Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Berkaitan dengan hal tersebut, peranan guru sebagai salah satu komponen pembelajaran sangat penting dalam menentukan keberhasilan pembelajaran. Untuk itu, guru harus menentukan bentuk kegiatan pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang dapat melibatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah metode pembelajaran kelompok. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pembelajaran menyimak pada bidang studi bahasa Indonesia, diantaranya guru harus lebih dapat memahami siswa secara psikologis. Seperti diketahui bahwa siswa lebih suka bertanya pada temannya daripada bertanya pada guru, dari titik ini guru dapat mengarahkan siswa untuk belajar secara kelompok dengan teman-temannya. Pembelajaran kelompok sejak dahulu sudah dilaksanakan, tapi masih belum efektif. Berdasarkan wawancara dengan guru bidang studi bahasa Indonesia di MIN 15 Bintaro, beliau mengatakan pembelajaran tidak efektif dikarenakan pembelajaran kelompok hanya didominasi oleh siswa yang pandai. Dan kerjasama antar siswa tidak terjalin dengan rapih, dan penguasaan materi yang minim. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu variasi dari model pembelajaran dimana siswa belajar dengan kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang heterogen sehingga mereka saling memabntu antara satu siswa dengan siswa yang lainnya. Dalam pembelajaran siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif. Ada beberapa macam teknik kooperatif learning yang dapat diterapkan, salah satunya Two Stay Two Stray. Teknik Two Stay Two Stray dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa yang nantinya dua siswa bertugas sebagai pemberi informasi bagi tamunya dan dua siswa lagi bertamu ke kelompok lain yang secara terpisah. Pembelajaran dengan menggunakan model Two Stay Two Stray ini belum pernah diterapkan pada MIN 15 Bintaro. Model pembelajaran teknik Two Stay Two Stray menekankan pada pemberian dan pencarian informasi kepada kelompok lain. Dengan begitu tentunya siswa dihadapkan pada kegiatan mendengarkan apa yang diutarakan oleh temannya ketika sedang bertamu, yang secara tidak langsung siswa akan dibawa untuk menyimak apa yang diutarakan oleh anggota kelompok yang menjadi tuan rumah tersebut. Selain itu, tujuan penggunaan model pembelajaran ini adalah guna meningkatkan keterampilan belajar siswa dalam menyimak cerita pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengajukan judul tentang “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas V MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran masih sangat rendah. 2. Siswa kurang memiliki keberanian untuk menyampaikan kembali penjelasan atau materi yang telah disampaikan guru. 3. Guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. 4. Model pembelajaran konvensional yang tidak efektif

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penulis dalam hal ini membatasi permasalahan pada: 1. Kemampuan siswa dalam menyimak materi pelajaran masih sangat rendah. 2. Guru tidak menggunakan model-model pembelajaran yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

D. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN 15 Bintaro Jakarta Selatan? ” E. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif teknik Two Stay Two Stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V MIN 15 Bintaro, Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Bagi Siswa 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menyimak siswa. Bagi Guru 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi atau masukan untuk memperoleh gambaran mengenai model pembelajaran kooperatif teknik two stay two stray dalam meningkatkan keterampilan menyimak cerita siswa sehingga dapat dijadikan alternatif pembelajaran disekolah. Bagi Sekolah 1.Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di sekolah dasar sebagai perbaikan dan mengembangkan mutu pendidikan. 8

BAB II LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoretis

1. Hakikat Keterampilan Menyimak Cerita

a. Pengertian Menyimak

Keterampilan menyimak adalah salah satu bentuk keterampilan berbahasa yang bersifat reseptif. Pada waktu proses pembelajaran, keterampilan ini jelas mendominasi aktivitas ssiwa atau mahasiswa dibanding keterampilan lainnya. 1 Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. 2

b. Tahap-tahap Menyimak

Dari pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan menyimak pada para siswa sekolah dasar, Ruth G.Strickland dalam Henry Guntur Tarigan menyimpulkan adanya sembilan tahap menyimak, mulai dari yang ridak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu dapat dilukiskan sebagai berikut: 1 Op.cit., Iskandar Wassid h.227 2 Henry Guntur Tarigan, Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung: Angkasa Bandung, 2008 h.31