52 responden 94,5.

4.2.6.6 Penyajian Makanan

Gambaran penyajian makanan dapat dilihat berdasarkan Tabel 4.19 sebagai berikut : Tabel 4.19 Distribusi Penyajian MP-ASI yang Diolah Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 No Penyajian Makanan Jadi Jumlah Jumlah Ya Ya 1 Penyaji makanan berpakaian rapi 47 85,5 8 14,5 dan bersih 2 Peralatan dan penutup untuk menyajikan 2 3,6 53 96,4 makanan dalam keadaan bersih 3 Ketika melakukan penyajian, penyaji 52 94,5 3 5,5 tidak kontak langsung dengan MP-ASI Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden menyajikan makanan menggunakan pakaian yang rapi dan bersih yaitu sebanyak 47 responden 85,5 dan terdapat 8 responden 14,5 yang tidak menggunakan pakaian bersih ketika menyajikan makanan. Peralatan dan penutup untuk menyajikan makanan hanya sebanyak 2 responden 3,6 dalam keadaan bersih dan sebanyak 53 Universitas Sumatera Utara responden tidak menggunakan peralatan dan penutup untuk menyajikan makanan dalam keadaan bersih. Tabel 4.20 Distribusi Kategori Penyajian Makanan Pendamping ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Penyajian makanan n Tidak Baik 22 40 Baik 33 60 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden baik dalam penyajian makanan yaitu sebanyak 33 responden 60.

4.2.7 Personal Hygiene Personal hygiene

adalah kebersihan diri yang dimiliki oleh responden ibu. Poin-poin pada lembar wawancara mengenai personal hygiene terdiri dari 3 variabel yaitu kebersihan tangan, kebersihan kuku dan kebersihan payudara. Gambaran mengenai personal hygiene yang dimiliki responden berdasarkan lembar wawancara dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : 4.2.7.1 Kebersihan Tangan Gambaran kebersihan tangan responden dapat dilihat pada tabel 4.21 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.21 Distribusi Kebersihan Tangan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Kota Padang tahun 2016 N o Kebersihan Tangan Jumlah Ya Jumlah Tidak 1. 2. 3. 4. 5. Mencuci tangan dengan sabun setelah mengganti popok bayi Mencuci tangan menggunakan air bersih Mencuci tangan menggunakan sabun setelah buang air besar atau buang air kecil Mencuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah makan Mencuci tangan setiap kali tangan kotor setelah memegang binatang, berkebun, dll 10 55 32 7 53 32,7 100 58,2 12,7 96,4 37 23 48 2 67,3 41,8 87,3 3,6 Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden memiliki kebiasaan tidak baik untuk kebersihan tangan seperti terdapat 37 responden 67,3 yang tidak mencuci tangan dengan sabun setelah mengganti popok bayi, terdapat 48 responden 87,3 yang tidak mencuci tangan pakai sabun sebelum dan setelah makan, dan terdapat 23 responden 41,8 yang mencuci tangan pakai sabun setelah buang air besar atau buang air kecil. Tabel 4.22 Distribusi Kategori Kebersihan Tangan Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Kebersihan Tangan n Tidak Baik 40 72,7 Baik 15 27,3 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden tidak baik dalam kebersihan tangan yaitu sebanyak 40 responden 72,7. Universitas Sumatera Utara

4.2.7.2 Kebersihan Kuku

Gambaran kebersihan kuku responden dapat dilihat pada tabel 4.23 sebagai berikut : Tabel 4.23 Distribusi Kebersihan Kuku Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Padang tahun 2016 No Kebersihan Kuku Jumlah Jumlah Ya Tidak 1 Memotong kuku sekali seminggu 51 92,7 4 7,3 2 Membersihkan kuku yang kotor 47 85,5 8 14,5 dengan sabun saat mandi Berdasarkan Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa berdasarkan kebersihan kuku sebagian besar responden telah memotong kuku sekali seminggu yaitu sebanyak 51 responden 92,7 dan sebanyak 47 responden 85,5 telah membersihkan kuku yang kotor dengan sabun saat mandi. Tabel 4.24 Distribusi Kategori Kebersihan Kuku di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh tahun 2016 Kebersihan Kuku n Tidak Baik 11 21,8 Baik 44 78,2 Total 55 100 Berdasarkan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden baik dalam kebersihan kuku yaitu sebanyak 44 responden 78,2. Universitas Sumatera Utara

4.2.7.3 Kebersihan Payudara

Gambaran kebersihan payudara dapat dilihat pada Tabel 4.25 sebagai berikut : Tabel 4.25 Distribusi Kebersihan Payudara Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 No Kebersihan Payudara Jumlah Jumlah Ya Tidak 1 Membersihkan payudara dengan 6 10,9 49 89,1 air hangat atau air bersih sebelum memberikan ASI 2 Membersihkan payudara dengan 16 29,1 39 70,9 kain bersih sebelum memberikan ASI 3 Mencuci tangan dengan bersih 11 20 44 80 ketika memegang payudara sebelum memberikan ASI Berdasarkan Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa kebersihan payudara yang dimiliki responden tidak baik seperti terdapat 49 responden 89,1 yang tidak membersihkan payudara dengan air hangat atau air bersih sebelum memberikan ASI, terdapat 39 responden 70,9 yang tidak membersihkan payudara dengan kain bersih sebelum memberikan ASI dan terdapat 44 responden 80 yang tidak mencuci tangan dengan bersih ketika memegang payudara sebelum memberikan ASI. Tabel 4.26 Distribusi Kategori Kebersihan Payudara Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh Tahun 2016 Kebersihan Payudara n Tidak Baik 44 80 Baik 9 20 Total 55 100 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa lebih banyak responden tidak baik dalam kebersihan payudara yaitu sebanyak 44 responden 60.

4.3 Analisis Bivariat

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN ANGKA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN MERAUKE

0 4 72

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 4 15

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN USIA AWAL PEMBERIAN MP ASI DENGAN LAMA KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 8-12 BULAN DI Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dan Usia Awal Pemberian MP ASI Dengan Lama Kejadian Diare Pada Bayi Usia 8-12 Bulan di Puskesmas Coloma

0 2 18

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP ASI) PADA ANAK USIA 0-24 BULAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWODADI KECAMATAN PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2010.

1 5 114

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEMURUP KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI TAHUN 2009.

0 0 10

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI PADA USIA 6-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU MANADO | Datesfordate | JURNAL KEPERAWATAN 16930 34063 1 SM

0 2 7

View of HUBUNGAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 6 – 24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIBAGOR KABUPATEN BANYUMAS

0 0 8

HUBUNGAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PADUAN RAJAWALI KECAMATAN MERAKSA AJI KABUPATEN TULANG BAWANG

0 0 6

HUBUNGAN KETEPATAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS UMBULHARJO I

0 0 10