Gambaran Indikator Sistem Informasi Gizi
sistem informasi gizi dimana skoring terhadap sumber data tersebut dapat diuraikan pada tabel 5.5 sebagai berikut:
Tabel 5.5 – Penilaian Sumber Data
No Item
Sangat Memadai
Memadai Ada tetapi
kurang memadai
Tidak adekuat sama
sekali Skor
3 2
1
1 Terdapat surveilans yang
representatif dalam mengukur persentase penduduk yang
relevan mengenai pelayanan kesehatan ibu dan anak
misalnya, keluarga berencana, antenatal care, persalinan,
imunisasi √
1
2 Terdapat surveilans yang
representatif dalam perkiraan mengenai kematian balita.
√ 1
3 Terdapat pengelompokkan data
berupa usia dan jenis kelamin √
2 4
Ada pertemuan dan rencana tahunan untuk
mengkoordinasikan waktu, variabel yang diukur dari
daerah √
1
Total Skor Rata-rata 1,25
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system
WHO, 2008
Pada poin terdapatnya surveilans yang representatif mengenai kesehatan ibu dan anak, peneliti memberikan skor 1 yang artinya ada tetapi kurang
memadai karena berdasarkan hasil observasi, didapatkan bahwa telah ada kegiatan surveilans dalam mengukur persentase penduduk yang relevan
mengenai pelayanan kesehatan ibu yaitu terdapat kegiatan diantaranya
pemberian tablet Fe, pemeriksaan kehamilan atau pelayanan antenatal care. Pelayanan kesehatan anak yaitu adanya kegiatan penimbangan secara teratur
setiap bulan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan posyandu dimana kegiatan posyandu dikatakan sebagai kegiatan surveilans gizi karena kegiatan
tersebut merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan terus menerus. Poin terdapatnya surveilans yang representatif mengenai kematian balita
juga diberikan skor 1 oleh peneliti karena sudah ada pelayanan kesehatan anak yaitu terdapat laporan kegiatan penimbangan secara teratur setiap bulan dimana
penimbangan tersebut juga dapat memperkirakan kematian balita jika terdapat kejadian gizi buruk. Kematian balita juga dapat diketahui apabila ada laporan
dari warga. Tetapi hasil yang didapatkan dari wawancara dengan informan,
mengungkapkan bahwa kegiatan surveilans tersebut menjadi kurang representatif dikarenakan adanya kendala yang dihadapi. Berikut kutipan
penjelasan mengenai kendala yang dihadapi: “…kendalanya ya itu satu, kehadiran ibu balita. Mungkin respon mereka
kurang ini ya, masih ada yang merasa kurang penting kali ya, ada beberapa orang yang mungkin merasa lebih baik ke dokter…” kader 1
Kutipan diatas menjelaskan bahwa adanya kendala yang dihadapi oleh
posyandu yaitu kurangnya partisipasi warga dalam mengikuti kegiatan posyandu. Hal tersebut dapat menyebabkan kegiatan surveilans dalam
memperkiraan kematian balita, kesehatan ibu dan anak menjadi kurang representatif karena apabila partisipasi warga baik berupa kehadiran maupun
laporan kurang maka data atau laporan tidak mampu mencakup jumlah seluruh balita dan ibu hamil yang ada.
Poin yang mengatakan terdapat pengelompokkan data berupa usia dan jenis kelamin diberikan skor dua 2 yang berarti memadai karena berdasarkan hasil
telaah dokumen, didapatkan bahwa dalam surveilans gizi juga terdapat pengelompokkan data berupa usia yaitu balita dibagi menjadi empat kelompok
usia yaitu 0-5 bulan, 6-11 bulan, 12-23 bulan dan 24-59 bulan sebagaimana tercantum dalam formulir pelaporan dan jenis kelamin yaitu laki-laki dan
perempuan. Pada poin adanya pertemuan dan rencana tahunan, peneliti memberikan
skor 1 yang berarti ada tetapi belum memadai karena mengenai pertemuan untuk mengkoordinasikan variable, koordinasi tidak selalu dilakukan dengan
pertemuan. Apabila ada variable baru yang dibutuhkan oleh pusat untuk dilaporkan maka staf gizi di suku dinas kesehatan akan memperbaiki template
atau formulir yang sudah disesuaikan dengan pelaporan sistem informasi gizi yang sudah ada lalu diberikan kepada tenaga pelaksana gizi di puskesmas.
Berdasarkan skor yang diberikan tiap poinnya, maka sumber data dalam pelaporan melalui sistem informasi gizi di Suku Dinas Kesehatan Kota
Administrasi Jakarta Selatan dinilai dengan hasil skoring rata-rata 1,25 yang berarti ada tetapi kurang memadai.