merasa  kekurangan  waktu  untuk  mengerjakan  pelaporan.  Berikut  kutipan penjelasan mengenai waktu pelaporan:
“…pokoknya penyerahan itu kan kalau Posyandu ke kelurahan di awal, awal  bulan.  Kemudian  dari  PKM  kelurahan  ke  kecamatan  terakhir
tanggal  10.  Dari  kecamatan  ke  Sudin  itu  paling  lambat  sebenarnya tanggal  15  tiap  bulannya.  Tapi  kenyataannyaya  itu  sampai
sekarangtanggal  21  aja  baru  paling  5  Puskesmas  kecamatan  yang ngirim  ke  saya.  Jadi  kadang-kadang  saya  mundur  banget  pelaporannya
ke Din
as…” staf gizi “…Kalau ke Sudin itu kita ada kesepakatan dibawah tanggal 10. Kalau
di kecamatan pas tanggal 5, kalau Posyandu sebelum tanggal 5. Tapi kan ada aja kan trouble, bisa aja terjadi ada hal yang memang kita ga terlau
sibuk  atau  memang  ga  bisa,  ya  kita  kan  kadang-kadang  sibuk  ke lapangan jadinya ini agak ketunda…” TPG 1
Penjelasan  tersebut  menjelaskan  bahwa  memang  masih  ada  keterlambatan waktu dalam pelaporan baik dari tingkat puskesmas maupun dari tingkat suku
dinas kesehatan. Mengenai  poin  beberapa  kali  diukur  dalam  satu  tahun  terakhir  diberikan
skor  2  oleh  peneliti  yang  artinya  sudah  memadai  karena  dalam  pelaporan, setelah TPG menerima laporan dari kader apabila ada kejanggalan maka akan
ditindaklanjuti  dapat  dengan  cara  meminta  kader  untuk  mengukur  ulang. Begitu  pula  setelah  suku  dinas  menerima  laporan  dari  puskesmas  yang  akan
menindaklanjuti apabila ada kejanggalan pada data. Berikut kutipan penjelasan mengenai beberapa kali pengukuran:
“kalau yang DS kebetulan kita seperti itu kan, ga bisa diituin paling ya dengan  program  operasi  timbang  atau  itu  baru  kita  naik  sedikit.  Atau
ada  bulan  vitamin  A  kita  naik  sedikit…  Terus  ya  kalau  ada  masalah
kayak vitamin A tuh kemarin, vit A kita sempat cakupannyasedikit. Saya kroscek  lagi  sama  teman-teman  udah  masuk  semua  belum.
…Biasanya saya    via  telpon  aja  kecuali  dari  Dinas  ada  surat  misalnya  melihat
cakupan segala macam tolong dikroscek…paling saya fax lagi ke teman-
teman terus minta datanya…” staf gizi Peneliti  memberikan  skor  2  pada  poin  data  cakupan  yang  paling  baru
menjadi  dasar  perkiraan  yang  berarti  memadai  karena  berdasarkan  telaah dokumen,  cakupan  yang  terbaru  sudah  dijadikan  perkiraan  yaitu  pihak  sudin
sudah  membuat  template  untuk  pengisian  data  sesuai  dengan  cakupan  terbaru yang terdapat dalam website SIGIZI.
Pada  poin  estimasi  data,  peneliti  memberikan  skor  1  yang  artinya  kurang memadai  karena  berdasarkan  hasil  telaah  dokumen,  diketahui  bahwa  dalam
sistem informasi gizi hanya terdapat pengelompokkan berupa usia balita yaitu dalam  4  kelompok  usia  yaitu  0-5  bulan,  6-11  bulan,  12-23  bulan  dan  24-59
bulan.  Estimasi  data  berdasarkan  wilayah  hanya  dipisahkan  sesuai  batas administrasi  karena  wilayah  Jakarta  Selatan  sendiri  sudah  termasuk  wilayah
rural. Berdasarkan  skor  yang  diberikan  tiap  poinnya,  maka  produk  informasi
dalam pelaporan melalui sistem informasi gizi di  Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi  Jakarta  Selatan  dinilai  dengan  hasil  skoring  rata-rata  1,4  yang
berarti ada tetapi belum memadai.
5.4.6 Gambaran Diseminasi dan Penggunaan Informasi
Berdasarkan  hasil  telaah  dokumen  dan  wawancara  dengan  informan, didapatkan  informasi  mengenai  diseminasi  dan  penggunaan  informasi  yang
terdapat dalam  sistem informasi gizi dimana skoring terhadap diseminasi dan penggunaan  informasi  tersebut  dapat  diuraikan  pada  tabel  5.8,  5.9,  dan  5.10
sebagai berikut:
Tabel 5.8 - Diseminasi dan Penggunaan Informasi: Kebutuhan and Analisis
No Item
Sangat Memadai
Memadai Ada tetapi
kurang memadai
Tidak adekuat
sama sekali Skor
3 2
1
1 Pembuat program gizi  di dinas
kesehatan secara lengkap, tepat waktu, akurat, relevan
memperoleh informasi gizi √
1 2
Grafik digunakan untuk menampilkan informasi yang
uptodate dan mudah dipahami di dinas kesehatan kabupaten
√ 2
3 Peta digunakan untuk untuk
menampilkan informasi yang uptodate dan mudah dipahami di
dinas kesehatan kabupaten √
2
Total Skor Rata-rata 1,6
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system
WHO, 2008
Pada poin pembuat program  gizi  di dinas kesehatan secara lengkap, tepat waktu,  peneliti  memberikan  skor  1  yang  artinya  kurang  memadai  karena
berdasarkan  penjelasan  pada  produk  informasi,  masih  terdapat  keterlambatan pada  pelaporan  yang  menyebabkan  pembuat  program  gizi  di  dinas  kesehatan
juga  terlambat  dalam  memperoleh  informasi  gizi.  Sedangkan  untuk  poin
menggunakan  grafik  dan  peta,  peneliti  memberikan  skor  2  yang  artinya memadai  karena  dari  tingkat  posyandu  sampai  suku  dinas  kesehatan
menggunakan  grafik  untuk  menjelaskan  cakupan  data  SKDN.  Seperti  gambar di bawah ini:
Gambar 5.2
Sumber: Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan
Berdasarkan  skor  yang  diberikan  tiap  poinnya,  maka  diseminasi  dan penggunaan informasi berupa kebutuhan and analisis dalam pelaporan melalui
sistem  informasi  gizi  di  Suku  Dinas  Kesehatan  Kota  Administrasi  Jakarta Selatan dinilai dengan hasil skoring rata-rata 1,6 yang berarti ada tetapi belum
memadai.
Tabel  5.9 –  Penilaian  Diseminasi  dan  Penggunaan  Infomasi:  Advokasi,
implementasi dan Aksi
No Item
Sangat Memadai
Memadai Ada tetapi
kurang memadai
Tidak adekuat
sama sekali Skor
3 2
1
1 Dinas kesehatan
menggunakan informasi gizi untuk manajemen pelayanan
kesehatan, monitoring dan evaluasi secara periodik
√ 2
2 Informasi gizi ini digunakan
untuk mengadvokasi adopsi perilaku berisiko rendah
oleh kelompok rentan √
2
Total Skor Rata-rata 2
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system
WHO, 2008
Informasi  dalam  pelaporan  sistem  informasi  gizi  pada  tiap  tingkatan manajemen  kesehatan  baik  di  posyandu,  puskesmas  maupun  suku  dinas
kesehatan  akan  disebarluaskan  secara  global  atau  lintas  sektoral. Penyebarluasan tersebut melalui kegiatan atau pertemuan yang diadakan di tiap
tingkatan.  Berikut kutipan penjelasan dari informan mengenai  penyebarluasan informasi:
“…kan  kita  ada  pertemuan  di  setiap  bulan,  disini  kita  informasikan… ada forum kita namanya rapat koordinasi lintas sektoral, di kantor lurah
diakhi r bulan…” TPG 1
“…kita  di  arisan.  Jadi  kan  ada  arisan  RT.  Pemberitahuan  apapun  , kebetulan  ibu  disini  sebagai  penggerak  RT14.  Disini  kan  RT14,  nah
ujung tombaknya ibu. Jadi apapun itu ibu penyampaianya
…” kader 1 “…orang  kelurahan  itu  nanti  ada  rakornas  sama  kader-kader.  Kan
laporan itu dari kader semua, nanti feedback lagi setelah ini…” TPG 2
Berdasarkan  penjelasan  tersebut,  diketahui  bahwa  informasi  dalam  sistem informasi  gizi  digunakan  oleh  tiap  tingkatan  manajemen  kesehatan.  Oleh
karena  itu,  poin  diseminasi  dan  penggunaan  informasi  berupa  advokasi diberikan  skor  2  oleh  peneliti  yang  berarti  memadai.  Sehingga  skor  rata-rata
untuk  poin  diseminasi  dan  penggunaan  infomasi  berupa  advokasi, implementasi dan aksi adalah 2 yang artinya memadai.
Tabel  5.10 – Diseminasi dan Penggunaan Infomasi: Perencanaan, Pengaturan
Prioritas,Alokasi Sumber Daya
No  Item Sangat
Memadai Memadai
Ada tetapi kurang
memadai Tidak
adekuat sama sekali
Skor
3 2
1
1 Terdapat informasi yang terbukti
digunakan dalam perencanaan dan proses alokasi sumber daya
misalnya, untuk rencana tahunan pembangunan yang terpadu,
jangka menengah,  kerangka pengeluaran rencana strategis
jangka panjang √
1
2 Informasi secara luas digunakan
oleh dinas kesehatan untuk mengatur alokasi sumber daya
dalam proses anggaran tahunan √
1
Total Skor Rata-rata 1
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system WHO, 2008
Berdasarkan  hasil  wawancara  dengan  staf  gizi  yang  ada  di  suku  dinas kesehatan,  didapatkan  keterangan  bahwa  karena  masih  belum  stabilnya
cakupan  data  yang  terdapat  dalam  sistem  informasi  gizi  dari  tingkat  pusat menyebabkan tingkat suku dinas belum menjadikan pelaporan melalui website