84
dengan terong belanda. Makanan yang terdapat pengawet ada baiknya dihindari sampai keadaan pulih.
b. Junariah
Sakit kanker serviks yang diderita oleh ibu Junariah adalah stadium IIB dan menurut dokter sel-sel kanker akan menyebar dan memakan sel lainnya yang
ada di dalam tubuh. Ketika mengalami sakit pinggul dan keram perut, ibu Junariah hanya berkusuk dan tidak berpikir bahwa beliau akan terkena kanker
serviks. Tetapi dikarenakan beliau sudah mengalami keputihan hampir satu tahun dan belum pernah diperiksakan ke dokter, menyebabkan vagina dari ibu Junariah
luka karena jamur yang tumbuh dan menggerogoti vaginanya sampai ke liang senggama. Dan tidak beberapa lama kesakitan semakin menjadi di daerah V yang
membuat ibu Junariah khawatir dan memaksakan untuk pergi ke dokter kandungan. Dan dokter kandungan yang ditemuinya di langkat memberikan obat
yang sangat mahal tetapi keputihan semakin bertambah dan bergumpal bewarna hampir kecoklatan.
Rumah sakit merupakan wadah dimana setiap penyakit berkumpul di tempat ini. Setelah gagal mencoba pengobatan dokter kandungan, beliau mencoba
ke rumah sakit dan setelah di rumah sakit yang ada di binjai tetapi mereka tidak memiliki uang yang cukup jika tidak menggunakan kartu BPJS. Dengan penuh
keyakinan beliau memutuskan untuk ke rumah sakit H. Adam Malik yang merupakan tempat rujukan nomor satu rumah sakit di Medan. Setelah sampai di
Universitas Sumatera Utara
85
rumah sakit ibu Junariah dibantu oleh anaknya yang pertama dan memapah di ruang tunggu.
“sampe di rumah sakit ya digendong sama si peri karena ibu kan goyang goyang jalam karna jauh dari langkat ke adam malik. Yah
pas di ruang tunggu yang ngurus semua si peri, suami yang jagain tas dan semua barang-barang.
c. Asmah Hayati
Pengobatan kanker serviks yang tersedia di rumah sakit ketika ibu Asmahdirawat di rumah sakit umum Kisaran adalah hanya obat rutin pengurang
rasa sakit dan infus.Dua minggu ibu Asmah harus dirawat di rumah sakit umum Kisaran tanpa kejelasan tindakan yang dilakukan untuk mengobati kanker serviks
yang dideritanya.Dan karena suami beliau selalu menanyakan kepada perawat dan dokter bagaimana tindakan untuk istrinya, dokter menjawab bahwasanya ibu
Asmah harus di infus sehingga kondisi fisik beliau stabil dan dapat melakukan pengobatan lainnya. Tetapi dikarenakan tidak ada perubahan pada ibu Asmah,
dokter menyarankan untuk merujuk beliau ke rumah sakit umum pusat Adam Malik di Medan, dengan alas an medis bahwasanya peralatan yang ada di rumah
sakit Kisaran tidak mendukung untuk pengobatan dan peralatan yang dibutuhkan hanya tersedia di Rumah sakit Medan. Setelah dua minggu mendapat perawatan di
rumah sakit umum kisaran, ibu Asmah memutuskan untuk mencoba pengobatan di Medan.Pada tanggal 30 April Ibu Asmah sampai di rumah sakit umum pusat
Adam Malik dan memulai pendaftaran untuk rawat inap. Yang menjadi kesedihan bagi keluarga ibu Asmah bahwasanya mereka harus menunggu dua jam untuk
mendapat ruangan dikarenakan banyaknya pasien di rumah sakit tersebut. Dan ibu
Universitas Sumatera Utara
86
Asmah harus menahan kesakitan pada perut bagian bawahnya karena belum mendapatkan perawatan.
Pengobatan yang harus diterima oleh ibu Asmah adalah tambahan cairan infus dan juga obat.Dan dikarenakan ketidaksanggupan beliau untuk berjalan ke
kamar mandi, maka beliau menggunakan kateter
11
sehingga tidak harus ke kamar mandi untuk buang air kecil.Awalnya beliau merasa malu dan risih ketika harus
buang air kecil di tempat tidur dan dikarenakan semua anggota keluarga yang melihatnya harus buang kecil di tempat tidur. Dan kateter hanya bertahan sampai
seminggu karena ibu Asmah merasa tidak nyaman karena harus buang air kecil di tempat tidur, jadi beliau meminta untuk menggunakan pampers saja.
”kalo pake kateter itu, saya jadi jarang buang air kecil, mungkin jadi malu-malu juga karena kadang dokternya nanyain, uda buang
air kecil atau belum”. Suatu keanehan bagi ibu Asmah ketika dokter menanyakan hal-hal
yangsepele, yang membuat pasien menjadi merasa tidak nyaman.Dan kadang dokter membuat lelucon dari penyakit yang diderita oleh ibu Asmah. Contoh:
“nanti kalo ibu sembuh, bapak jangan ngajak ibu berhubungan dulu ya, ditahan dulu.
Menurut dari ibu Asmah, menyampaikan hal tersebut di depan semua pasien dan juga keluarganya adalah memalukan, karena mengatakan hal seperti itu ada
baiknya saat ruangan sepi atau saat pemeriksaan.
11
Kateter adalah pipa memasukkan atau mengeluarkan cairan. http:samoke2012.wordpress.com20121013kateterisasi-urine
, Diakses pada 27 Juni 2016, Pukul 21:18 WIB.
Universitas Sumatera Utara
87
Setelah beberapa minggu di rumah sakit, pengobatan yang akan dilakukan terhadap ibu Asmah adalah operasi pengangkatan sel kanker yang ada pada leher
rahim.Dan kemungkinan
operasi berhasil
dilaksanakan, tetapi
bukan menyembuhkan ibu Asmah tetapi menjaga kanker serviks tidak menyebar secara
cepat dan menyeluh ke dalam tubuh beliau.Ibu Asmah rela mengikuti pilihan operasi dimana kesuksesan hanya untuk memperpanjang hidupnya bukan untuk
menyembuhkannya, tetapi ibu Asmah berharap bahwa pilihan itu akan berhasil. Saat di rumah sakit sesama pasien terkadang saling bercerita mengenai
pengobatan yang mereka lakukan selama di rumah sakit.Salah satu pasien yang ada di ruangan itu adalah seorang ibu yang sedang sakit tumor rahim dan sudah
melakukan operasi pengangkatan rahim.Dan pada saat ini menerima perawatan kemoterapi, dan bercerita kepada ibu Asmah supaya mengikuti operasi dan
mengikuti kemoterapi sehingga ibu Asmah dapat melakukan rawat jalan dan kembali ke rumah.
Ibu Asmah akan melaksanakan operasi pada bulan juli, dikarenakan kondisi ibu Asmah sangat lemah dan belum dapat mengikuti operasi pengangkatan
kanker. Karena kanker sudah menyebar ke bagian paru-paru sehingga beliau harus menggunakan oksigen tabung supaya dapat bernafas dengan baik karena beliau
mengeluh sesak nafas. Dan tindakan yang diberikan dokter adalah menggunakan tabung oksigen sehingga operasi ibu Asmah harus menunggu bulan tujuh sampai
kondisi membaik.
Universitas Sumatera Utara
88
Kanker serviks yang dialami oleh ibu Asmah sudah stadium II B, dan sekarang ibu tersebut menjalani terapi lanjut selama 2 dua minggu di RSUP
Adam Malik. Menurut beliau bahwa penyakitnya semakin parah saat berada di rumah sakit tetapi setidaknya ada pengobatan yang didapatkan ketika sedang
kumat. Dikarenakan saat sedang kumat, maka ners atau perawat akan memberikan pertolongan dan memberikan suntikan agar sakit perut yang dirasakan berkurang.
Selama di rumah sakit perut ibu tersebut semakin kecil dan berat badan semakin kurus dikarenakan nafsu makan juga berkurang.
Pengobatan kanker serviks dapat dilihat dari jenis klasifikasi kanker tersebut, baik dilihat dari stadium daripada kanker tersebut ataupun bagaimana sel
kanker telah menyebar dalam tubuh si pasien. Dari sudut medis mengharuskan untuk penderita kanker serviks untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Ketika sampai di rumah sakit umum pusat Adam Malik, ibu Asmah belum mendapatkan ruangan. Tetapi setelah menunggu hampir dua jam, ibu Asmah
mendapat ruangan dan perawatan dari perawat. Setelah berada di rumah sakit, ibu Asmah belum mendapat pemeriksaan dari dokter yang akan mengatasi penyakit
ibu tersebut di rumah sakit. Setelah tiga hari ibu Asmah mendapat infus tanpa pemeriksaan dari dokter spesialis Sp.OG. Keluarga tetap sabar menunggu
bagaimana tindakan yang akan didapat oleh ibu Asmah tersebut. setelah empat hari, dokter yang bertugas untuk menangani pasien datang dan memperkenalkan
diri bahwa beliau yang akan memeriksa keadaan ibu Asmah dan melihat bagaimana perkembangan dari kesehatan ibu tersebut.
Universitas Sumatera Utara
89
Dokter yang menangani ibu Asmah adalah Dr. Citra AA, Sp.OG. Yang mana seorang dokter yang wanita yang masih muda berusia 32 tahun dan cantik,
dokter tersebut spesialis kandungan yang akan menangani pasien dari ibu Asmah tersebut. Ruangan ibu Asmah yaitu ruangan Instalasi Rindu B lantai 1 dimana
pada lantai tersebut adalah penyakit khusus untuk wanita, tetapi penyakit dalam terutama penyakit kelamin, rahim, ginjal dan bagian dalam lainnya.
Setiap pengobatan dari penyakit kronis memiliki resiko masing-masing. Sama dengannya pengobatan yang dilakukan oleh ibu Asmah adalah pengobatan
medis dimana ibu Asmah akan melaksanakan operasi untuk pengangkatan kanker serviks tersebut. Kanker serviks sudah stadium II B dimana tindakan yang masih
dilanjutkan adalah terapi lanjut yaitu dengan obat pengurang rasa sakit dan juga cairan infus yang menambah energi. Dikarenakan ibu Asmah dalam kondisi yang
lemah dan berat badan yang menurun drastis, maka ibu Asmah harus menjaga kestabilan dari fisik agar dapat melaksanakan operasi. Dikarenakan kanker serviks
sudah menyebar ke leher rahim bagian luar, maka kemungkinan sel kanker sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Jadi selain daripada operasi, ibu Asmah harus
mengikuti kemoterapi setelah selesai pelaksanaan operasi. Dikarenakan sel kanker akan mengenai anggota sel baru yang akan tumbuh, maka ada baiknya dilakukan
kemoterapi untuk memperlambat menyebarnya pertumbuhan kanker.
d. Jamilah