C. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Dermatitis Kontak
1. Hubungan Lama Kontak dengan Dermatitis Kontak
Lama kontak merupakan lamanya waktu pekerja kontak dengan bahan-bahan penyebab dermatitis kontak di tempat kerja yang dihitung
jamhari. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa variabel lama kontak memiliki nilai pvalue sebesar 0.532 yang artinya tidak ada hubungan antara
lama kontak dengan kejadian dermatitis kontak pada pekerja proses finishing meubel kayu di wilayah Ciputat Timur tahun 2012.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nuraga 2008, yang menyatakan bahwa adanya hubungan
antara lama kontak dengan dermatitis kontak. Proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan lama kontak 8 jam adalah 73.1,
sedangkan proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan lama kontak 8 jam adalah sebesar 22.2 Nuraga,2008. Hasil penelitian Nuraga
2008 menunjukkan bahwa semakin lama kontak maka semakin besar pula risiko kejadian dermatitis yang dialami pekerja.
Lama kontak mempengaruhi kejadian dermatitis kontak karena semakin lama kulit kontak dengan bahan kimia, maka menyebabkan
rusaknya sel kulit lapisan luar, semakin sering berkontak maka semakin rusaknya sel kulit lapisan yang lebih dalam sehingga kejadian dermatitis
kontak semakin berisiko tinggi Cohen, 1999. Semakin lama kontak dengan bahan kimia, maka peradangan atau iritasi kulit dapat terjadi sehingga
menimbulkan kelainan kulit Nuraga, 2008. Menurut Djuanda 2003,
semakin lama kontak dengan bahan kimia maka semakin berisiko terjadinya dermatitis kontak.
Lama kontak pekerja proses finishing meubel kayu dengan bahan kimia berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena ada pekerja yang
bekerja terkait dengan jam kerja yang ditetapkan serta ada juga pekerja yang bekerja secara suka-suka. Kemudian adanya sistem kerja borongan yang
mengharuskan pekerja bekerja lebih ekstra dari biasanya, yang dapat menyebabkan lama kontak pekerja lebih lama dari biasanya.
Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa rata-rata lama kontak pekerja yang mengalami dermatitis kontak adalah 6.9 jamhari,
sedangkan rata-rata lama kontak pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak adalah 6.7 jamhari. Jadi dapat diartikan bahwa baik pekerja yang
dermatitis kontak dan tidak dermatitis kontak rata-rata lama kontak dengan bahan kimia adalah selama ±7 jamhari. Sehingga lama kontak antara pekerja
yang dermatitis kontak dan tidak dermatitis kontak tidak berbeda satu sama lain.
Dengan rata-rata lama kontak yang sama yaitu ±7 jamhari, dapat diasumsikan pekerja memiliki risiko dermatitis kontak yang sama. Akan
tetapi, dalam penelitian ini didapatkan bahwa ada pekerja yang mengalami dermatitis kontak dan ada pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak.
Hal tersebut terjadi karena berdasarkan analisis, diketahui bahwa rata-rata masa kerja pvalue : 0.000 pekerja yang tidak mengalami dermatitis kontak
rata-rata lama kontak 6.7 jamhari adalah sebesar 65 bulan 5 tahun 5 bulan
lebih pendek dibandingkan dengan rata-rata masa kerja pada pekerja yang mengalami dermatitis kontak rata-rata lama kontak 6.9 jamhari yaitu 124
bulan 10 tahun 4 bulan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan risiko kejadian dermatitis kontak antar kelompok pekerja dengan rata-rata
lama kontak yang sama, dipengaruhi oleh masa kerja pekerja pada masing- masing kelompok yang berbeda.
Pekerja dengan masa kerja yang lebih lama cenderung memiliki frekuensi kontak dan lama kontak yang lebih sering dibanding dengan
pekerja yang baru. Seperti yang dikatakan oleh Djuanda dan Sularsito 2007, semakin sering pekerja mengalami kontak dengan bahan kimia, maka
semakin tinggi kesempatan untuk mengalami dermatitis kontak serta meningkatkan keparahan penyakitnya.
Dalam penelitian ini, tidak adanya hubungan antara lama kontak dengan dermatitis kontak, dimungkinkan disebabkan adanya pengaruh
faktor-faktor lain seperti riwayat atopi pvalue : 0.009 dan riwayat penyakit sebelumnya pvalue : 0.04. Pekerja dengan lama kontak yang cenderung
sebentar belum tentu memiliki risiko dermatitis kontak yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang lama kontaknya cenderung sering. Dalam
penelitian ini diketahui bahwa dari 14 orang pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan lama kontak 6.9 jam, terdapat 9 orang 64.3
memiliki riwayat atopi dan 11 orang 78.6 memiliki riwayat penyakit kulit sebelumnya.
Orang dengan riwayat atopi memiliki tubuh dengan hipersensitivitas yang tinggi jika terkena paparan benda asing di lingkungannya Harijono,
2006, karena hal tersebutlah pekerja dengan riwayat atopi memiliki risiko yang lebih tinggi terhadap dermatitis kontak. Kemudian.adanya riwayat
penyakit kulit sebelumnya menyebabkan fungsi perlindungan kulit menurun karena adanya kerusakan pada kulit. Menurut Jeyaratnam Koh 1996
pekerja yang pernah mengalami riwayat penyakit kulit sebelumnya dengan meninggalkan bekas seperti kulit yang mengelupas, lecet, atau tergores dapat
menjadi faktor predisposisi dermatitis kontak sehingga bahan kimia lebih mudah masuk ke dalam kulit. Jadi jika pekerja memiliki riwayat penyakit
kulit sebelumnya dan melakukan kontak dengan bahan kimia, meskipun sebentar akan dapat menyebabkan timbulnya dermatitis kontak.
Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan tersebut diperkirakan karena adanya pengaruh dari riwayat atopi pvalue : 0.009 dan riwayat penyakit
kulit sebelumnya pvalue : 0.04 menyebakan tidak adanya hubungan antara lama kontak dengan dermatitis kontak pada penelitian ini.
2. Hubungan Frekuensi Kontak dengan Dermatitis Kontak