dapat menyebabkan dermatitis yang merusak pelindung alamiah kulit. Pelarut menutupi permukaan lemak, lemak pada stratum korneum dan fraksi lemak
pada membran sel. Pelarut juga dapat menyebabkan kerusakan stratum korneum RH. Adam, 1993 dalam Cholis, 1995.
Serbuk kayu yang dihasilkan oleh kayu juga merupakan pencetus timbulnya dermatitis kontak, karena serbuk kayu merupakan salah satu bahan
iritan yang dapat menyebabkan kejadian dermatitis kontak Strait, 2001; Djuanda, 2003. Adanya kandungan substansi kimia dari getah tumbuh-
tumbuhan yang ada dalam serbuk kayu dapat menyebabkan dermatitis kontak Djuanda, 1987.
Kontak dengan bahan kimia, selain menyebabkan iritasi juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit yang merugikan dengan sensitisasi
sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan dari kontak bahan kimia atau struktur bahan kimia yang serupa sebelumnya. Contoh bahan yang
menyebabkan reaksi alergi yaitu formaldehid, kromium, nikel, dan fenoliat.
2. Lama Kontak
Lama kontak adalah kurun waktu kontak pekerja dengan bahan kimia yang ditangani. Semakin lama kontak dengan bahan kimia akan
menyebabkan rusaknya sel kulit lapisan luar, semakin sering berkontak maka semakin rusaknya sel kulit lapisan yang lebih dalam Cohenn, 1999.
Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi sehingga menimbulkan kelainan kulit Nuraga, 2008 karena
semakin lama bahan kimia kontak dengan kulit maka akan semakin luas dan dalam penetrasi bahan kimia terhadap lapisan kulit, yang akan mencetuskan
reaksi peradanganiritasi kulit yang lebih luas dan berat Agius R, 2004; Cohen dan Rice R.H, 2004.
Berdasaran penelitian Nuraga dkk 2008, proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan lama kontak 8 jam adalah 73.1,
sedangkan proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan lama kontak 8 jam adalah sebesar 22.2. Hal tersebut menunjukkan bahwa
semakin lama kontak maka semakin besar pula resiko kejadian dermatitis yang dialami pekerja.
3. Frekuensi Kontak
Frekuensi kontak adalah jumlah berapa kalinya kontak dengan bahan kimia. Frekuensi kontak yang berulang untuk bahan yang mempunyai sifat
sensitisasi akan menyebabkan terjadinya dermatitis kontak jenis alergi, yang mana bahan kimia dengan jumlah sedikit akan menyebabkan dermatitis yang
berlebih baik luasnya maupun beratnya tidak proporsional. Oleh karena itu upaya menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja adalah dengan
menurunkan frekuensi kontak dengan bahan kimia Cohen, 1999 dalam Nuraga dkk, 2008.
Berdasarkan penelitian Ruhdiat 2006, proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan frekuensi kontak ≥5 kalihari sebesar
96.3, sedangkan proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak
dengan frekuensi kontak 5 kalihari adalah sebesar 79.4 dengan nilai pvalue 0.004. Dan hasil penelitian Nuraga, dkk 2008 menemukan bahwa
Kejadian dermatitis kontak dengan frekuensi kontak 15x terjadi pada dermatitis kontak akut sebanyak 14 responden 100, sub akut 17
responden 81 dan kronis 4 responden 80 dengan nilai p= 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian dermatitis kontak
dengan frekuensi kontak.
4. Usia