Cara Mengatasi Kanker Serviks Pra rumah sakit

66 serviks adalah adanya benjolan di leher rahim dimana benjolan tersebut tumbuh dengan cepat bahkan dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kanker serviks itu tumbuh tidak terdeteksi dan tidak ada rasa sakit yang berat sehingga pederita tahu kapan mencegah dan juga mengobati, sesuai dengan penjelasan ibu Sri. “mana ada yang sakit, jadi gimana mau berobat atau gimana, lain cerita kian kalo sakitnya parah sampe ngga bisa jalan, kita pun tau berobat,,tapi karna ngga ada sakit yamana terpikir kita bisa sakit kanker serviks”.

3.4 Cara Mengatasi Kanker Serviks Pra rumah sakit

Menyadari bahwa suatu yang tidak beres terjadi dalam diri sendiri akan membuat berbagai orang untuk mengambil kebijakan sendiri untuk menangani masalah yang dihadapinya. Melakukan segala tindakan sesuai dengan pengetahuan sendiri atau pengalaman orang lain akan mempengaruhi cara mengambil keputusan. Demikian yang terjadi kepada informan saya bahwa sebelum didiagnosa kanker serviks banyak segala saran dari keluarga dan juga kerabat. Di bawah ini adalah cara-cara penderita kanker serviks dalam mengatasi kanker pra rumah sakit. Informan saya yang pertma yaitu ibu Sulasmi. Ketika ibu Sulasmi belum didiagnosa kanker serviks dan masih berada dirumah tanpa perawatan untuk penyakitnya, beliau hanya mengatasi masalah sakit perut dengan pengobatan biasa yaitu minum obat maag atau obat masuk angin. Karena beliau berpikir hanya masuk angin biasa atau perut keram karena lapar atau karena kebanyakan kerja di rumah seperti mencuci dan juga pekerjaan rumah lainnya. Tetapi setelah gejala yang dialami oleh beliau adalah pendarahan yang sangat banyak sehingga membuat ibu Sulasmi menjadi takut karena beliau Universitas Sumatera Utara 67 mengalami pendarahan yang cukup lama. Dan keluarga juga khawatir sehingga menyarankan untuk memeriksakan ke dokter kandungan, karena takut ibu Sulasmi terkena penyakit berbahaya. Setelah memeriksakan ke dokter kandungan yang berada di Tebing, ibu Sulasmi sangat shock karena dia terkena kanker serviks dan dokter menyarankan untuk pergi ke rumah sakit. Sehingga rumah sakit dapat mengambil tindakan untuk pengobatan kanker serviks ibu Sulasmi. Di saat sebuah penyakit belum menandakan gejala yang cukup besar, maka tindakan yang dilakuakan juga adalah tindakan yang ringan. Dan pastinya sesuai dengan yang diketahuinya, ssama dengan ibu Sulasmi yang tidak akan memeriksalan dirinya ke rumah sakit apabila bukan anaknya yang meminta dan juga karena pendarahan yang dialami sudah cukup banyak. Menurut informan saya yang kedua yaitu ibu Junariah bahwa Sebelum mengetahui penyakit kanker serviks, ketika mengalami sakit di bagian pinggul, ibu Junariah pergi berkusuk, karena beliau beranggapan bahwa sakit pinggulnya adalah karena masuk angin, salah tidur atau dikarenakan kurang minum. Tidak pernah terlintas dalam pikiran ibu Junariah bahwa sakit pinggul dan keputihannya akan mengakibatkan kanker serviks sehingga ia hanya mengatasi dengan pengobatan biasa. Dan ibu Junariah juga mengkompres perutnya dengan air hangat agar ngilu pada pinggulnya berkurang dan rasa mati pada perutnya dapat berkurang. Dengan berbagai cara untuk mengembalikan keadaan badan kita, kita akan mencari pengobatan yang sesuai dengan yang kita alami. “waktu masih nyeri-nyeri di pinggul ini, saya bekusuk ajalah,bisa aja karna kurang minum ato masuk angin. Mana pernah terpikir Universitas Sumatera Utara 68 kena kanker trus berobat. Ya dulu masih tetap kerja di rumah, ini itu masih dikerjain karna pikiran pasti sembuh gitu, cobalah adek kalo masuk angin kan berkusuk malam,bangun pagi kan uda segar, ya ibu pikir kekgitu rupanya sampek keputihan itupun warna kuning, amit ya dek, anu kita itu rasanya bau kali” Mengatasi kanker serviks sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pasien kanker serviks tersebut. Sebelum mengetahui penyakit adalah kanker serviks, ibu Asmah memilih untuk pergi ke rumah tukang urut yang ada di Kisaran. Di sana ibu Asmah diurut sesuai dengan posisi sakit yang ada di perut, meskipun tidak ada perubahan yang dialami oleh beliau tetapi ibu tersebut rajin datang untuk diurut. Tetapi setelah mengalami pendarahan yang cukup banyak dan sakit pada perut sudah tidak bisa ditahan lagi, ibu Asmah pergi ke Puskesmas untuk mendapat pertolongan, dan sesampai di puskesmas ibu Asmah disarankan untuk ke rumah sakit umum Kisaran. Ibu Asmah selalu ke rumah sakit bersama dengan adiknya ibu Yanti, dan ibu Yanti yang selalu mengurus admnistrasi dari kakaknya tersebut. ibu Yanti sudah menikah tetapi belum memiliki anak, dan karena itu ibu Yanti selalu bersedia untuk membantu kakaknya untuk mendapat pengobatan. Pada awalnya ibu Asmah tidak ingin pergi ke rumah sakit karena biaya yang cukup mahal, tetapi pada waktu yang bersamaan ketika beliau sakit, suami dari ibu Asmah pergi ke kantor BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan untuk mengurus kartu BPJS untuk mendapat keringanan dalam biaya. Bapak Muklis mengalami kesulitan dalam mengurus administrasi BPJS dikarenakan banyak berkas yang tidak lengkap, tetapi dengan keuletan bapak tersebut, beliau berhasil untuk Universitas Sumatera Utara 69 mendapat kartu atas nama istrinya dan juga keluarganya. Tetapi beliau harus menunggu kartu BPJS dapat digunakan sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan. Banyak hal yang mencoba menggagalkan BPJS yang sedang diurus terutama dalam masalah pembayaran, tetapi pada akhirnya selesai juga. Menunggu kartu tersebut aktif, keluarga membayar biaya perawatan di rumah sakit dengan harga umum, dan menghabiskan biaya yang cukup banyak. Dan setelah satu minggu dirawat di rumah sakit umum Kisaran, ibu Asmah hanya mendapat pengobatan dengan terapi lanjut, yaitu obat dan juga opname. Dan hampir dua minggu beliau dirawat di rumah sakit tersebut tetapi tidak ada perubahan pada perut, tetapi pendarahan yang dialami telah berhenti.Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi kanker serviks atau penyakit kronis lainnya adalah dengan dioperasi atau di opname di rumah sakit. ”ya kalo sakit kanker-kanker dioperasilah, di suntik itulah..menjawab pertanyaan saya dengan menunjukkan infus yang ada di tangan ibu tersebut. Rajin aja minum obat dan check-up adalah tindakan yang akan dilakukan saat terlintas pertanyaan penyakit kanker serviks di dalam pikiran ibu Jamilah. Sama dengan kejadian saat keputihan yang dialami oleh ibu Sri,beliau tidak pernah pergi memeriksakan ke dokter karena menurutnya itu bukanlah suatu penyakit dan harus diperiksakan ke rumah sakit. Ibu Sri masih sangat rajin membantu suami berjualan dan tidak pernah mengeluh sakit di bagian tubuhnya. Beliau mengakui stelah keputihan, ibu Sri mencoba untuk menjaga kesehatan dengan rajin meminum jus, karena beliau juga menjual jenis-jenis jus di tempat ia Universitas Sumatera Utara 70 berjualan. Jus yang sering diminum oleh ibu Sri adalah jus terong belanda, timun dan jeruk, dimana ibu Sri tidak menyadari bahwasanya timun adalah makanan yang dapat memicu keputihan. Hal tersebut yang memebuat keputihan yang dialami oleh ibu Sri tidak berkurang tetapi semakin bertambah. Keputihan yang sudah berlebihan bahkan berbau membuat ibu Sri bukanlah memeriksakan ke dokter tetapi beliau menggunakan alat pembersih kewanitaan yang dijual di supermarket, teradang ibu Sri membeli daun sirih ketika ia sedang berbelanja ke pasar dan mencoba untuk merebus daun sirih tersebut dan mencuci organ kewanitaan dengan air rebusan daun sirih tersebut.

3.5 Tanggapan Terhadap Kanker Serviks