bekerja pada tempat tertentu dikarenakan reaksi iritan ataupun sensitivasi Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, 1982.
15. Suhu dan Kelembaban
Pengalaman yang disepakati oleh para ahli di Indonesia menyatakan bahwa daerah cuaca nyaman seperti itu adalah 24
– 26 C suhu kering. Juga
perbedaan di antara suhu di dalam dan di luar ruangan sebaiknya tidak
melebihi 5 C Suma’mur,1989 . Menurut Keputusan Menteri Kesehatan
Indonesia No 1405 tahun 2002, suhu ruangan lingkungan kerja adalah sekitar 18
C-28 C, sedangkan kelembabannya adalah 40 - 60.
Menurut Sedarmayanti 1996, bahwa temperatur yang terlampau dingin akan mengakibatkan gairah kerja menurun. Sedangkan temperatur
yang terlampau panas, dapat mengakibatkan timbulnya kelelahan tubuh yang lebih cepat dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan.
Berdasarkan beberapa penelitian, suhu dan kelembaban berpengaruh dalam kejadian dermatitis kontak, karena semakin rendahnya suhu dan kelembaban
lingkungan kerja maka semakin berpotensi menyebabkan dermatitis kontak selain didukung oleh faktor lain.
Hasil penelitian Ruhdiat 2006, menemukan bahwa proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan suhu lingkungan 23
C adalah 100, dengan suhu lingkungan 25
C sebesar 87, dengan suhu lingkungan 26
C sebesar 80, dan dengan suhu 29 C adalah sebesar 81. Sedangkan
proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan kelembaban
lingkungan kerja 65 adalah sebesar 87, sedangkan proporsi pekerja yang mengalami dermatitis kontak dengan kelembaban udara lingkungan
kerja ≥65 adalah sebesar 0.
16. Pemakaian APD
Alat pelindung diri adalah peralatan keselamatan yang harus digunakan oleh pekerja yang berada di area kerja yang berbahaya. APD yang
digunakan untuk bahan kimia berbahaya umunya adalah sarung tangan. Diperkirakan hampir 20 kecelakaan yang menyebabkan cacat adalah
tangan, kemampuan kerja akan sangat berkurang. Kontak dengan bahan kimia kaustik beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, benda yang
suhunya sangta dingi atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi pada tangan. APD tangan dikenal dengan sebutan safety gloves dengan berbagai
jenis penggunaannya. Untuk melindungi tangan dari bahan kimia adalah sarung tangan vinyl dan neoprene. Nugraha dkk 2008 mengungkapkan
bahwa kebiasaan memakai alat pelindung diri APD diperlukan untuk melindungi pekerja dari kontak dengan bahan kimia. Pekerja yang selalu
menggunakan sarung tangan dengan tepat akan menurunkan terjadinya dermatitis kontak akibat kerja baik jumlah maupun lama perjalanan
dermatitis kontak Susanti, 2010. Penelitian Susanti 2010, menunjukkan adanya hubungan antara
pemakaian alat pelindung diri sarung tangan dengan penurunan kejadian dermatitis kontak. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji kai kuadrat diperoleh
hasil nilai signifikan sebesar 0,012 0,05 maka secara statistik ada hubungan antara pemakaian alat pelindung diri dengan penurunan kejadian
dermatitis kontak iritan. Diperoleh pula nilai Rasio Prevalensi RP = 0,48 1 hal ini berarti bahwa pemakaian alat pelindung diri sarung tangan
merupakan faktor preventif dan bukan faktor resiko dari terjadinya dermatitis kontak iritan. Lestari dkk 2007, menunjukkan bahwa proporsi pekerja yang
mengalami dermatitis kontak dengan pemakaian APD yang kurang baik adalah sebesar 51.8, sedangkan proporsi pekerja yang mengalami
dermatitis kontak dengan pemakaian APD yang baik adalah sebesar 41.7. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan antara
pemakaia APD dengan kejadian dermatitis kontak.
17. Personal Hygiene