13. Riwayat Atopi
Atopik merupakan suatu reaksi yang tidak biasanya, berlebihan hipersensitivitas dan disebabkan oleh paparan benda asing yang terdapat
didalam lingkungan kehidupan manusia Harijono, 2006. Menurut Djuanda, 2002 atopik merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit
pada individu yang cenderung diturunkan atau familial. Sindrom atopik disini meliputi dermatitis atopik DA, rhinitis alergi, asma bronkiale Djuanda,
2002. Pengertian lain menyebutkan bahwa atopi adalah reaksi seseorang terhadap allergen sangat bervariasi tergantung factor genetik, demikian pula
sensitifitasnya terhadap bahan kimia pada diri seseorang berbeda Cohen, 1999.
Hasil penelitian Ruhdiat 2006 menyebutkan bahwa proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan riwayat atopi sebesar 94,
sedangkan yang tidak memiliki riwayat atopi sebesar 79. Nuraga dkk 2008 menunjukkan bahwa proporsi pekerja yang mengalami dermatitis
kontak dengan memilki riwayat atopi adalah sebesar 79, sedangkan proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak tanpa memiliki riwayat
atopi adalah sebesar 71.4. Hal tersebut menujukkan bahwa pekerja denga riwayat atopi lebih beresiko terkena dermatitis kontak.
14. Riwayat Penyakit Kulit sebelumnya
Pekerja yang sebelumnya pernah menderita dermatitis akibat kerja lebih rentan terhadap kerjadian dermatitis kontak akibat kerja. Penyakit kulit
yang pekerja derita sebelumnya dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pekerja menderita dermatitis kontak kembali riwayat
berulang Lestari dan Utomo, 2007. Di Indonesia, umunya pekerja telah bekerja pada lebih dari satu tempat kerja. Hal ini menyebabkan adanya
kemungkinan bahwa pekerja yang telah mengalami dermatitis pada pekerjaan sebelumnya terbawa ke tempat kerja yang baru. Menurut Cahyawati dan
Budiono 2011, riwayat penyakit digunakan sebagai salah satu dasar penentuan apakah suatu penyakit terjadi akibat penyakit terdahulu, sehingga
riwayat penyakit sangat penting dalam proses penyembuhan seseorang. Sedangkan menurut Jeyaratnam Koh 1996 pekerja yang pernah
mengalami riwayat penyakit kulit sebelumnya dengan meninggalkan bekas seperti kulit yang mengelupas, lecet, atau tergores dapat menjadi faktor
predisposisi dermatitis kontak. Berdasarkan penelitia Utomo 2007, proporsi pekerja yang
mengalami dermatitis kontak dengan riwayat penyakit kulit sebelumnya adalah sebesar 81.8, sedangkan proporsi pekerja yang mengalami
dermatitis kontak tanpa riwayat penyakit kulit sebelumnya adalah sebesar 43.5. Hal tersebut menujukkan bahwa pekerja dengan riwayat penyakit
kulit sebelumnya lebih berisiko terkena dermatitis kontak dibandingkan dengan pekerja yang tidak memiliki riwayat penyakt kulit sebelumnya. Hal
tersebut sesuai dengan pernyataan bahwa pekerja dengan riwayat dermatitis kronik maka pekerja tersebut lebih rentan untuk terkena dermatitis bila
bekerja pada tempat tertentu dikarenakan reaksi iritan ataupun sensitivasi Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, 1982.
15. Suhu dan Kelembaban