Gambaran Diseminasi dan Penggunaan Informasi

Berdasarkan penjelasan tersebut, diketahui bahwa informasi dalam sistem informasi gizi digunakan oleh tiap tingkatan manajemen kesehatan. Oleh karena itu, poin diseminasi dan penggunaan informasi berupa advokasi diberikan skor 2 oleh peneliti yang berarti memadai. Sehingga skor rata-rata untuk poin diseminasi dan penggunaan infomasi berupa advokasi, implementasi dan aksi adalah 2 yang artinya memadai. Tabel 5.10 – Diseminasi dan Penggunaan Infomasi: Perencanaan, Pengaturan Prioritas,Alokasi Sumber Daya No Item Sangat Memadai Memadai Ada tetapi kurang memadai Tidak adekuat sama sekali Skor 3 2 1 1 Terdapat informasi yang terbukti digunakan dalam perencanaan dan proses alokasi sumber daya misalnya, untuk rencana tahunan pembangunan yang terpadu, jangka menengah, kerangka pengeluaran rencana strategis jangka panjang √ 1 2 Informasi secara luas digunakan oleh dinas kesehatan untuk mengatur alokasi sumber daya dalam proses anggaran tahunan √ 1 Total Skor Rata-rata 1 Sumber: Health Metrics Network, Assessing the national health information system WHO, 2008 Berdasarkan hasil wawancara dengan staf gizi yang ada di suku dinas kesehatan, didapatkan keterangan bahwa karena masih belum stabilnya cakupan data yang terdapat dalam sistem informasi gizi dari tingkat pusat menyebabkan tingkat suku dinas belum menjadikan pelaporan melalui website sistem informasi gizi sebagai prioritas. Berikut kutipan penjelasan saat ditanyakan apakah informasi dari SIGIZI berpengaruh dalam pengambilan keputusan: “…selama ini sih saya belum pakai itu ya soalnya juga yang akhirnya keluar datanya di laporan akhirnya kan gizi buruk, itu kan ga bisa istilahnya tidak bisa dipakai untuk kebijakan karena kebijakan untuk penanganan gizi buruk selama ini sudah ada terus menerus jadi kita ga liat data itu pun sudah kita lanjutkan…” staf gizi Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa karena pelaporan melalui website sistem informasi gizi belum dijadikan prioritas maka tidak bisa digunakan sebagai acuan untuk mengambil keputusan. Oleh karena itu, peneliti memberikan skor 1 pada poin terdapat informasi yang terbukti digunakan dalam perencanaan dan penggunaan informasi yang berarti kurang memadai. Sehingga skor rata-rata untuk poin diseminasi dan penggunaan infomasi berupa perencanaan, pengaturan prioritas, alokasi sumber daya adalah 1 yang artinya kurang memadai.

5.4.7 Gambaran Sistem Informasi Gizi di Suku Dinas Kesehatan Kota

Administrasi Jakarta Selatan Berdasarkan hasil penelitian mengenai 6 komponen dari sistem informasi gizi yang sudah dijelaskan diatas, dapat diketahui skor rata-rata dari tiap komponen. Berikut ini merupakan penilaian dari komponen secara keseluruhan: Tabel 5.11 Penilaian komponen sistem informasi gizi No Item Skor Rata-rata Keterangan 1 Sumber Daya 1,6 Belum memadai 2 Indikator 2,3 Sudah memadai 3 Sumber Data 1,25 Belum memadai 4 Manajemen Data 1,6 Belum memadai 5 Produk Informasi 1,4 Belum memadai 6 Diseminasi dan Penggunaan Informasi 1,5 Belum memadai Total Skor Rata-Rata 1,6 Belum memadai Grafik 5.1 Gambaran Komponen Sistem Informasi Gizi Pada tabel dan grafik diatas, dapat diketahui bahwa total penilaian terhadap komponen sistem informasi gizi yang terdapat dalam sistem informasi gizi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan masih belum memadai. Komponen yang dapat dikatakan sudah memadai hanya indikator. Komponen sumber daya dinilai belum memadai karena tidak adanya kebijakan untuk pelaksanaan pelaporan melalui website sistem informasi gizi. 0,5 1 1,5 2 Sumber Daya Indikator Sumber Data Manajemen Data Produk Informasi Diseminasi dan Penggunaan Informasi Komponen Sistem Informasi Gizi Komponen sumber data dinilai masih belum memadai dikarenakan kurang representatifnya data yang berasal dari posyandu. Komponen manajemen data masih belum memadai karena website SIGIZI dinilai masih belum user- friendly bagi tenaga pelaksana pelaporan. Komponen produk informasi dinilai belum memadai karena masih belum konsistennya data cakupan yang harus dilaporkan dan masih adanya keterlambatan dalam pelaporan. Sedangkan komponen diseminasi dan penggunaan informasi dinilai belum memadai karena informasi masih belum dapat digunakan sebagai acuan dalam mengambil keputusan dikarenakan belum stabilnya cakupan data. Jadi, berdasarkan penjelasan diatas didapatkan total skor rata-rata penilaian komponen sistem informasi gizi sebesar 1,6 dimana dapat dikatakan bahwa gambaran sistem Informasi Gizi di Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Selatan secara keseluruhan masih belum memadai. 106

BAB VI PEMBAHASAN

6.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, antara lain : 1. Ruangan yang ramai menyebabkan situasi dan kondisi menjadi kurang kondusif saat berlangsungnya wawancara mendalam dengan informan. Hal tersebut sangat mempengaruhi kejelasan informasi yang diberikan. 2. Hasil wawancara yang didapatkan pada penelitian ini sangat dipengaruhi oleh kejujuran informan saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.

6.2 Ruang Lingkup Sistem Informasi Gizi

Kasus kurang gizi yang masih ada di setiap tahunnya mengharuskan pemerintah untuk membuat program dalam menanggulanginya. Dalam menanggulangi permasalahan gizi masyarakat yang ada, diperlukan informasi yang tepat. Salah satu upaya untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai permasalahan gizi yang ada ialah melalui sistem informasi gizi dimana sistem informasi gizi merupakan subsistem dari surveilans gizi sebagai fasilitas dalam kegiatan pelaporan hasil surveilans gizi karena mencakup data hasil pelaksanaan kinerja pembinaan gizi masyarakat yang berguna sebagai pemantauan status gizi balita secara rutin yaitu untuk mewaspadai adanya KLB balita gizi buruk.