Gambaran Sumber Daya Sistem Informasi Gizi
peraturan, tidak rutinnya kegiatan pemantauan kinerja mengenai pelaksanaan sistem informasi gizi serta kebijakan resmi untuk melakukan pertemuan yang
kurang memadai.
Tabel 5.2 – Penilaian Sumber Daya : Dana dan Tenaga Pelaksana
No Item
Sangat Memadai
Memadai Ada tetapi
kurang memadai
Tidak adekuat
sama sekali Skor
3 2
1
1 Ada sebuah unit fungsional,
yang bertanggung jawab untuk administrasi sistem informasi
gizi, manajemen, analisis, diseminasi dan penggunaan
informasi di tingkat daerah √
2
2 Ada aktivitas kapasitasi tenaga
di tingkat kabupaten dan puskesmas
√ 2
3 Ada anggaran dalam anggaran
daerah yang diperuntukkan untuk pelaksanaan sistem
informasi gizi √
2
Total Skor Rata-rata 2
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system WHO, 2008
Peneliti memberikan skor dua 2 pada poin adanya unit fungsional administrasi sistem informasi gizi yang artinya memadai karena berdasarkan
wawancara dengan informan, didapatkan informasi bahwa ada unit yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan sistem informasi gizi yaitu staf gizi di
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan tetapi sumber daya yang tersedia masih belum memadai yaitu hanya ada satu staf gizi yang
bertanggung jawab. Berikut kutipan penjelasan mengenai unit fungsional:
“…di sudin ini kan orang gizi banyak, ada 3 lah ya tapi kebetulan kita beda-beda pegangnya. Jadi tanggung jawab untuk laporan, surveilans
lah istilahnya, saya. Jadi untuk laporan program gizi saya yang tanggung jawab…” staf gizi.
Pada penjelasan di atas, informan mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan sistem informasi gizi di tingkat kota yaitu di Suku Dinas
Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan terdapat unit yang bertanggung jawab yaitu bagian gizi yang berada di bawah seksi kesehatan masyarakat
sebagaimana terlihat dalam penjelasan mengenai gambaran seksi kesehatan masyarakat bahwa seksi kesehatan masyarakat terdiri dari berbagai program
dan salah satunya adalah program gizi. Poin adanya aktivitas kapasitasi tenaga pelaksana diberikan skor dua 2
oleh peneliti yang artinya memadai karena berdasarkan wawancara didapatkan informasi bahwa sudah adanya pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan
pemahaman dan keahlian tenaga pelaksana di tiap tingkatan baik staf gizi maupun tenaga di puskesmas yang menjadi penanggung jawab telah
mendapatkan pelatihan sebelumnya. Selain mendapat pelatihan dari dinas kesehatan provinsi, suku dinas kesehatan juga mengadakan pertemuan atau
sosialisasi berupa pelatihan kepada beberapa tenaga pelaksana gizi di puskesmas baik puskesmas kecamatan maupun kelurahan. Selain itu, para
kader sebagai tenaga pencatatan hasil kegiatan posyandu juga telah diberikan pelatihan oleh tenaga pelaksana gizi di wilayah kerja masing-masing. Berikut
kutipan penjelasan dari beberapa informan mengenai aktivitas kapasitasi:
“…Pelatihan gizi saya sudah, pelatihan surveilans gizi, website gizi sudah. Pkm kecamatan juga sudah 4 kecamatan. Kecamatan dilatih oleh
Dinas ya, trus saya juga itu ngumpulin teman-teman juga pkm kecamatan, pkm kelurahan untuk belajar input website…” staf gizi
“…sudah. Dari Dinas, dinas lah yah, Sudin juga. Jadi 2x, dari dinas trus
kita pemantapan lagi berupa rapat atau apa gitu…” TPG2 “…Sudah. Ibu pernah ikut di Puskesmas. Pelatihannya dari Puskesmas
kecamatan…” kader Penjelasan di atas diungkapkan oleh beberapa informan , dimana mereka
menyatakan bahwa telah ada pelatihan untuk tiap tingkat manajemen kesehatan mengenai pelaksanaan sistem informasi gizi.
Peneliti memberikan skor dua 2 poin adanya anggaran yang artinya memadai karena berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa sudah ada
anggaran untuk pelaksanaan sistem informasi gizi. Berikut kutipan penjelasan beberapa informan saat ditanyakan mengenai anggaran:
“…Ya pokoknya kita program gizi kan ada anggaran, nah kemudian kita kan ada rakor-rakor. Nah pada saat rakor kita Cuma membicarakan
program apa … saya pikir itu kan yang penting internetnya ada,
waktunya ada. itu saja sebenarnya, ga perlu dana khusus sebenarnya sih ya
…” staf gizi “…dana untuk pelaporan SIGIZI ga ada. karena itu sudah sama dengan
yang lain kan sama berupa laporan gitu ya misalnya kaya internet atau apa2nya kan udah diserahin ke puskes, tapi kalau untuk SIGIZI sekian2
mungkin ngga, karena kan sarananya juga udah disiapin…” TPG 2
Kutipan diatas dipaparkan oleh staf gizi dan TPG di puskesmas sebagai informan utama, mereka mengungkapkan bahwa untuk saat ini memang belum
ada dana yang spesifik dianggarkan untuk pelaksanaan sistem informasi gizi tetapi sudah tersedia dana dalam program surveilans gizi.
Berdasarkan skor yang diberikan tiap poinnya, maka sumber daya berupa dana dan tenaga pelaksana dalam pelaporan melalui sistem informasi gizi di
Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dinilai dengan hasil skoring rata-rata 2 yang berarti memadai.
Tabel 5.3 – Penilaian Sumber Daya: Sarana
No Item Sangat
Memadai Memadai Ada tetapi
kurang memadai
Tidak adekuat
sama sekali Skor
3 2
1
1 Formulir, kertas, pensil dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk mencatat kinerja
pembinaan gizi masyarakat dan informasi yang tersedia
√ 3
2 Formulir, kertas, pensil dan
perlengkapan lainnya yang dibutuhkan untuk melaporkan
kinerja pembinaan gizi masyarakat dan informasi yang tersedia
√ 3
3 Tersedianya komputer di tingkat
dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas untuk pelaksanaan sistem
informasi gizi √
2 4
Peralatan ICT telpon, koneksi internet dan e-mail tersedia di dinas
kesehatan kabupaten dan puskesmas untuk pelaksanaan sistem informasi
gizi √
1 5
Dukungan untuk pemeliharaan peralatan ICT tersedia di tingkat
dinas kesehatan kabupaten dan puskesmas
√ 1
Total Skor Rata-rata 2
Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system WHO, 2008
Pada poin formulir, kertas, pensil dan perlengkapan lain untuk mencatat dan melaporkan kinerja pembinaan gizi masyarakat peneliti memberikan skor
tiga 3 yang artinya sangat memadai karena berdasarkan hasil observasi dapat dilihat formulir yang digunakan untuk mencatat dan melaporkan hasil kegiatan
kinerja pembinaan gizi masyarakat tersedia di suku dinas kesehatan, puskesmas dan posyandu. Formulir pencatatan terdapat di posyandu sesuai tugas kader
yaitu mencatat hasil kegiatan posyandu, sedangkan untuk formulir pelaporan tersedia di puskesmas dan suku dinas kesehatan. Tiap tingkatan memiliki
formulir masing-masing yang berkaitan satu sama lain. Bentuk formulir ada pada lampiran. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara, didapatkan informasi
bahwa masing-masing mempunyai formulir sebagai sarana dalam pencatatan dan pelaporan. Berikut kutipan penjelasan mengenai formulir:
“…iya itu dari Posyandu . Yang dari posyandu itu sudah mengacu pada website yang sekarang. F1 Posyandu sudah mengacu pada website. F1
Posyandu kemudian LB3, sama format BGM itu sudah mengacu pada w
ebsite…” staf gizi Poin tersedianya komputer di tingkat dinas kesehatan kabupaten dan
puskesmas diberikan skor 2 oleh peneliti yang artinya memadai karena hasil observasi didapatkan ada 5 buah komputer di sudin khususnya di ruang seksi
kesehatan masyarakat dan ada 1 komputer khusus untuk bagian gizi di tiap puskesmas yang dapat difungsikan untuk kegiatan pelaporan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, dikatakan bahwa sarana untuk pelaksanaan informasi gizi berupa peralatan ICT masih kurang terutama
di tingkat puskesmas. Berikut kutipan penjelasan mengenai peralatan ICT:
“…Kalau disini kan kebetulan komputer banyak ya, internet jalan, ya kadang-kadang itu aja internetnya kadang-
kadang ga jalan…” staf gizi “…belum ada akses untuk internet. Ada sih sarana yang ada internetnya
tapi di atas, di lantai 4. Jadi kita mesti ke atas dulu….” TPG 1
Kutipan tersebut disampaikan oleh staf gizi danTPG yang berada di puskesmas dimana dapat diketahui bahwa sarana berupa peralatan ICT masih
belum memadai di tiap puskesmas dan begitu pula dengan pemeliharaannya. Berdasarkan informasi tersebut, poin adanya peralatan ICT dan dukungan
untuk pemeliharaan peralatan ICT diberikan skor 1 yang artinya kurang memadai karena belum memadainya peralatan ICT terutama di puskesmas
menghambat TPG dalam pelaporan yaitu mengisi template menggunakan komputer di lantai 2 sedangkan untuk melaporkan ke sudin melalui internet
harus ke lantai 4 terlebih dahulu. Berdasarkan skor yang diberikan tiap poinnya, maka sumber daya
mengenai sarana dalam pelaporan melalui sistem informasi gizi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan dinilai dengan hasil skoring rata-
rata 2 yang berarti memadai.