Keluarga ibu Asmah Penderita Kanker Serviks

101 Keluarga dari ibu Junariah sangat pasrah terhadap pengobatan yang sedang dijalani oleh ibunya. Ibu Junariah belum mendapatkan operasi karena beliau masih kekurangan darah karena ditakutkan dokter beliau akan kekurangan banyak darah saat terjadi operasi. Ibu Junariah harus mendapatkan tambahan darah sebanyak empat kantong, dan pada saat ini darah yang sudah masuk masih dua kantung dan selebihnya masih dalam proses karena tangan dari ibu Junariah bengkak dan penambahan darah ditunda. Berat badan ibu Junariah turun drastis dan wawancara yang peneliti lakukan harus berulang-ulang dan secara perlahan karena keadaan dari ibu Junariah yang sangat lemah.Keluarga dari ibu Junariah tidak memiliki ide untuk mencari pengobatan di luar rumah sakit, karena mereka tidak memiliki kenalan atau pengalaman dengan sakit seperti yang dialami ibunya.Karna ketika ibu Junariah mencari pengobatan anak-anaknya tidak pernah ikut dan bahkan suaminya karna harus bekerja.

c. Keluarga ibu Asmah

Tepat pada tanggal 28 april 2016, ibu Asmah masuk ke rumah sakit dengan ruangan III 5, dan setelah satu minggu pindah ruangan ke II 1dikarenakan ruangan yang dingin karena tepat di bawah AC air conditioner. Dua minggu ibu Asmah sudah mendapat pengobatan tetapi badan semakin kurus terutama bagian payudara bahkan terlihat rata, tetapi perut bagian bawah tengah tampak menonjol. Dan yang menjadi kebingungan bagi keluarga ibu Asmah yaitu kaki ibu tersebut bengkak tetapi tidak ada rasa sakit yang dirasakan saat kakinya tersebut ditekan. Universitas Sumatera Utara 102 Keluarga dari ibu Asmah mencoba untuk menanyakan kepada dokter mengenai keadaan dari penderita kanker serviks tersebut tetapi dokter memeriksa dan mengatakan bahwasanya itu dikarenakan pencernaan yang tidak lancar dan cairan yang menumpuk karena banyak sel yang sudah tidak berfungsi lagi. Ibu Asmah sudah menggunakan oksigen sebagai alat bantu pernafasan karena cairan juga sudah mencapai paru-paru sehingga membuat ibu Asmah sesak dan tidak dapat bernafas dengan baik. Adik daripada ibu Asmah mengatakan kepada peneliti sepertinya operasi tidak akan pernah terjadi pada kakaknya, karena melihat kondisi pada saat ini sudah sangat lemah. Dan belum lagi bahwa nafsu makan tidaklah ada dikarenakan sesak dan juga banyaknya cairan air garam yang sudah masuk ke dalam tubuh pasien tersebut. Keluarga yang menjaga ibu Asmah hanya dua orang yaitu suami dan adiknya, anak dari pasien tidak dapat datang dikarenakan sibuk bekerja di luar kota sehingga meminta bantuan kepada ibu adik dari mama untuk menjaga mama mereka. Sedangkan anak yang paling kecil selalu menghubungi bagaimana keadaan ibunya di rumah sakit dikarenakan ia tidak dapat melihat kondisi ibunya karena harus bersekolah, dan abangnya yang tepat diatasnya harus mengurus ladang dan juga menjaga adiknya yang paling kecil. Suami dari ibu Asmah sangat tampak sangat sedih melihat istrinya terbaring sakit tetapi beliau selalu bercerita hal yang lucu sehingga membuat istrinya tersenyum. Universitas Sumatera Utara 103 “saya nyesal juga, dia uda bilang sakit perut tapi saya biarin gitu aja, inilah engga tau lagi gimana, Gusti Allah ajalah, berdoa aja .” Tampak penyesalan didalam diri bapak Muklis karena selalu membiarkan istrinya sakit tanpa mencari pengobatan, bahkan ia membiarkan istrinya dikarenakan menurut bapak Muklis istrinya kuat dan menduga hanya sakit perut biasa saja. Dan karena persepsi bapak tersebut, ia sangat berusaha untuk mencari cara agar istrinya bisa selamat dari kanker serviks. Dengan cara dioperasi bapak Muklis percaya bahwa istrinya dapat diselamatkan dan setelah itu akan mendapatkan kemoterapi secara rajin. Banyak hal-hal yang terjadi disaat ibu Asmah sakit, ketika beliau sehat banyak orang di kampung yang tidak kenal dekat, tetapi saat beliau sakit dan diharus dirawat di rumah sakit banyak orang di kampung yang menganjurkan diri untuk membantu mengerjakan ladang mereka.Dan selain itu juga mereka rajin menghubungi ibu Asmah menanyakan kondisi beliau, dan banyak juga yang menyarankan untuk tinggal di tempat keluarga mereka yang ada di Medan.Terkadang kerabat yang di kampung menghubungi untuk memberi informasi mengenai pengobatan- pengobatan di luar rumah sakit dan mereka menawarkan apakah mereka tertarik untuk mencobanya.Mertua dari ibu Asmah juga turut serta memberikan informasi pengobatan untuk beliau, dan menyarankan juga untuk pergi ke Perdagangan untuk mencoba pengobatan herbal untuk kanker serviks.

d. Keluarga ibu Jamilah