Keluarga ibu Junariah Penderita Kanker Serviks

99 menjemput ibunya setelah pulang kuliah. Sundari lah yang bertanggung jawab pada ibunya dalam mendengar keluh kesah dari ibunya. Sundari sangat berharap ibunya sembuh, tetapi melihat semangat dari ibu Sulasmi loyo, Sundari juga tidak berharap banyak apabila ibunya memang tidak sembuh. Karena Sundari membaca banyak artikel bahwa umur dari seorang yang telah terkena kanker serviks hanya 5 tahun dan pengobatan yang dilakukan adalah memperpanjang agar 5 tahun itu dapat dilewati. Jadi, Sundari terlihat sangat memahami ibunya dan juga penyakit yang dialami oleh ibunya.

b. Keluarga ibu Junariah

Peri adalah anak tertua di keluarga yang belum mendapat pekerjaan dan aktivitas yang selalu dilakukannya adalah main warnet warung internet dan pulang ke rumah ketika waktu makan.Tetapi saat ibunya sakit, dia harus menjaga ibunya dan mengurus segala administrasi di rumah sakit, bahkan tidak pernah ada niat di dalam pikirannya untuk bermain internet ketika menjaga ibunya. “mamak itu gapernah sakit, jadi kalo uda tetiba sakit sampe rumah sakit itupun mesti operasi katanya, adooh gatau lah ka, poningan kepala kekgini, bapak mesti kerja kan, adek adek pun masih sekolah, ya orang itu betiga lah di rumah. Akupun karna pengangguran ajanya makanya bisa jaga mamak,,aku sedih kali kalo liat mamak sakit parah gitu, tengoklah samping mamak itu, kekmana dia mau sembuh sampingnya pun uda kekgitu nafasnya satu-satu lagi,,jujur aja ya ka, kita kan mau sembuh kalo samping kita pun yang semangat semangat tapi ini rumah sakit umum samua ada disini. Aku ngga tau mau bawa mamak berobat kemana lagi ka kalo gak rumah sakit, ya mamak pun mau mau ajanya kan, biar gak repot pikirnya. Aku mana mana ngerti ka dibilang dokter ini aku ia ia aja cuman tamat sma nya ka, ngga pande kekgitu, bolosnya waktu sekolah,,tambah peri dengan ketawa kecil. Universitas Sumatera Utara 100 Rumah sakit adalah wadah untuk orang yang sakit dengan segala penyakit, peri merasa ibunya yang masih sakit stadium IIB digabung dengan orang yang sudah sakit stadium tinggi membuat kepercayaan diri dari ibunya menjadi berkurang. Pengobatan rumah sakit adalah jalan terakhir bagi keluarga ibu Junariah karena yang selalu mencari pengobatan adalah ibu Junariah sendiri karena suaminya yang sibuk bekerja dan anak-anaknya yang masih kecil tidak mengerti akan penyakit ibunya. Anak yang pertama sibuk dengan dunianya sendiri main internet di luar rumah yang membuat ibunya sendiri di rumah dan tidak mementingkan kesehatannya sendiri. Sedangkan anak-anaknya yang masih kecil tidak mengerti apa itu kanker dan bagaimana penyembuhannya. Anak kedua ibu Junariah yang bernama Syahfan adalah kelas tiga SMP dan kebetulah setelah melakukan penelitian beberapa kali, peneliti sempat bertemu dan melakukan wawancara.Syahfan yang dipanggil Akbar di rumah anak yang sesuai dengan usianya dimana sangat aktif dan emosi yang tidak stabil. “mamak sakit uda lama kekny kak cuman gak dikastau atau kekmanalah sampek kekgini, aku sekolah kak ini aku mau UN pu makanya ke rumah sakit mintak doa sama mamak biar lulus nanti, kalo ujian uda siap aku disini juga nanti jaga mamak kak, ngeri juga aku liat mamak gini kak sakit pake infuse infuse belum lagi infuse darah ngeri lah kak,, kurus kali mamak sekarang, kalo dicakapin pun kadang emosi emosi kak, karna dari rumah sakit juganya kakak makanya dicakapin kurasa kak, maunya sembuh lah mamak kak, aku pun ngga tau kekmana kalo mamak sakit, akulah yang jaga adek. Bapak kerjanya, kami bedualah di rumah kak. Pokoknya kalo kata kawan aku di sekolah kalo kanker sembuhnya itu di adam malik keluarga orang itu pun sembuh katanya kalo di adam malik. Doakan aja lah kak,tutupnya” Universitas Sumatera Utara 101 Keluarga dari ibu Junariah sangat pasrah terhadap pengobatan yang sedang dijalani oleh ibunya. Ibu Junariah belum mendapatkan operasi karena beliau masih kekurangan darah karena ditakutkan dokter beliau akan kekurangan banyak darah saat terjadi operasi. Ibu Junariah harus mendapatkan tambahan darah sebanyak empat kantong, dan pada saat ini darah yang sudah masuk masih dua kantung dan selebihnya masih dalam proses karena tangan dari ibu Junariah bengkak dan penambahan darah ditunda. Berat badan ibu Junariah turun drastis dan wawancara yang peneliti lakukan harus berulang-ulang dan secara perlahan karena keadaan dari ibu Junariah yang sangat lemah.Keluarga dari ibu Junariah tidak memiliki ide untuk mencari pengobatan di luar rumah sakit, karena mereka tidak memiliki kenalan atau pengalaman dengan sakit seperti yang dialami ibunya.Karna ketika ibu Junariah mencari pengobatan anak-anaknya tidak pernah ikut dan bahkan suaminya karna harus bekerja.

c. Keluarga ibu Asmah