3. Output
a. Laporan Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat
Laporan kinerja pembinaan gizi masyarakat yaitu data cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat bulanan yang disajikan dalam
bentuk tabel. Indikator pembinaan gizi berupa: cakupan balita gizi buruk ditanganidirawat, cakupan balita ditimbang berat badannya
DS, cakupan ibu hamil mendapat Fe 90 tablet, data cakupan konsumsi garam beriodium, data cakupan pemberian vitamin A,
dan data cakupan ASI eksklusif. Penilaian output dari sistem informasi gizi dapat dilihat berdasarkan
dari kelengkapan, ketepatan waktu, aksessibilitas dan keakuratan data.
a Kelengkapan data yaitu data yang ada tersedia sesuai dengan
kebutuhan dan standar yang ada pada petunjuk teknis surveilans gizi. Data yang diperlukan untuk pemantauan status gizi dan
kinerja pembinaan gizi masyarakat adalah data data cakupan penimbangan posyandu, cakupan ASI eksklusif, kasus balita
gizi buruk, cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi
garam beriodium. b
Ketepatan waktu yaitu data yang ada tersedia tepat pada waktunya. Untuk data sistem informasi gizi ini terbagi menjadi
dua, yaitu data bulanan berupa dan data semesteran yang
berguna untuk mengetahui kinerja pembinaan gizi masyarakat yang telah dilaksanakan. Data bulanan terdiri dari data data
cakupan penimbangan posyandu, kasus balita gizi buruk, dan cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dimana untuk
tingkat puskesmas pelaporannya ke tingkat dinas kesehatan kabupatenkota dilakukan setiap tanggal 10, untuk tingkat dinas
kesehatan ke pusat dilaporkan pada pertengahan bulan. Sedangkan untuk data semesteran terdiri dari cakupan ASI
eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi garam beriodium.
c Aksessibilitas yaitu kemampuan untuk mengakses website
sistem informasi gizi dalam memperoleh informasi mengenai cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat. Informasi yang
diperoleh melalui website sistem informasi gizi seharusnya dapat diperoleh lebih mudah dan cepat serta dapat dilihat oleh
seluruh masyarakat. d
Keakuratan data yaitu data yang dihasilkan merupakan hasil dari pengukuran yang sesuai dengan definisi operasional yang telah
ditetapkan yaitu terdapat dalam ptunjuk teknis surveilan gizi.
2.2 Surveilans gizi Kemenkes, 2012
2.2.1 Pengertian Surveilans Gizi
Surveilans gizi yaitu suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang
indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat Kemenkes, 2012.
2.2.2 Prinsip-prinsip Dasar Surveilans Gizi
1 Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu
2 Ada proses analisis atau kajian data
3 Tersedianya informasi yang sistematis dan terus-menerus
4 Ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik dan pelaporan
5 Ada tindak lanjut sebagai respon perkembangan informasi
2.2.3 Manfaat Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi bermanfaat untuk memberikan informasi pencapaian kinerja dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka
pendek dan menengah serta perumusan kebijakan, baik di kabupatenkota, provinsi dan pusat. Selain itu kegiatan surveilans gizi juga bermanfaat untuk
mengevaluasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat.
2.2.4 Tujuan Surveilans Gizi
1 Tujuan Umum Surveilans Gizi
Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi untuk memberikan gambaran perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator
khusus lain yang diperlukan secara cepat, akurat, teratu dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek
dan menengah serta perumusan kebijakan. 2
Tujuan Khusus Surveilans Gizi a. Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan
mengenai perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi: 1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan;
2 Persentase balita yang ditimbang berat badannya; 3 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif;
4 Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; 5 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A;
6 Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; 7 Persentase kabupatenkota melaksanakan surveilans gizi;
8 Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana. b. Tersedianya informasi indikator gizi lainnya secara berkala jika
diperlukan, seperti: 1 Prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri;
2 Prevalensi status gizi anak usia sekolah, remaja dan dewasa; 3 Prevalensi risiko Kurang Energi Kronis KEK pada Wanita Usia
Subur WUS dan ibu hamil;
4 Prevalensi anemia gizi besi dan Gangguan Akibat Kurang Iodium GAKI, Kurang Vitamin A KVA dan masalah gizi mikro lainnya;
5 Tingkat konsumsi zat gizi makro energi dan protein dan mikro defisiensi zat besi, defisiensi iodium;
6 Data pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu MPASI dan Pemberian Makanan Tambahan PMT;
7 Data terkait lainnya yang diperlukan.
2.2.5 Ruang Lingkup Surveilans Gizi
Ruang lingkup surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan rutin atau survei khusus, pengolahan dan diseminasi hasilnya yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan cepat,
perumusan kebijakan, perencanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.
Dalam petunjuk pelaksanaan ini ruang lingkup kegiatan surveilans gizi mencakup pencapaian indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat
dan data terkait lainnya di seluruh kabupatenkota dan provinsi.
2.2.6 Kegiatan Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan.
Informasi dari surveilans gizi dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan program
jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta untuk perumusan kebijakan, seperti pada gambar di bawah ini
Gambar 2.1. Kegiatan Surveilans Gizi
Sumber: Jahari, Abas Basuni. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG, 2006 dalam Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi
Kemenkes, 2012
Penjelasan kegiatan surveilans yang tercantum dalam gambar tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan surveilans gizi sebagi sumber informasi, yaitu:
a. Kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan
pelaporan kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI
Eksklusif.