40 orang pekerja industri otomotif yang menggunakan bahan kimia mengalami dermatitis.
Penelitian yang dilakukan pada pekerja penebang kayu di Palembang, 30 pekerja mengalami dermatitis kontak dan 11,8 pekerja perusahaan
kayu lapis di Palembang menderita dermatitis kontak Siregar, 1996. Laporan dari poliklinik perusahaan pembuatan triplek plywood di
Kalimantan, menemukan 10 pekerjanya mengalami penyakit kulit akibat kerja. Sedangkan hasil penelitian Astono Sudardja 2002 yang dilakukan
pada pekerja industri plywood di Kalimantan Selatan, menemukan bahwa 35 696 orang dari 2000 sampel mengalami penyakit kulit, dan 21,3148
orang diantaranya mengalami dermatitis kontak.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis Kontak
1. Bahan Kimia
Saat ini sudah lebih dari 400 juta ton bahan kimia yang diproduksi tiap tahunnya dan lebih dari 1000 bahan kimia baru diproduksi setiap
tahunnya. Penggunaan bahan kimia ini selain membawa dampak yang positif bagi kemajuan dunia industri juga memiliki dampak negatif terutama bagi
kesehatan pekerja, salah satunya adalah dermatitis Lestari dkk, 2007. Menurut Hipp 1985 dalam Utomo 2007, bahan kimia merupakan faktor
langsung penyebab dermatitis kontak. Paparan bahan kimia ditentukan oleh banyak faktor termasuk lama kontak, frekuensi kontak, konsentrasi bahan, dll
Agius R, 2006.
Tabel 2.1 Iritan dan Allergen Pekerja yang Umum Iritan Pekerja
n=310 Prosentase
Allergen Pekerja n=215
Prosentase
Cairan Pendinginminyak yang larut
20 Kromat
49,3 Semen
17,4 Bahan kimia karet
16,3 Pelarut
17,1 Nikel
12,6 MinyakLemak
16,2 Kobalt
13 SabunDetergenAir
11,9 Damar
6 Cairan Patri
7,8 Makanan
2,3 Damar
4,8 Cairan Patri
1,4 Lain-lain
4,8 -
-
Sumber : Goh CL, 1987
Bahaya bahan kimia adalah korosif dan racun. Bahan kimia dapat menyebabkan jaringan kulit iritas sampai cedera atau korosi pada permukaan
logam, namun sering terjadi adalah cedera korosi yang merusak jaringan lunak baik kulit maupun mata. Iritasi kulit merupakan derajat cedera korosif
dengan derajat ringan. Menurut Cohen Rice 2004 dalam Ruhdiat 2006, bahan kimia selalu dan merupakan penyebab terbesar terjadinya dermatitis
kontak akibat kerja. Pada proses finishing meubel kayu, bahan kimia yang umum
digunakan adalah sebagai berikut Joyce, 1987: a.
Wood Filler Wood Filler adalah bahan yang digunakan untuk meratakan pori kayu,
celah, dan bolong pada permukaan kayu dempul. Umumnya wood filler mengandung resin yang kemudian diaplikasikan dengan campuran
thinner. Pengamplasan dilakukan untuk mengangkat wood filler pada meubel.
b. Wood Stain
Fungsi utama Wood Stain adalah mewarnai kayu sesuai dengan warna natural kayunya. Kandungan dalam wood stain adalah solven dan zat
pewarna. Alkohol dan acetone base juga terkandung didalamnya sebagai bahan yang tahan terhadap sinar uv.
c. Cat Dasar
Cat dasar atau sering disebut Sanding Sealer merupakan satu tahapan aplikasi untuk melindung lapisan pewarnaan kayu oleh stain. Formulanya
adalah acrilic Solvent Base yang biasanya diaplikasikan dengan campuran thinner.
Selain itu, pada proses pemutihan meubel lama yang akan dilakukan finishing ulang, bahan yang digunakan umumnya adalah hidrogen peroksida
ataupun soda api. Kedua bahan tersebut jika terkena kulit dapat menimbulkan iritasi begitu pula dengan pelarut yang ada dikandungan cat-cat yang
digunakan. Kemudian pada proses pengkilapan digunakan sanding melamic clear yang mengandung resin.
Pelarut organik misalnya thinner yang sering digunakan sebagai bahan campuran dalam finishing meubel kayu terdiri atas campuran alkohol,
keton, dan terkadang toluene dan dipentene bahan pemeka. Pelarut aromatic khususnya dapat mengiritasi kulit. Pelarut yang belum hilang seluruhnya
misalnya pada pakaian kerja yang dibersihkan dengan sedikit air dapat mengiritasi kulit pada tungkai, pergelangan tangan dan leher. Semua pelarut
dapat menyebabkan dermatitis yang merusak pelindung alamiah kulit. Pelarut menutupi permukaan lemak, lemak pada stratum korneum dan fraksi lemak
pada membran sel. Pelarut juga dapat menyebabkan kerusakan stratum korneum RH. Adam, 1993 dalam Cholis, 1995.
Serbuk kayu yang dihasilkan oleh kayu juga merupakan pencetus timbulnya dermatitis kontak, karena serbuk kayu merupakan salah satu bahan
iritan yang dapat menyebabkan kejadian dermatitis kontak Strait, 2001; Djuanda, 2003. Adanya kandungan substansi kimia dari getah tumbuh-
tumbuhan yang ada dalam serbuk kayu dapat menyebabkan dermatitis kontak Djuanda, 1987.
Kontak dengan bahan kimia, selain menyebabkan iritasi juga dapat menyebabkan reaksi alergi pada kulit yang merugikan dengan sensitisasi
sistem kekebalan tubuh yang dihasilkan dari kontak bahan kimia atau struktur bahan kimia yang serupa sebelumnya. Contoh bahan yang
menyebabkan reaksi alergi yaitu formaldehid, kromium, nikel, dan fenoliat.
2. Lama Kontak