dengan frekuensi kontak 5 kalihari adalah sebesar 79.4 dengan nilai pvalue 0.004. Dan hasil penelitian Nuraga, dkk 2008 menemukan bahwa
Kejadian dermatitis kontak dengan frekuensi kontak 15x terjadi pada dermatitis kontak akut sebanyak 14 responden 100, sub akut 17
responden 81 dan kronis 4 responden 80 dengan nilai p= 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian dermatitis kontak
dengan frekuensi kontak.
4. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat memperparah terjadinya dermatitis kontak. Pekerja dengan usia tua memiliki tingkat risiko yang lebih
tinggi terkena dermatitis kontak dibanding pekerja yang lebih muda. Hal ini terkait dengan kondisi kulit mereka Cohen, 1999. Pada pekerja yang lebih
tua terjadi peningkatan kerentanan terhadap bahan iritan dan kegagalan dalam pengobatan, sehingga timbul dermatitis kontak Cronin, 1980. Pada
pekerja dengan usia yang lebih tua, ketebalan kulit pun semakin berkurang, sehingga lapisan kulit menipis dan menyebabkan mudahnya bahan kimia
masuk ke dalam lapisan kulit yang lebih dalam lagi.
5. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku. Dalam hal penyakit kulit
perempuan dikatakan lebih beresiko mendapat penyakit kulit dibandingkan dengan pria Djuanda Sularsito, 2002. Berdasarkan Aesthetic Surgery
Journal dalam Suryani 2011, terdapat perbedaan antara kulit pria dan wanita, perbedaan tersebut dilihat dari jumla folikel rambut, kelenjar
sebaceous atau kelenjar keringat dan hormone. Kulit pria mempunyai hormon yang dominan yaitu androgen yang dapat menyebabkan kulit pria
lebih banyak berkeringat dan ditumbuhi banyak bulu, sedangkan kulit wanita lebih tipis daripada kulit pria sehingga lebih rentan terkena penyakit kulit.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Trihapsoro 2003, pada pasien rawat jalan RSUP H. Adam Malik Medan, ditemukan bahwa proporsi
pasien perempuan yang menderita dermatitis kontak sebesar 72.5 sedangkan pria hanya sebesar 27.5. Hal tersebut menujukkan bahwa
perempuan lebih beresiko tekena dermatitis kontak disbanding laki-laki.
6. Jenis Pekerjaan
Dalam mempengaruhi kejadian dermatitis kontak, jenis pekerjaan terkait dengan bahan kimia yang digunakan pada suatu jenis pekerjaan
tersebut. Karena pada dasarnya bahan yang digunakan pada suatu jenis pekerjaan berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya.
Dermatitis kontak akan muncul pada permukaan kulit jika zat kimia tersebut memiliki jumlah,
konsentrasi dan durasi lama pajanan yang cukup. Dengan kata lain semakin lama besar jumlah, konsentrasi dan lama pajanan, maka semakin besar
kemungkinan pekerja tersebut terkena dermatitis kontak Cohen 1999 dalam Lestari 2007.
Berdasarkan penelitian Lestari 2007 menunjukkan bahwa pada dua jenis proses kerja yaitu proses realisasi dan proses pendukung memiliki
hubungan yang signifikan dengan kejadian dermatitis kontak. Pada proses realisasi terlihat bahwa pekerja yang terkena dermatitis kontak sebesar
60.4, sedangkan pekerja proses pendukung, pekerjanya lebih banyak tidak terkena dermatitis yaitu sebanyak 22 orang 68,8 dari total pekerja 32
orang.
7. Masa Kerja