Uji Normalitas Posttest Uji Prasyarat Analisis Data

Paired Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah jika signifikansi t-test 0,05 maka terima H dan jika signifikansi t-test 0,05 maka tolak H atau terima H 1 . Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes keterampilan menyimak cerita antara kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Tabel 4.15 Hasil Uji T-Test Paired Differences t df Sig. 2- tailed Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95 Confidence Interval of the Difference Lower Upper posttest Eksperimen - Kontrol 1.12179E1 11.94659 1.91299 7.34531 15.09058 5.864 38 .000 Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah dijelaskan di bab II, bahwa: a. H Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa a. H 1 Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray terhadap keterampilan menyimak cerita siswa Berdasarkan tabel 4.14 pada sig. 2-tailed adalah 0,000. Hal tersebut dapat terlihat dari perhitungan uji tes keterampilan menyimak antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu jika 0,05 maka H diterima. Dengan demikian H 1 diterima dan H ditolak karena 0,000 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-rata tes keterampilan menyimak cerita kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

G. PEMBAHASAN

Setelah dilakukan pembelajaran pada kelompok eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray dan kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional terlihat bahwa hasil belajar kedua kelompok tersebut berbeda secara nyata. Hal ini dapat ditunjukkan dari pretest dan posttest siswa. Nilai tertinggi yang didapatkan dari hasil pretest kelas eksperimen adalah 80, dan terendah 30, hingga didapatkan nilai rata-rata 53. Sedangkan hasil pretest yang didapatkan dari kelas kontrol adalah 75, dan terendah 27.5, hingga mendapatkan nilai rata-rata 51. Hal ini menunjukkan bahwa nilai pretest siswa kelas eksperimen tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol. Namun, setelah dilakukan penelitian peningkatan nilai dapat dilihat dari hasil posttest siswa. Kelas eksperimen mendapatkan nilai 92.5 untuk nilai tertinggi, 50 untuk nilai terendah, dan 75 untuk nilai rata-ratanya. Sedangkan hasil posttest yang didapatkan dari kelas kontrol yaitu 92.5 untuk nilai tertinggi, 40 untuk nilai terendah, dan 64 untuk nilai rata-rata. Dengan demikian setelah perlakuan menunjukkan adanya pengaruh Two stay two stray terhadap penguasaan konsep, dimana kelas eksperimen menunjukkan nilai yang lebih baik daripada kelas kontrol. Karena dalam teknik Two stay two stray siswa belajar dengan sesama siswa dalam keadaan gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk bertukar informasi dan meningkatkan pemahaman terhadap materi pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif teknik Two stay two stray ada proses demokrasi dan peran aktif siswa. Sehingga susasana belajar pun berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, dan memberikan kesempatan bagi siswa untuk memproleh dan memberi masukan diantara anggota kelompoknya maupun dengan anggota kelompok lainnya.