Definisi Jenis Dermatitis Kontak

e. FinishingPenyelesaian Akhir Kegiatan yang dilakukan pada penyelesaian akhir ini meliputi: 1 Pengamplasan penghalusan permukaan meubel, 2 pendempulan lubang dan sambungan, 3 pemutihan meubel dengan H 2 O 2 , 4 pemlituran atau “sanding sealer”, 5 pengecatan dengan “wood stain” atau bahan pewarna yang lain, dan 6 pengkilapan dengan menggunakan melamic clear. Pada bagian ini menimbulkan debu kayu dan bahan kimia serta pewarna yang tersedia di udara, seperti H 2 O 2 , sanding sealer, melamic clear, dan wood stain yang banyak menguap dan beterbangan di udara, terutama pada penyemprotan yang menggunakan sprayer. f. Pengepakan Proses pengepakan sebenarnya bukan lagi bagian pembuatan meubel karena sebelum masuk proses ini meubel telah selesai. Tahap ini merupakan langkah penyiapan meubel untuk dipasarkan dan hanya ditemukan terutama pada industri meubel sektor formal.

B. Dermatitis Kontak

1. Definisi

Dermatitis kontak adalah reaksi peradangan yang terjadi pada kulit akibat terpajan dengan substansi dari luar tubuh, baik oleh substansi iritan maupun substansi allergen National Occupational Health and Safety Commision, 2006. Dermatitis merupakan penyakit kulit yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik di masyarakat umum, terlebih lagi pada masyarakat industri. Dalam era industrialisasi saat ini, terdapat kecendrungan untuk semakin banyak menggunakan bahan-bahan industri, yang merupakan substansi allergen dan iritan, sehingga menyebabkan kenaikan prevalensi dermatitis kontak. Di negara maju, penyakit kulit ini ditemukan lebih dari 90 dari seluruh kasus penyakit kulit akibat kerja Harrianto, 2008. Menurut Djuanda 1987, Dermatitis kontak ialah dermatitis karena kontaktan eksternal yang menimbulkan fenomen sensitisasi atau toksik. Sedangkan menurut John, SC 1998 dalam Occupational Dermatology, dermatitis kontak akibat kerja didefinisikan sebagai penyakit kulit dimana pajanan di tempat kerja merupakan faktor penyebab yang utama serta faktor kontributor. Menurut Permana 2010, tangan merupakan lokasi tersering terkena dermatitis. Lebih dari sepertiga penyakit kulit akibat kerja berlokasi ditangan Wilde dkk, 2008.

2. Jenis Dermatitis Kontak

Dikenal dua macam jenis dermatitis kontak yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik; keduanya dapat bersifat akut maupun kronis Djuanda, 2003. a. Dermatitis kontak akibat iritasi Deramtitis kontak akibat iritasi merupakan peradangan kulit akibat kontak dengan bahan yang menyebabkan iritasi. Dermatitis jenis ini merupakan hasil reaksi non-imunologis. Dermatitis kontak yang disebabkan oleh substansi iritan yang kuat seperti asam dan basa konsentrasi tinggi dapat menyebabkan derma kontak iritan akut, tetapi bila disebabkan oleh substansi iritan yang lemah seperti deterjen dan air, menifestasinya sebagai dermatitis kontak irtasi kronik. Dermatitis kontak akibat iritasi merupakan jenis yang paling umum dijumpai di antara penyakit kulit akibat kerja lainnya, meliputi kira-kira dua pertiga kasus penyakit kulit akibat kerja. Penyakit ini lebih sering terjadi di industri yang berkaitan dengan pekerjaan yang basah berkaitan dengan air seperti catering, penyepuhan elektrik, dan industri yang banyak menggunakan bahan deterjen Harrianto, 2008. b. Dermatitis kontak alergi Dermatitis kontak alergi adalah suatu proses peradangan kulit akibat kontak dengan substansi eksternal, tetapi berbeda dengan dermatitis kontak akibat iritasi, kelainan kulit ini disebabkan oleh suatu proses imunologis. Tidak seperti dermatitis kontak akibat iritasi kelainan kulit ini tidak menyebabkan kerusakan langsung pada lapisan korneum kulit. Sebelum individu menjadi sensitive pada suatu allergen, ia harus mengalami beberapa kali kontak dengan substansi allergen tesebut terlebih dahulu. Dengan demikian reaksi alergi biasannya baru timbul setelah berulang kali kontak dengan allergen tersebut. Gejala dermatitis biasanya timbul setelah 36 jam – 48 jam kontak dengan allergen. Manifestasinya mungkin akut, subakut, atau kronik tergantung sensitvitas individu Harrianto, 2008.

3. Etiologi

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Di Kelurahan Merdeka Kota Medan Tahun 2015

6 71 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Pembuat Tahu Di Wilayah Kecamatan Ciputat Dan Ciputat Timur Tahun 2012

0 45 183

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Bengkel Motor di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

1 22 165

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak Pada Pekerja Cleaning Service di Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012

13 89 171

Perbedaan Pengetahuan Antara Sebelum Dan Sesudah Intervensi Penyuluhan Menggunakan Media Leaflet Tentang Penyebab Dermatitis Dan Pencegahannya Pada Pekerja Proses Finishing Mebel Kayu Di Ciputat Timur Tahun 2013

1 33 160

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dermatitis Kontak Pada Stylist Dan Kapster Di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012

0 18 202

Faktor-faktor yang berhubungan dengan heat strain pada pekerja pabrik kerupuk di wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2014

9 78 112

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA INDUSTRI TAHU DAERAH PLOSO KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2015

0 1 72

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL MOTOR DI WILAYAH KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GEJALA DERMATITIS KONTAK PADA PEKERJA BENGKEL KELURAHAN MERDEKA KOTA MEDAN TAHUN 2015

0 1 17