Serviks adalah ujian hidup

71 kanker serviks menurut ibu Sulasmi dipengaruhi oleh siaran sinetron yang ada di Tv yang menayangkan bahwasanya penyakit kanker serviks tidak bisa sembuh dan berakhir dengan kematian. Dengan tayangan yang seperti itu membuat ibu Sulasmi juga kekurangan motivasi untuk sembuh dan serius untuk mencari pengobatan kanker serviks.

b. Berjuang untuk selamat

Ibu Junariah memang terkejut saat didiagnosa oleh dokter bahwa sakit pinggul dan keputihan yang dialaminya adalah kanker serviks. Tetapi dengan semua penjelasan yang diberikan oleh dokter beliau menerima dengan sabar bahwa ia akan bertarung dengan kanker serviks. Dan beliau juga menerima apapun resiko dari kanker serviks dan akan berusaha untuk mendapat pengobatan karena ibu Junariah yakin bahwa akan ada cara pengobatan untuk penyakitnya. Dan bagaimana pun keluarga ibu Junariah berusaha untuk berupaya mencari pengobatan untuk beliau. Walaupun terlihat sangat pasrah dan menerima kanker yang dideritanya, beliau masih sangat bersikeras untuk sembuh demi anak- anaknya dan juga suaminya.

c. Serviks adalah ujian hidup

Disaat didiagnosa kanker serviks, ibu Asmah tidaklah takut, tetapi ibu tersebut pasrah karena beliau percaya bahwa penyakit itu adalah cobaan didalam kehidupannya. semua segala tindakan di masa lalu memiliki efek yang cukup besar untuk di masa sekarang. Layaknya ibu Asmah yang menduga bahwa kanker serviks adalah cobaan untuknya, dan tergantung bagaimana pasien dalam Universitas Sumatera Utara 72 menghadapinya. Ketika pasien dalam keadaan sakit, dan sakit yang dialaminya mempengaruhi seluruh kesehatan fisiknya, maka akan mmepengaruhi semangat didalam dirinya untuk bertahan hidup. Untuk itu penting bagi penderita untuk memperjuangkan kesehatannya. Manusia selalu berusaha untuk menyembuhkan penyakit. Karena keharusan, manusia tidak mau senantiasa memberikan perhatian terhadap masalah-masalah kesehatan serta usaha mempertahankan kelangsungan hidup sejauh batas pengetahuannya mencari penyelesaian terhadap masalah penyakit. Layaknya seorang ibu Asmah yang terkena kanker serviks dan berusaha untuk menyembuhkan penyakit yang dialami. Sejak mengalami sakit perut pada bagian bawah, ibu Asmah hanya mengeluh pada suami dan berusaha untuk mengatasi sendiri. Rasa sakit yang dirasakan oleh ibu Asmah sudah dirasakan sejak dua tahun terakhir, yaitu ngilu dan keram bagian bawah perut. Setelah sebulan dari ngilu dan keram, beliau merasakan sakit di bagian leher rahim menuju vagina, sakit akan bertambah ketika ingin buang air kecil dan sampai mengeluarkan darah. Terkadang pendarahan yang dialami oleh beliau sampai dengan bleeding. Awalnya beliau menduga bahwa darah yang keluar adalah darah menstruasi atau datang bulan yang datang setiap bulannya. “ibu kira haid, soalnya banyak gitu, rupanya blooding. Pusing, pu cat, hampir pingsanlah nak”. Ibu panggil bapak yauda, cuman tidur aja lah dibilang bapak”. Universitas Sumatera Utara 73 Suami dari ibu Asmah tersebut tidak menduga akan menjadi penyakit berbahaya seperti kanker. Karena ibu Asmah sudah sering mengeluh sakit perut kepada suaminya, dan setelah istirahat sakit perut hilang dengan sendirinya. Kejadian itu terjadi pada awal tahun 2014 dan ibu tersebut tidak memeriksakan kesehatannya ke dokter dengan alasan hanya sakit biasa. Sama dengan kejadian sebelumnya sekitar beberapa bulan sebelum pendarahan, ibu tersebut juga mengalami sakit di bawah perut ibu tersebut mencoba untuk mengatasi dengan yaitu memijat dan hampir tiap hari walaupun tidak ada perubahan, karena ibu Asmah menduga bahwa sakit tersebut adalah masuk angin atau angin duduk. Sehingga hanya meminum air hangat, mengoleskan balsem dan beristirahat. Ketika dalam kondisi dalam keadaan sakit dan aktivitas tidak berjalan seperti biasanya, maka orang yang mengalami akan berusaha untuk mengatasinya dengan segala cara agar dapat melakukan segala kegiatan yang belum diselesaikan. Tetapi terkadang untuk mendapatkan kesehatan itu kembali, hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ibu Asmah mencoba untuk memijat dikarenakan beliau berharap bahwa penyakit tersebut hanya masuk angin, dan didalam pikiran ibu Asmah bahwa dalam keadaan masuk angin tindakan yang dibutuhkan adalah memijat. Dan sepengetahuan dari beliau bahwa memijat itu adalah tindakan yang benar pada saat itu, dan tidak ada hubungan dengan masalah kesehatan yang bertolakbelakang dengan medis. Dan dengan tindakan yang dilakukan oleh ibu Asmah tidak disarankan oleh kesehatan medis karena memijat bagian sakit akan menyebabkan penyakit semakin berbahaya. Universitas Sumatera Utara 74 Tetapi karena tidak menyadari bahwa itu adalah penyakit berbahaya, beliau rajin memijat perut yang sedang sakit dan berharap akan sembuh pada waktunya. Penyakit dan kematian adalah hal yang dihadapi oleh setiap manusia, tidak ada satu orang pun yang tidak mengalaminya. Tetapi penting bagi manusia untuk mengetahui penyebab dari sebuah penyakit dan kematian sehingga manusia mengetahui bagaimana untuk mengatasi dan mencegah itu terjadi. Mengurangi penderitaan yang sedang sakit adalah tindakan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kematian. Ketika ibu Asmah terkena kanker serviks, beliau tidak mengetahui apa penyebab dari penyakit tersebut. Jadi beliau hanya merasa bahwa penyakit tersebut adalah sebuah cobaan dari Tuhan yang harus dilalui. Tetapi suami dari ibu Asmah ingin mengetahui apa penyebab dari penyakit yang dialami oleh istrinya, sehingga bapak tersebut menanyakannya kepada dokter dengan jawaban yang beliau peroleh adalah penyakit tersebut disebabkan oleh :  Pernah mengalami keguguran  Pasangan pernah melakukan hubungan dengan lebih dari satu pasangan  Jumlah kelahiran anak lebih dari tiga Berdasarkan dari tiga penjelasan dari dokter tersebut, suami bapak tersebut menduga bahwa istrinya dikarenakan pernah mengalami keguguran, dan disaat keguguran ibu tersebut hanya dibantu dengan pengobatan dari bidan desa yang ada di kisaran. Keluarga ibu Asmah dan bapak Muklis memiliki 5 lima anak, yaitu tiga perempuan dan dua laki-laki. Sebelum melahirkan anak kelima ibu Asmah mengalami keguguran dengan pendarahan yang cukup banyak. Tetapi Universitas Sumatera Utara 75 tidak menjadi penghalang untuk keluarga mereka untuk memiliki anak kembali. Setelah kejadian keguguran hampir delapan tahun, keluarga ibu Asmah dan bapak Muklis memiliki anak kelima yaitu perempuan. Keluarga mereka tidak menyangka bahwa mereka akan memiliki anak lagi karena anak dari keempat dengan yang terakhir jarak usianya adalah delapan tahun. Tetapi ibu Asmah mengatakan bahwa anak yang paling kecil yang sedang duduk di kelas 2 SD adalah rezeki dari Tuhan. Jadi mereka sangat bahagia dengan kehadiran anak tersebut. dua dari anak keluarga ibu Asmah dan bapak Muklis sudah menikah dan mereka tinggal di luar dari kisaran. Jadi yang tinggal bersama dengan keluarga ibu Asmah adalah hanya dua anaknya yang belum menikah. Anak keempat dari keluarga tersebut sudah berumur 18 tahun dan sudah menyelesaikan pendidikan sampai dengan sekolah menengah atas. Dikarenakan keterbatasan biaya pendidikan, maka anak keempat tidak melanjutkan ke perguruan tinggi sehingga ia membantu ayahnya di ladang untuk mencari nafkah.

d. Kanker serviks adalah jalan