bekerja lebih lama dari biasanya. Keseluruhan pekerja proses finishing di Ciputat Timur tidak menggunakan APD yang berupa sarung tangan untuk melindungi
kulit dari kontak langsung dengan bahan kimia, sehingga risiko dermatitis pun meningkat. Kemudian, diketahui dari observasi lapangan bahwa pekerja tidak
melakukan personal hygiene yang baik dimana pekerja tidak melakukan cuci tangan dengan benar langsung setelah melakukan setiap tahap proses finishing.
Jumlah total awal responden adalah 88 orang pekerja proses finishing, akan tetapi saat turun lapangan, didapatkan 82 orang pekerja yang bersedia untuk
menjadi responden penelitian. Dengan jumlah total responden 82 orang, sudah cukup untuk memenuhi sampel minimum yang berjumlah 76 orang yang
diketahui melalui perhitungan sampel sebelumnya, sehingga berkurangnya responden penelitian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
penelitian. Berikut merupakan hasil penelitian yang dilakukan mengenai Faktor-
Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012.
B. Analisis Univariat
1. Gambaran Dermatitis Kontak pada Pekerja Proses Finishing Meubel
Kayu di Wilayah Kecamatan Ciputat Timur Tahun 2012.
Hasil analisis univariat kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses finishing meubel kayu di wilayah Ciputat Timur tahun 2012 dapat
dilihat pada tabel 5.1 berikut :
Tabel 5.1 Gambaran Dermatitis Kontak pada Pekerja Proses
Finishing Meubel Kayu di Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012
B e
r Berdasarkan tabel 5.1, diketahui bahwa dari 82 pekerja proses finishing
meubel kayu, 33 orang 40.2 mengalami dermatitis kontak dan 49 orang 59.8 tidak mengalami dermatitis kontak.
2. Gambaran Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis Kontak pada
Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di Wilayah Ciputat Timur
Tahun 2012.
Analisis univariat gambaran distribusi frekuensi berdasarkan variabel faktor-faktor lama kontak, frekuensi kontak, usia, masa kerja, riwayat alergi,
riwayat atopi, riwayat penyakit kulit sebelumnya dan personal hygiene yang berhubungan dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses finishing
meubel kayu di wilayah Ciputat Timur tahun 2012, dapat dilihat pada tabel 5.2 dan 5.3 berikut :
Gambaran Dermatitis Kontak
Frekuensi Prosentase
Dermatitis Kontak 33
40.2 Tidak Dermatitis Kontak
49 59.8
Total 82
100
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Lama kontak, Frekuensi kontak, Usia, dan Masa
kerja Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di Wilayah
Ciputat Timur Tahun 2012 No
Variabel Mean
SD Min
Max
1 Lama Kontak
6.8 jamhari 1.3
4 jamhari 9.5 jamhari
2 Frekuensi Kontak 4 kalihari
2 2 kalihari
8 kalihari 3
Usia 35 tahun
11 16 tahun
65 tahun 4
Masa Kerja 89 bulan
79.9 1 bulan
360 bulan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Riwayat Alergi, Riwayat Atopi, Riwayat Penyakit
Kulit, dan Personal Hygiene Pekerja Proses Finishing Meubel Kayu di
Wilayah Ciputat Timur Tahun 2012
No Variabel
Kategori Frekuensi
Prosentase
1 Riwayat Alergi
Berisiko Alergi Tidak Berisiko Tidak Alergi
25 57
30.5 69.5
2 Riwayat Atopi
Berisiko Atopi Tidak Berisiko Tidak Atopi
32 50
39 61
3 Riwayat Penyakit Kulit
Berisiko Ada Riwayat Penyakit Kulit
58 70.7
Tidak Berisiko Tidak Ada Riwayat Penyakit Kulit
24 29.3
4 Personal Hygiene
Tidak Baik Baik
82 100
a. Lama Kontak
Lama kontak merupakan lamanya waktu pekerja kontak dengan bahan- bahan penyebab dermatitis kontak di tempat kerja yang dihitung jamhari.
Data mengenai lama kontak diperoleh dari lembar daily activity recallpekerja. Pada tabel 5.2 diketahui bahwa rata-rata lama kontak
pekerja proses finishing meubel kayu adalah sebesar 6.8 jamhari dengan nilai standar deviasi sebesar 1.3.Waktu lama kontak terpendek pekerja
adalah 4 jamhari dan lama kontak terpanjang adalah 9.5 jamhari. b.
Frekuensi Kontak Frekuensi kontak merupakan jumlah berapa kalinya responden kontak
dengan bahan yang menyebabkan dermatitis kontak di tempat kerja dalam hitungan xkali. Data mengenai frekuensi kontak diperoleh dari
lembar daily activity recall pekerja. Pada tabel 5.2 diketahui bahwa rata- rata frekuensi kontak pekerja proses finishing meubel dengan bahan
kimia yang digunakan adalah sebesar 4 kalihari dengan nilai standar deviasi sebesar 2. Frekuensi kontak terendah pekerja adalah 2 xhari dan
frekuensi kontak tertinggi adalah 8 xhari. c.
Usia Usia adalah lama hidup pekerja terhitung sejak lahir sampai penelitian
berlangsung yang diketahui melalui kuesioner. Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa rata-rata usia pekerja proses finishing meubel adalah 35
tahun dengan nilai standar deviasi sebesar 11. Usia termuda pekerja adalah 16 tahun dan usia tertua pekerja adalah 65 tahun.
d. Masa Kerja
Masa kerja adalah kurun waktu atau lamanya responden bekerja sebagai pekerja meubel sejak awal bekerja sampai penelitian berlangsung. Data
masa kerja diperoleh dari kuesioner. Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa rata-rata masa kerja pekerja proses finishing meubel kayu adalah
89 bulan dengan nilai standar deviasi sebesar 79.9. Masa kerja terpendek adalah 1 bulan dan masa kerja terlama adalah 360 bulan.
e. Riwayat Alergi
Riwayat alergi adalah reaksi tubuh pekerja yang berlebihan terhadap benda asingzat tertentu yang diketahui melalui kuesioner. Pada tabel 5.3
diketahui bahwa pekerja yang mempunyai alergi adalah sebanyak 25 orang 30.5 dan pekerja yang tidak mempunyai alergi adalah sebanyak
57 orang 69.5. f.
Riwayat Atopi Riwayat atopi adalah penyakit pada pekerja yang mempunyai riwayat
kepekaan dalam keluarganya atau diturunkan dari keluarganya, seperti asma, rhinitis alergi, dermatitis atopi, dan konjungtivitis alergi. Data
riwayat atopi diperoleh dari kuesioner. Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa pekerja yang memiliki riwayat atopi sebanyak 32 orang 39 dan
pekerja yang tidak memiliki riwayat atopi adalah sebanyak 50 61. g.
Riwayat Penyakit Kulit Sebelumnya Riwayat penyakit kulit sebelumnya adalah peradangan pada kulit dengan
gejala subjektif berupa gatal, rasa terbakar, kemerahan, bengkak,
pembentukan lepuh kecil pada kulit, kulit mengelupas, kulit kering, kulit bersisik, dan penebalan pada kulit atau kelainan kulit lainnya yang
sebelumnya pernah atau sedang diderita oleh pekerja. Data riwayat penyakit kulit sebelumnya diperoleh melalui kuesioner. Berdasarkan
tabel 5.3 diketahui bahwa pekerja yang memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya adalah sebanyak 58 orang 70.7 sedangkan pekerja yang
tidak memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya adalah sebanyak 24 orang 29.3.
h. Personal Hygiene
Personal hygiene adalah kebiasaan pekerja untuk membersihkan tangan dengan baik sebelum dan setelah bekerja dan tidak adanya noda atau
cipratan bahan kimia di pakaian pekerja saat bekerja yang diketahui melalui lembar observasi. Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa pekerja
dengan personal hygiene yang tidak baik adalah sebanyak 82 orang 100.
C. Analisis Bivariat