Jamilah Informan IV Sri Syariana Informan V

55 ketiga adalah perempuan berumur 23 tahun dan belum menikah yang beralamat di Kisaran. Anak keempat yang berumur 18 tahun adalah laki-laki yang baru saja menamatkan pendidikan sekolah menengah atas di salah satu SMA di Kisaran dan masih tinggal dengan orang tuanya. Anak yang bungsu adalah perempuan yang berumur 8 tahun yang sedang duduk di kelas II SD di sekolah Negeri di Kisaran. Kegiatan ibu Asmah adalah keseharian adalah ibu rumah tangga dimana setelah selesai menyelesaikan pekerjaannya, beliau terkadang menerima cucian dari tetangga untuk menambah keuangan keluarga. Dan yang mengerjakan semua pekerjaan rumah adalah ibu Asmah baik itu memasak, membersihkan rumah, dan merapikan semua isi rumah. Yang mencari nafkah adalah suami ibu Asmah sebagai petani dimana mereka sudah memiliki tanah untuk dikelola sendiri sehingga mereka tidak harus membayar sewa kepada siapapun hanya fokus untuk belanja untuk biaya penanaman dan pemupukan padi. Dengan bekerja di ladang bapak Muklis menghidupi istri dan anak-anaknya sampai anak-anaknya menyelesaikan pendidikan. Sedangkan ibu Asmah selalu mengantar bekal untuk suaminya di ladang dan terkadang menemani suaminya ketika tidak ada cucian yang harus diselesaikannya.

3.1.4 Jamilah Informan IV

Ibu Jamilah adalah ibu dari 6 anak. Kelahiran Medan, 11 Maret 1943 yang berumur 73 tahun pada tahun ini. Suami dari ibu Jamilah adalah alm tentara yang bertugas di Kodam yang beralamat di Gatot Subroto. Pendidikan terakhir dari ibu Jamilah adalah Sekolah Menengah Atas. Ibu dari 6 anak ini sudah menikahkan Universitas Sumatera Utara 56 semua anak-anaknya dan sudah menamatkan pendidikan anak-ankanya sampai ke jenjang perkuliahan. Anak ibu Jamilah adalah 4 perempuan dan 2 laki-laki, dimana 5 dari mereka adalah bertempat tinggal di luar sumatera. Anak ketiga dari ibu Jamilah, yaitu ibu Aida yang berumur 54 tahun tinggal bersama ibunya di Kodam bersama suami dan anaknya untuk menjaga dan merawat ibunya. Dikarenakan anak-anaknya yang lain jauh sehingga yang menjadi penanggung jawab ibu Jamilah adalah ibu Aida. Suami dari ibu Jamilah meninggal dunia ketika berumur 56 tahun, yaitu 17 tahun lalu dimana beliau terkena sakit paru- paru dan sempat dirawat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Pekerjaan ibu Jamilah adalah penjahit pakaian wanita yang dibuka di rumahnya dan juga mereka memiliki sebuah toko kecil yang menjadi tempat ibu Jamilah untuk menjahit. Dimana tempat jahitan dan pekerjaan tersebut diturunkan kepada anaknya yang tinggal bersama dia dan untuk menjalankan bisnis jahit tersebut.

3.1.5 Sri Syariana Informan V

Sri Syariana adalah wanita wiraswasta kelahiran 19 Agustus 1966 Binjai yang memiliki anak tiga yaitu dua perempuan dan satu laki-laki. Pendidikan terakhir dari ibu Sri adalah Sekolah Menengah Atas dan begitu juga dengan suami ibu Sri. Anak pertama berusia 20 Tahun yang sedang berkuliah di Umsu jurusan manajemen, dan anak kedua sedang duduk di kelas dua SMA, sedangkan anak terakhir duduk di kelas dua SD. Ibu Sri adalah pedagang bakso yang berada di Binjai. Keseharian ibu Sri adalah membuat bakso dan mengurus rumah tangganya. Bakso yang dimiliki oleh ibu Sri sangat terkenal dan banyak Universitas Sumatera Utara 57 pelanggan yang sering membeli baksonya. Ibu Sri tipe orang yang bekerja keras dan rajin membantu suami untuk mengembangkan usaha mereka. Anak-anak mereka masih bergantung terhadap orang tua mereka, sehingga kehadiran orang tua mereka masih sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak mereka. Usaha bakso yang dikelola oleh keluarga ibu Sri ini sangatpraktis dan dekat dengan sekolah sehingga mereka tidak pernah kehabisan pelanggan. Usaha dagang bakso sudah berdiri sekitar 5 tahun sehingga sudah banyak yang mengetahui bakso mereka. Ibu Sri selalu memperhatikan kesehatannya, sehingga ketika sesuatu yang terjadi pada keadaan ibu Sri, beliau langsung memeriksakan ke dokter dan mendapatkan pengobatan. Pekerjaan yang banyak tidak membuat ibu Sri untuk lupa memperhatikan kesehatan, terutama saat makan. Makan adalah hal yang tidak boleh terlewatkan oleh keluarga ibu Sri, tidak boleh lupa atau sengaja melupakan.Sehingga anak-anak dan suami beliau juga termasuk keluarga yang berbadan besar dan terlihat sangat sehat. Kemungkinan sangat kecil jika penyakit yang dialami oleh keluarga ibu Sri dikarenakan kekurangan makanan.

3.2 mengenal tahapan sakit yang dialaminya