Karaktistik Organisasi Pelaksana Implementasi Kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional di RSU Kota

parsial kepada rumah sakit rekanan yang telah sama-sama bekerjasama dengan BPJS, dimana yang dimaksud rujukan parsial adalah pasien yang dirujuk hanya untuk pelayanan penunjang yang tidak ada di rumah sakit perujuk, untuk perawatan serta pemulihan tetap akan dilakukan di RSU rumah sakit yang merujuk.

5.3.3. Karaktistik Organisasi Pelaksana

Karakteristik atau ciri dari RSU Kota Tangerang Selatan yang merupakan rumah sakit rujukan utama di Kota Tangerang Selatan yang merupakan SKPD tersendiri di Kota Tangerang Selatan harus mampu mempertanggung jawabkan pemanfaatan keuangan subsidi yang diberikan kepada rumah sakit kepada pemerintah kota Tangerang Selatan. Semenjak program JKN berlangsung, pemerintah kota Tangerang Selatan tetap tidak membatasi subsidi dari daerah untuk penyediaan obat-obatan serta alat kesehatan. Untuk faktor karakteristik organisasi pelaksana dilihat dari keseriusan para implementors di lapangan dalam melakukan serangkain penguatan sistem hingga pembuatan peraturan pendukung Standard Operational Procedure untuk pelaksanaan program agar berjalan dengan baik. Disini peneliti melihat keseriusan akan terlaksananya program JKN dengan baik dari ada tidaknya peraturan rumah sakit yang dibuat semenjak program ini diluncurkan. Berikut hasil kutipan wawancara peneliti dengan informan di rumah sakit terkait ada tidaknya peraturan atau SOP yang dibuat untuk mendukung program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan: “Ada. Kayaaa... kepesertaannya yang semakin luas, terus eeeee… yaa untuk lebih berimbasnya kepada klaim ya, kaya ada yang satu episode penyakit, tapi kan kalau di rumah sakit itu mereka tetap ditangani kan sama kita, tapi mereka menyebutnya tetap satu episode si BPJSnya. Nah itu, jadi kita Rumah Sakit harus bisa ngomongnya- lah ke fungsional, ke dokternya gimana nih, bahwa kalau penyakit ini sebenarnya cuma satu episode, jadi hanya satu yang dibayarkan. Paling itu.” RS – 1 “…peraturan pemerintah daerah, ada berapa sih yang agak berbeda sekarang, kaya adanya rujukan parsial sekarang, kan kalau yang dulu Jamkesmas itu kita bisa merujuk untuk penunjang aja yang bisa langsung, tapi kalau sekarang gak bisa, jadi kalau mau merujuk penunjang aja harus ACC dulu dari rumah sakit ini baru, dirumah sakit sana diterima, dan rumah sakit ini harus membayar, tidak boleh pasien membayar.” RS – 1 “dulu tetap harus ke atas untuk validasi, sekarang sudah saya pangkas, selesaiin semua dibawah…” RS – 1 “Kalau SOP dari BPJSnya sendiri untuk rumah sakitnya sih belum ada ya, cuma katanya kalau di RS sendiri sudah membuat SOP sendiri untuk pelaksanaan program. Jadi kita ikut aja dengan SOP dari pihak rumah sakit buat.” RS – 2 “sudah dibuat sama kiki, dia buat alur saya udah ACC…, …sedang dibuat SOP pendiagnosaan kasus yang banyak periodenya, itu masalah di dokter gak sama dengan klaimnya…” RS – 3 Dari paparan hasil wawancara diatas, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa semenjak program JKN diluncurkan rumah sakit memiliki komitmen untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien di RSU Kota Tangerang Selatan, hal yang pertama sekali menjadi perhatian peneliti adalah disediakannya tempat pelayanan khusus untuk pengguna jaminan di salah satu sisi lobby rumah sakit, serta dengan membuat beberapa peraturan baru terkait alur pendaftaran, alur validasi, hingga penanganan untuk skema penentuan paket INA-CBGs bagi kasus-kasus tertentu yang memerlukan penjelasan khusus kepada para dokter. Walaupun ketika peneliti menanyakan kembali bentuk fisikdokumentasi dari peraturan atau SOP itu ada atau tidak, pihak rumah sakit menyatakan belum membuat bentuk fisik dari peraturan tersebut, namun SOP tersebut sudah disosilisasikan kepada para pelaksana, baik untuk bagian medis maupun non-medis. Selanjutnya karakter rumah sakit sebagai pelaksana juga terlihat dari dibuatkannya alur pelayanan yang khusus untuk setiap program di RSU Kota Tangerang Selatan. Alur pelayanan yang dilakukan di RSU Kota Tangerang Selatan berdasarkan hasil observasi pada bagian pendaftaran dan administrasi program jaminan di RSU Kota Tangerang Selatan akan peneliti jelaskan dalam poin-poin dibawah: 1. Pasien datang akan langsung diterima oleh petugas keamanan satpam dan menanyakan kepentingan dari pasien ke rumah sakit. 2. Setelah pasien mengatakan tujuannya untuk berobat, maka petugas keamanan akan mengarahkan pasien untuk mengambil nomor antrian serta melakukan pengecekan berkas penjaminan pasien, apakah peserta tersebut merupakan peserta dengan jaminan kesehatan BPJS, Jamkesda, dan E-KTP atau peserta umum. Pengecekan juga dilakukan untuk melihat surat rujukan pasien dari puskesmas hanya peserta yang mempunyai rujukan dari puskesmas yang dapat dilayani di rumah sakit, terkecuali keadaan darurat, jika ternyata tidak lengkap maka petugas di meja pendaftaran tersebut akan meminta pasien untuk melengkapi terlebih dahulu surat rujukan dari puskesmas tempat domisili peserta JKN yang telah ditentukan BPJS. 3. Jika berkas lengkap, maka akan diarahkan langsung ke bagian administrasi Program JKN yang khusus ada pada sisi kiri ruang pendaftaran. 4. Selanjutnya, pasien mengantri untuk melakukan registrasi di bagian administrasi program JKN, jika setelah diperiksa oleh pihak administrasi dan ternyata datanya lengkap, maka pihak administrasi akan menerbitkan SEP Surat Eligibilitas Peserta secara online yang menyatakan bahwa pasien sudah terdaftar di BPJS dan dapat memperoleh layanan yang dibutuhkan, setelah itu petugas akan memberikan nomor antrian untuk ke poli, ataupun pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien tidak membayar apapun pada proses administrasi maupun setelah proses pengobatan selesai. 5. Pasien akan diarahkan menuju ruang poli ataupun ruang pelayanan medis yang dibutuhkan oleh petugas keamanan. 6. Setelah dipanggil nomor antrian berobatnya dan selesai mendapatkan pengobatan, pasien bisa langsung ke bagian farmasi Apotek rumah sakit yang berada pada bagian depan sisi kanan gedung baru RSU Tangerang Selatan jika ternyata pasien bisa rawat jalan. 7. Jika obat sudah ditebus dan diberikan pengarahan mengenai pedoman meminum obat, pasien boleh langsung meninggalkan rumah sakit. Pasien tidak mengeluarkan biaya apapun untuk menembus obat. 8. Jika pasien ternyata harus dirawat maka akan dilanjutkan proses administrasi rawat inap, jika ternyata harus dirujuk untuk mendapatkan pelayanan lainnya seperti MRI, Patologi Anatomi, dll, maka pasien akan kembali ke bagian administrasi dan menyerahkan surat rujukannya, jika ternyata memang ada alat medis yang dibutuhkan di RSU Tangerang Selatan akan langsung didisposisi ke bagian yang dibutuhkan tersebut oleh pihak administrasi, jika tidak ada maka pihak administrasi harus merujuk ke rumah sakit rekanan atau rumah sakit yang sudah bekerjasama. Jika peneliti ilustrasikan dari paparan diatas, berikut gambaran bagan proses pelayanan program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan yang peneliti buat agar mempermudah memahami alur secara singkat. Bagan 5.5. Alur Pelayanan Program JKN di RSU Kota Tangerang Selatan Sumber: ilustrasi peneliti dari wawancara, 2014 Selanjutnya, kompetensi yang dimiliki oleh rumah sakit merupakan salah satu indikator dari Karakteristik Organisasi Pelaksana, untuk jabatan di rumah sakit sendiri berdasarkan pengamatan serta telaah dokumen yang peneliti lakukan membuktikan bahwa minimal yang menduduki posisi fungsional adalah para Pendaftaran dan No. Antrian Pemeriksaan di PoliPelayanan Medis lainnya Administrasi Berkas Pemeriksaan Berkas Tindak Lanjut Pasien Pulang Rujukan Lebih lanjut Ambil Obat di Bagian Farmasi Apotek pegawai yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun, sehingga untuk bidang tersebut sudah sangat dikuasai oleh orang-orang yang lebih lama bekerja. Seperti, dari pengamatan peneliti, penanggung jawab Program Jaminan di RSU Kota Tangerang Selatan sudah lebih dari 4 tahun mengabdi pada bidang pelayanan non-medis, hal ini juga memberikan gambaran pada peneliti bahwa posisi-posisi strategis untuk pelaksanaan dilapangan telah diduduki oleh orang-orang yang tepat.

5.3.4. Komunikasi Antar Organisasi Pelaksana