Alasan pasien ingin sembuh

126 takutnya karna bakso ibu laris manatau banyak yang ngga suka katanya. Tapi ibu ngga tertarik kekgitu ya namanya rejeki kan uda ada yang ngatur,,ini buat si A, ini buat si B,,, jawab ibu Sri dengan memberikan contoh kepada peneliti.” “kalo bapak mana ngerti kalo masalah ibu dek, ya ibu mau berobat bapak ikut-ikut aja sih kalo ngga mau berobat ya ngga papa juga. Kalo ibu sakit nanti bakso tutuplah de, dari mana uang yakan,,” “uda dicobanya semua dek,uda rajinnya ibu minum jus tiap ari, tapi jus timun juga ibu minum padahal kata dokter ari itu, timun juga yang buat keputihan,, ya ujung-ujungnya ke rumah sakit juganya kan, uda ke murni teguhnya ibu ari itu dibilang servik ga percaya ibu, sempatlah berenti juga keputihan ngga berobat lagi ibu, abis itu kumat lagi disarankan tetangga ibu ke Adam Malik karna berobat juga memang dia, yauda ibu coba juga rupanya servik juga, yauda berobatlah ibu di sini rumah saki t.” “ada juga kawan ibu sakit tumor kan, ke dukun suaranya pelan sembuh katanya tapi jauh kali tempat berobatnya di langkat masuk masuk dalam lagi, ibu pikirnya kalo ibu berobat tutup lah bakso ibu ini, anak si bungsu masih Sd,,cerita ibu Sri” Pengobatan apapun yang dijalani jika dilakukan dengan niat sembuh pasti sembuh lah akan kita dapatkan, karena jika kita masih berusaha untuk sembuh maka kita akan mendapatkannya.

5.1.2 Alasan pasien ingin sembuh

Ada alasan bagi setiap orang yang sedang sakit kenapa mereka ingin sembuh, sama halnya dengan ibu Sulasmi yang berharap sembuh karena ingin melihat anak-anaknya menikah dan memberikan cucu untuknya. “maunya sembuh lah, biar bisa liat anak-anak kawin trus dapet cucu. Ini juga si sundari anak perempuan satunya kawin dulu. Dosa pun masih banyak, sembuh dululah biar bisa tobat dulu ibu,,jawabnya mantab.” Keinginan untuk sembuh ada baiknya dengan usaha yang maksimal juga, itulah yang sedang dilakukan oleh keluarga ibu Sulasmi berharap beliau sembuh dan dapat kembali ke rumah. Universitas Sumatera Utara 127 Kesembuhan adalah keinginan yang sangat ibu Junariah idamkan, karena ibu Junariah sangat mementingkan anak-anaknya dan juga suaminya. Ibu Junariah mengkwahatirkan anak-anaknya apabila ia tidak sembuh karena umur anak- anaknya masih kecil dan masih menempuh pendidikan SMP dan SD. “Masih kecil kecil anak ibu dek, ngga bisa ngapa ngapain masih beringu, si peri pun masih ngga kerja masih di rumah aja kerjaannya berwarnet, kalo sempat ibu lewat amit-amit ya nak kekmana lah adek-adeknya ngga tamatlah sekolah, kawin lah nanti bapaknya kek di pilim pilim, kasian anak-anak ibu dek, jadi ibu mau sembuh” Anak-anak yang masih kecil menjadi alasan untuk ibu Junariah untuk sembuh dan rela menjalani pengobatan di rumah sakit meskipun membuat berat badannya turus drastis dan membuat kakinya tidak bisa berjalan karena efek dari infus dan kanker yang dialaminya. Keinginan setelah sembuh yang ingin dilakukan ibu Junariah adalah melakukan hal-hal yang baik dan ingin memandirikan anak-anaknya agar siap dengan kejadian yang akan terjadi kedepannya. Ketika seseorang sakit maka ia akan mengusahakan segala upaya untuk sembuh dan mendapatkan pengobatan sesuai dengan penyakit yang dialaminya. Dan banyak yang menjadi alasan untuk mereka yang sedang sakit untuk mendapatkan kesembuhan. Banyak faktor-faktor yang membuat ibu Asmah menginginkan sembuh, yaitu :  Anak yang masih sekolah Ibu Asmah sangat menginginkan sehat dan panjang umur karena anak beliau yang bungsu masih duduk di Sekolah Dasar dan masih ketergantungan Universitas Sumatera Utara 128 kepada beliau. Anaknya paling bungsu belum bisa tidur terpisah dengan ibunya, dan belum bisa mengerjakan pekerjaan rumah. Karena pada saat ibu Asmah sehat beliau mengerjakannya sendiri dan anak bungsunya hanya bermain. Anak yang belum mandiri menjadi kekhawatiran seorang ibu ketika sedang sakit karena akan membuat pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi terganggu. Karena ketika ibu sedang sakit, maka waktu yang seharusnya menjaga dan mengurus anak harus digunakan untuk merawat diri sendiri. Sehingga anak dipaksakan untuk tumbuh dan berkembang dengan cara anak tersebut dan beradaptasi dengan kondisi yang dialaminya sekarang. hal yang sama yang dirasakan oleh ibu Asmah yaitu kecemasan terhadap pertumbuhan anak bungsunya.  Anak-anak yang belum menikah Cita-cita orang tua adalah melihat anak-anakya hidup bahagia dan sukses dalam pekerjaan dan juga berumah tangga. Ketika anak sudah menyelesaiakan sekolah dan mendapatkan pekerjaan, maka anak dapat meninggalkan rumah dan membuat citta-citanya terwujud. Sebagian anak akan pergi merantau dan mengejar impian mereka, dan sebagian anak akan memilih bekerja dekat dengan rumah dikarenakan takut untuk meninggalkan orang tua. Anak-anak sudah mempunyai pekerjaan dan bahkan sudah memiliki rumah tersendiri akan mempunyai waktunya sendiri untuk membangun rumah tangga mereka. Dan sebagian anak akan berbagi cerita dengan orang tua mereka bagaimana membangun keluarga dan akan meminta saran dari orang tua agar kehidupan keluarganya akan damai dan bahagia. Yang menjadi kecemasan juga bagi ibu Universitas Sumatera Utara 129 Asmah adalah dua anaknya belum menikah, dan masih membutuhkan figur ibu dalam hidup anak-anaknya. Dan ibu Asmah takut ketika beliau tidak sembuh, maka anaknya akan gagal dalam memilih pasangan hidup mereka. Karena menurut pengalaman anak mereka yang sudah menikah, kehidupan rumah tangga anak-anaknya ibu berperan penting dalam memberi saran bagaimana membina sebuah keluarga agar tidak ribut.  Masih banyak dosa Manusia memiliki perspektif masing-masing memandang sebuah kehidupan. Ibu Asmah berpendapat bahwa beliau ingin sembuh karena masih memiliki dosa dan belum melakukan hal-hal yang baik selama beliau hidup sehingga beliau ingin sembuh dan berbuat hal baik. Beliau menganggap bahwa hidup mati berada di tangan Tuhan, tetapi pilihan berada di tangan kita apakah ingin masuk surga atau sebaliknya. Ibu Asmah berpendapat bahwa melakukan hal-hal yang baik selama hidup akan masuk surga dan melakukan hal-hal yang buruk maka kejadian sebaliknya yang akan terjadi. Ibu Asmah ingin sembuh karena beliau masih memiliki dosa yang memungkinkan beliau tidak masuk surga dan secara tidak langsung ibu Asmah bercerita bahwa beliau takut dengan kematian. ”Ibu mau sembuh kali nak, anak ibu masih banyak yang belum kawin”Nanti berantem atau ngurus anaknya gak pande, jadi kan perlu ma mak mereka itu”” jawabnya dengan mantap. Universitas Sumatera Utara 130  Suami yang belum mandiri Suami ibu Asmah atau bapak Muklis hanya bisa mengerjakan pekerjaan ladang dan tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak atau membereskan rumah. Ibu Asmah sangat sedih apabila beliau tidak sembuh, maka suaminya akan terlantar karena harus makan di luar dan tidak ada yang mengurusnya dan mencuci pakaiannya. ”si bapak pun bisanya beladang aja, gimana mau makan?,, gatau masak,nyuci padahal si bungsu masih kecil nggak bisa ngapai n,,,kasihan si bapaklah kalo ibu nggak sembuh nantinya”. Alasan sembuh bagi ibu Jamilah adalah tergantung keputusan Tuhan, jika memang dia sembuh adalah berkat untuk beliau, tetapi jika sebaliknya maka ibu Jamilah sudah bersiap untuk menyusul suaminya. Sedangkan anak-anak dari ibu Jamilah sudah kasian terhadap ibunya yang sudah lanjut usia dan harus dirawat di rumah sakit, dan mereka juga sudah memikirkan hal negatif yang akan terjadi pada ibunya. Mereka tidak berharap banyak ibunya sembuh karena ibunya yang sudah lanjut usia, terkadang ibu Jamilah kembali bersifat seperti anak-anak lagi. Sehingga membuat ibu Aida, anaknya merasa emosi dan tertekan melihat keaadaan ibunya. “kadang emosi ya nak, astafiruloh,,ini itu dibilang susah nak, marah dosa sama orang tua yakan, mau doa biar lewat kan tambah dosanya ya nak, sabar ajalah jaga mama sakit,” Kesembuhan bukan hal yang besar yang diharapkan oleh keluarga ibu Jamilah, begitu juga ibu Jamilah sendiri.Jika memang sembuh adalah berkah dari Tuhan yang Maha Esa jika tidak keluarga ikhlas. Sehingga upaya penyembuhan yang dilakukan oleh keluarga ibu Jamilah hanya mengikuti kemauan dari ibu Universitas Sumatera Utara 131 Jamilah sendiri, jika ibu Jamilah ingin ke rumah sakit, maka beliau akan ke rumah sakit. Tetapi jika ibu Jamilah tidak ingin ke rumah sakit, maka ibu Jamilah hanya tinggal di rumah dan tidak mendapat pengobatan. Ibu Sri sangat mendambakan kesembuhan karena menurut beliau masih banyak kegiatan ataupun aktivitas di kehidupan ini yang belum ia jalani. Dan banyak impian yang belum diujudkan oleh keluarga ibu Sri, sehingga membuat motivasi sembuh sangat kuat di daam diri ibu Sri. Anak-anak yang masih bersekolah menjadi alasan untuk sembuh bagi ibu Sri, karena anak-anaknya masih membutuhkan dana untuk kuliah dan juga sekolah. Ibu Sri sangat menginginkan sembuh karena ia ingin membawa keluarganya umroh dan berdoa di sana agar beliau sembuh dari segala penyakit, dan supaya anak-anaknya jauh dari segala penyakit seperti yang dideritanya. Ibu Sri sangat ingin umroh jika tahun ini keadaannya pulih dan sudah dapat beraktivitas kembali menjual bakso, karena menurut ibu Sri banyak hasil yang mereka dapatkan saat menjual mie bakso di tempat tinggalnya. Kesembuhan dari penyakit yang berat adalah impian dari semua penderita, termasuk ibu Sri yang sangat ingin sembuh karena menurut beliau, dia kehabisan uang karena biaya trasnportasi dari Binjai-Medan yang mahal dan juga jauh membuat keluarga Ibu Sri menyewa kost di dekat rumah sakit karena beliau sempat dirawat jalan. untuk mendapat semua biaya yang sudah habis beliau harus kembali berjualan mie bakso lagi agar ekonomi keluarga kembali juga pulih, karena sesuai dengan jawaban ibu Sri banyak pengeluaran karena biaya makan di Universitas Sumatera Utara 132 rumah sakit untuk suaminya mahal dan anak-anaknya yang tinggal di Binjai harus mendapat uang makan dan biaya hidup selama 4 bulan anak-anaknya tanpa ibu dan ayahnya. Karena anak-anaknya hanya berkunjung saat hari sabtu sore dan pulang minggu, terkadang mereka hanya berkunjung saat minggu saja.ibu Sri merasa sangat kasihan terhadap anak-anaknya yang hidup seperti tidak memiliki orang tua, sehingga ia harus sembuh dan dapat berkumpul bersama anak-anaknya. Dan dikarenakan anaknya yang paling bungsu masih sangat kecil dan kelas 2 SD membuat ibu Sri sedih karena anaknya itu masih harus tidur sama dengan ibunya, tapi dikarenakan ibunya sakit anaknya harus tinggal bersama saudaranya yang lain.

5.1.3 Kualitas hidup penderita kanker serviks