Komponen Sistem Informasi Gizi Kemenkes, 2012

3. Output a. Laporan Kinerja Pembinaan Gizi Masyarakat Laporan kinerja pembinaan gizi masyarakat yaitu data cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat bulanan yang disajikan dalam bentuk tabel. Indikator pembinaan gizi berupa: cakupan balita gizi buruk ditanganidirawat, cakupan balita ditimbang berat badannya DS, cakupan ibu hamil mendapat Fe 90 tablet, data cakupan konsumsi garam beriodium, data cakupan pemberian vitamin A, dan data cakupan ASI eksklusif. Penilaian output dari sistem informasi gizi dapat dilihat berdasarkan dari kelengkapan, ketepatan waktu, aksessibilitas dan keakuratan data. a Kelengkapan data yaitu data yang ada tersedia sesuai dengan kebutuhan dan standar yang ada pada petunjuk teknis surveilans gizi. Data yang diperlukan untuk pemantauan status gizi dan kinerja pembinaan gizi masyarakat adalah data data cakupan penimbangan posyandu, cakupan ASI eksklusif, kasus balita gizi buruk, cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi garam beriodium. b Ketepatan waktu yaitu data yang ada tersedia tepat pada waktunya. Untuk data sistem informasi gizi ini terbagi menjadi dua, yaitu data bulanan berupa dan data semesteran yang berguna untuk mengetahui kinerja pembinaan gizi masyarakat yang telah dilaksanakan. Data bulanan terdiri dari data data cakupan penimbangan posyandu, kasus balita gizi buruk, dan cakupan pemberian tablet Fe untuk ibu hamil dimana untuk tingkat puskesmas pelaporannya ke tingkat dinas kesehatan kabupatenkota dilakukan setiap tanggal 10, untuk tingkat dinas kesehatan ke pusat dilaporkan pada pertengahan bulan. Sedangkan untuk data semesteran terdiri dari cakupan ASI eksklusif, cakupan pemberian kapsul vitamin A, dan cakupan konsumsi garam beriodium. c Aksessibilitas yaitu kemampuan untuk mengakses website sistem informasi gizi dalam memperoleh informasi mengenai cakupan indikator pembinaan gizi masyarakat. Informasi yang diperoleh melalui website sistem informasi gizi seharusnya dapat diperoleh lebih mudah dan cepat serta dapat dilihat oleh seluruh masyarakat. d Keakuratan data yaitu data yang dihasilkan merupakan hasil dari pengukuran yang sesuai dengan definisi operasional yang telah ditetapkan yaitu terdapat dalam ptunjuk teknis surveilan gizi.

2.2 Surveilans gizi Kemenkes, 2012

2.2.1 Pengertian Surveilans Gizi

Surveilans gizi yaitu suatu proses pengumpulan, pengolahan dan diseminasi informasi hasil pengolahan data secara terus menerus dan teratur tentang indikator yang terkait dengan kinerja pembinaan gizi masyarakat Kemenkes, 2012.

2.2.2 Prinsip-prinsip Dasar Surveilans Gizi

1 Tersedianya data yang akurat dan tepat waktu 2 Ada proses analisis atau kajian data 3 Tersedianya informasi yang sistematis dan terus-menerus 4 Ada proses penyebarluasan informasi, umpan balik dan pelaporan 5 Ada tindak lanjut sebagai respon perkembangan informasi

2.2.3 Manfaat Surveilans Gizi

Kegiatan surveilans gizi bermanfaat untuk memberikan informasi pencapaian kinerja dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan menengah serta perumusan kebijakan, baik di kabupatenkota, provinsi dan pusat. Selain itu kegiatan surveilans gizi juga bermanfaat untuk mengevaluasi pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat.

2.2.4 Tujuan Surveilans Gizi

1 Tujuan Umum Surveilans Gizi Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi untuk memberikan gambaran perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi masyarakat dan indikator khusus lain yang diperlukan secara cepat, akurat, teratu dan berkelanjutan dalam rangka pengambilan tindakan segera, perencanaan jangka pendek dan menengah serta perumusan kebijakan. 2 Tujuan Khusus Surveilans Gizi a. Tersedianya informasi secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan mengenai perubahan pencapaian kinerja pembinaan gizi: 1 Persentase balita gizi buruk yang mendapat perawatan; 2 Persentase balita yang ditimbang berat badannya; 3 Persentase bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI Eksklusif; 4 Persentase rumah tangga mengonsumsi garam beriodium; 5 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A; 6 Persentase ibu hamil mendapat 90 tablet Fe; 7 Persentase kabupatenkota melaksanakan surveilans gizi; 8 Persentase penyediaan bufferstock MP-ASI untuk daerah bencana. b. Tersedianya informasi indikator gizi lainnya secara berkala jika diperlukan, seperti: 1 Prevalensi balita gizi kurang berdasarkan antropometri; 2 Prevalensi status gizi anak usia sekolah, remaja dan dewasa; 3 Prevalensi risiko Kurang Energi Kronis KEK pada Wanita Usia Subur WUS dan ibu hamil; 4 Prevalensi anemia gizi besi dan Gangguan Akibat Kurang Iodium GAKI, Kurang Vitamin A KVA dan masalah gizi mikro lainnya; 5 Tingkat konsumsi zat gizi makro energi dan protein dan mikro defisiensi zat besi, defisiensi iodium; 6 Data pendistribusian Makanan Pendamping Air Susu Ibu MPASI dan Pemberian Makanan Tambahan PMT; 7 Data terkait lainnya yang diperlukan.

2.2.5 Ruang Lingkup Surveilans Gizi

Ruang lingkup surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan data dari laporan rutin atau survei khusus, pengolahan dan diseminasi hasilnya yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan atau tindakan cepat, perumusan kebijakan, perencanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan. Dalam petunjuk pelaksanaan ini ruang lingkup kegiatan surveilans gizi mencakup pencapaian indikator kinerja kegiatan pembinaan gizi masyarakat dan data terkait lainnya di seluruh kabupatenkota dan provinsi.

2.2.6 Kegiatan Surveilans Gizi

Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, penyajian serta diseminasi informasi bagi pemangku kepentingan. Informasi dari surveilans gizi dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan segera maupun untuk perencanaan program jangka pendek, menengah maupun jangka panjang serta untuk perumusan kebijakan, seperti pada gambar di bawah ini Gambar 2.1. Kegiatan Surveilans Gizi Sumber: Jahari, Abas Basuni. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi SKPG, 2006 dalam Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi Kemenkes, 2012 Penjelasan kegiatan surveilans yang tercantum dalam gambar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data secara cepat, akurat, teratur dan berkelanjutan dari berbagai kegiatan surveilans gizi sebagi sumber informasi, yaitu: a. Kegiatan rutin yaitu penimbangan bulanan, pemantauan dan pelaporan kasus gizi buruk, pendistribusian tablet Fe ibu hamil, pendistribusian kapsul vitamin A balita, dan pemberian ASI Eksklusif.